Sang Bos Mafia

953 Kata
Viyone mengelus kepala anaknya dengan lembut, menyampaikan rasa cinta dan pengertian. "Tidak perlu minta maaf, Sayang. Mama tidak menyalahkanmu. Kamu adalah kebanggaan mama," ucap Viyone dengan suara lembut. "Mama, Apakah Mama tidak membenciku?" tanya Chris dengan ekspresi sedih dan khawatir. Tersenyum hangat, Viyone menjawab, "Mama tidak pernah membencimu dan tidak punya alasan untuk membencimu." "Benarkah?" tanya Chris, matanya berbinar dengan harapan. "Iya, kamu adalah kesayangan mama dan harta yang paling berharga," jawab Viyone dengan senyum yang semakin lebar, mengusir kekhawatiran di hati anaknya. "Kalau begitu, Mama harus menghabiskan makanan ini!" kata Chris dengan antusias, seolah ingin membuktikan betapa ia mencintai ibunya. Ia membuka kotak makanan yang dia beli, menampilkan berbagai hidangan lezat di dalamnya. Viyone tersenyum melihat semangat anaknya, ia merasa bahagia dan bangga memiliki anak seperti Chris. "Kita akan makan bersama, ya!" kata Viyone. Chris memberikan kotak makanan ini kepada ibunya," Aku sudah makan, Ma. Mama cepatkan habiskan" jawab Chris yang berusaha menyakinkan ibunya. Wilson yang masih berdiri di luar, memperhatikan Viyone dan putranya, "Tadi dia sama sekali tidak makan, kenapa dia harus berbohong dan hanya membeli makanan untuk ibunya, apakah dia kekurangan uang?" batin Wilson. Namun, Wilson tidak ingin muncul di hadapan mereka. Ia lebih memilih untuk menemui dokter yang menangani Viyone dan menanyakan kondisi yang sebenarnya. Wilson mengetuk pintu ruangan kantor dokter itu dan duduk di depannya, "Bagaimana sebenarnya kondisi Viyone Florencia?" tanyanya dengan wajah cemas. "Tuan, Apa hubungan pasien dengan Anda?" tanya Dokter itu. "Aku adalah kenalannya, Tolong jawab pertanyaanku!" jawab Wilson dengan tatapan dingin. Dokter itu menarik nafas sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. "Nyonya Hamilton terjatuh sehingga keguguran. Dan kini pasien tidak bisa melahirkan lagi. Demi menyelamatkan nyawanya, kami hanya bisa mengangkat rahimnya," jawab dokter itu dengan nada menyesal. Mendengar kabar tersebut, Wilson terdiam dan mengepal tangannya. "Di mana suaminya saat ini?" tanya Wilson dengan menatap tajam pada dokter itu. "Tuan Hamilton pernah datang sekali, ada suster yang mendengar pertengkaran mereka. Setelah hari itu, tuan Hamilton tidak pernah datang lagi," jawab Dokter. "Apa yang dia katakan?" tanya Wilson dengan wajah datar. "Sepertinya tuan Hamilton marah besar akibat keguguran yang terjadi. Dia sangat kecewa dan pergi begitu saja. Ada yang melihat anak pasien sedang duduk di luar dan menangis hingga larut malam," jawab Dokter itu lagi. Wilson kemudian bangkit dan melangkah menghampiri pintu kamar. Sebelum ia keluar ia memesan sesuatu kepada Dokter itu. "Semua biayanya aku akan melunasinya. Ada lagi, sediakan ranjang untuk anak pasien. Jangan sampai dia kedinginan atau kekurangan apa pun!" perintah Wilson dengan nada tegas. Malam pukul 21.00, Chris baru keluar dari kamar ibunya. Tiba-tiba, ia melihat ada makanan yang digantung di pintu kamarnya. Dia merasa bingung dan penasaran, lalu mengambil plastik tersebut. "Kenapa ada makanan di sini? Apakah untuk mama dan aku?" gumam Chris sambil mengintip ke dalam plastik yang berisi Mie dan beberapa lauk pauk. "Atau papa yang membelinya untuk kami? Tidak mungkin juga, dengan