"Sahur, dear....," ia membangunkan Maira. Ia sendiri sudah beranjak. Rambutnya tampak masih basah lalu memberikan baju handuk pada Maira yang masih menguap. "Aku tunggu di meja makan ya?" Maira mengangguk malu. Agha beranjak turun dan mendapati abinya sudah duduk di meja makan. Tadi satu per satu adiknya sudah dibangunkan. Abinya berdeham begitu melihatnya turun. Istrinya hanya menoleh sekilas lalu terkekeh. Paham kenapa suakinya tiba-tiba berdeham. "Bentar lagi bisa dapat cucu, Ai," oloknya yang membuat Agha terkekeh malu. Ia lupa mengeringkan rambutnya. Malah langsung turun begitu saja. Kemudian bergerak ke dapur untuk membantu umminya. Biasanya Maira yang cekatan membantunya. Tapi kali ini anak lelakinya yang turun tangan. Umminya hanya menggoreng ayam dan membuat sambel untuk