"Saar?" Ia mencari istrinya dari ambang pintu tadi tapi tak terlihat. Bahkan hingga ke dapur. Tapi ternyata baru menyahut dan suara itu berasal dari halaman samping. Ia pergi ke halaman samping dan melihat anak lelakinya tidur di dalam ayunan. Tampak pulas. "Udah pulang? Katanya darurat." "Ya aku harus berangkat ke Timor Leste." "Ada apa?" "Biasa lah, Sar. Pendekatan pejabat. Kita coba buka peluang ngambil bahan baku dari sana untuk buka pabrik di Papua. Aku harus bertamu dulu sama pejabat di sana." Sara mengangguk-angguk. Tak curiga sedikit pun. "Berapa lama?" "Begitu beres, aku langsung pulang." "Gak bawa aku sama anak-anak nih?" "Nanti kamu bosan. Aku juga harus ke Papua setelahnya." "Ya udaaaaaah. Aku ngambeeeeek." Feri terkekeh. Ia melihat anak lelakinya yang tampak pulas