sifat papa seperti itu tidak mungkin peduli denganku," batin Chris dengan raut wajah sedih. Chris mencoba melupakan pikiran tentang ayahnya dan memutuskan untuk fokus pada makanan yang ada di tangannya. "Aku sudah lapar, terima kasih pada orang baik," ucap Chris yang tersenyum bahagia melihat makanan ini. Ia kemudian masuk kembali ke kamar pasien, di mana ibunya sedang tertidur lelap. Dengan perlahan, Chris duduk di samping tempat tidur ibunya dan mulai menyantap makanan tersebut dengan lahap. Ia menahan lapar yang sudah mulai menggerogoti perutnya sejak sore tadi. Setiap suapan yang masuk ke mulutnya terasa sangat nikmat, membuat Chris merasa bersyukur dan bahagia. "Orang baik mana yang membeli makanan untukku dan mama? Aku harus berterima kasih padanya. dan membalas budi baiknya. Makanan ini aku akan menyimpankan untuk mama," ucap Chris yang melihat sekotak makanan lainnya. Chris kemudian memandang ke ranjang yang di samping ibunya dengan binggung," Kenapa ada ranjang untukku? Setahu-ku harga yang aku bayar adalah untuk satu ranjang. Mana mungkin pihak rumah sakit akan memberi ranjang secara gratis," batin Chris. *** Wilson duduk di kursi besar yang melambangkan posisinya sebagai pemimpin mafia, di dalam markas Dragon. Keningnya berkerut, matanya memancarkan amarah setelah mendengar hasil penyelidikan Nick, pengawal paling tampan yang juga merupakan penembak jitu handal. "Jeff Hamilton berselingkuh di saat istrinya hamil besar, apa semua informasi ini benar-benar dari mereka?" tanya Wilson dengan nada penuh kebencian. "Iya, Bos. Kejadiannya di sebuah hotel mewah. Mereka telah mendengarnya dan melihatnya," jawab Nick, mantap. Elvis, anggota mafia yang dikenal paling teliti, menggertakkan gigi. "Pria tidak berguna, dia harus disiksa!" Wilson menghela napas, mengepalkan tangannya erat. "Kata dokter, Viyone hampir meninggal karena kejadian ini. Kecelakaan di saat kehamilan memasuki usia 8 bulan. sungguh membahayakan." "Bos, Bila perlu aku akan mengambil nyawanya," kata Nick. "Aku tidak ingin dia mati, terlalu mudah baginya. Tapi, cari dia sampai dapat. Apakah ada yang tahu di mana alamatnya?" tanya Wilson. "Alamat yang baru saya dapatkan di sebuah komplek perumahan, Akan tetapi, tetangganya mengatakan dia sudah beberapa hari tidak pulang," jawab Nick. "Kemana lagi dia? Apakah dia bersama selingkuhannya?" tanya Ethan yang ahli bertarung dengan mengunakan senjata tajam. "Di mana pun dia berada, cari dia sampai dapat! Selingkuhannya juga harus ditemukan!" perintah Wilson dengan penuh emosi. Sementara Chris menjumpai suster yang berdiri di depan komputer. "Kakak suster, Kenapa mengirim ranjang ke kamar kami? Aku tidak butuh ranjang. Karena tidak cukup uang," ujar Chris dengan polos. Suster itu tersenyum dan menjawab," Adik,ini uang yang kamu bayar kemarin. Semalam ada seorang paman yang baik telah melunasi biaya pengobatan mamamu. dan ranjang itu juga adalah permintaannya." Chris binggung dan menerima uangnya yang dikembalikan oleh suster itu. "Paman baik? Ha...," ucapnya sambil berpikir." Apakah paman itu sangat tampan dan tinggi?" tanya Chris. "Benar sekali! Dia mirip denganmu! Apakah paman itu papamu?" tanya Suster. "Bukan, dia adalah paman yang baik hati," jawab Chris dengan senyum. "Aku akan mengenalkan paman itu kepada mama," gumam Chris.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN