Ronan membawa semua yang Rhysabd tuhkan, lelaki yang baru saja bangun tidur namun harus selalu harus siap sedia dalam keadaan apapun itu terkejut melihat seorang wanita cantik memejamkan mata dan tergulung selimut tebal diranjang milik Rhysand.
“Si-siapa bos? Sejak kapan kau membawa wanita panggilan masuk ke kamarmu?”
“Wanita panggilan kakekmu? Kau tidak tahu dia siapa?” Tarik Rhysand barang-barang yang dibawa Ronan itu. “Jadi kau tidak memeriksa siapa perawat ibuku?”
“Suster Amanda?”
“Dia penyeludup, dia bukan seorang suster dan masuk ketempat ini karena mempunyai sebuah rencana besar menghancurkan keluargaku.”
“Penyeludup bagaimana bisa kau mengatakan itu? Agency yang mengirimkan para perawat ke keluarga ini adalah sebuah perusahaan terpercaya, mereka mempunyai nama besar yang sangat baik.”
“Dan perempuan sialan ini adalah penipu yang sangat baik dalam menyusun rencananya. Kau tahu dia siapa? Dia pemilik rumah hutan itu dan yang menyelamatkanku saat kau buang ke aliran sungai.”
“Apa? Bagaimana bisa?”
“Kau tanyakan saja padanya, dunia sangat sempit! Dia berencana buruk terhadap Angela dan Noah. Aku tidak akan membiarkan adikku dalam bahaya, sekalipun dia menyelamatkanku tapi bukankah aku tidak pernah meminta itu, jika akhirnya dia akan melakukan ini sebaiknya tidak perlu menyelamatkanku, kau sangat mengenalku aku rela mati asalkan keluargaku baik-baik saja.”
Rhysand lagi-lagi mengingat pesan ayahnya untuk menjaga adik-adik dan ibunya, dia juga mengingat bagaimana mereka kecil saat dulu sang ayah membawa mereka pergi dari Mansion, hidup mereka sangat menyedihkan kala Angel kecil dan Vio masih dalam kandungan.
Mereka pernah bertahan hidup di sebuah kota kecil dimana ayahnya sempat bekerja sebagai buruh kasar sebab bertengkar hebat dengan sang kakek. Betapa seringnya Rhysand menahan rasa lapar demi bisa melihat adiknya Angela makan dengan banyak.
Dimana Angela juga sedari kecil sudah sering sakit-sakitan bersyukur saat beranjak dewasa dia tumbuh normal dan sehat seperti anak-anak lain.
“Lalu apa rencanamu dengan wanita ini bos? Astaga aku tidak percaya ini.”
“Mengembalikan dia ke hutan, lihat di sudah melakukan rencananya dengan berpakaian seperti itu.” Kata Rhysand melihat pada wanita itu.
“Lalu tanpa sengaja salah sasaran kau yang terkena oleh rencananya?”
“Apa maksudmu sialan!”
“Tidak ada! santailah kenapa kau emosi.”
Ronan lalu mendekati ranjang dan membuka selimut tebal dan sprei yang menutupi tubuh Isara.
“Apa yang kau lakukan!” Tarik Rhysand lengan Ronan.
“Hanya memeriksa. Lalu untuk siapa penutup mata itu?”
“Ibumu! Untuk siapa lagi jika bukan untuknya?”
“Sebaiknya untukmu saja bos, kau terlihat menegang karenanya.”
“Terkutuk Ronan jaga bicaramu, dia tidak sedikitpun membuatku bergairaah! Ayo bantu aku mengikat wanita itu, lalu segera kirimkan dia kembali ke hutan.”
Rhysand melemparkan tali diantar selimut, ia akan mengikat Isara didalam selimut itu kemudian memborgol dan menutupi matanya sebelum akhirnya membuangnya kembali ke hutan.
Ronan kemudian ikut membantu Rhysand mengikat Isara yang tidak sadarkan diri itu, sungguh dalam tidurnya Isara yang penuh ambisi dan dendam itu mendengar semua percakapan Rhysand dan Ronan namun dia sulit sekali untuk membuka matanya.
"Kau tidak bisa bermain-main denganku! sebelum kau memulai aku akan mengembalikan kau ketempat asalmu!"
Saat sedang sibuk membungkus Isara terdengar suara teriakan yang sangat jauh sepertinya dibawah sana. "Apa itu?"Ronan cepat keluar dari area kamar Rhysand untuk melihat sesuatu yang terjadi, di area ruangan kerja Rhysand, Ronan melihat keluar jendela yang dibuka disana dan terlihatlah dibawah sana Elisa ibu Rhysand sedang mengamuk histeris dipegangi susah payah oleh Eva dan para pembantu lainnya.
“Bos, ibumu!”
“Kenapa ibuku?” Rhysand bergegas berlari melihat ke jendela yang terbuka itu dan terlihatlah disana ibunya yang meronta-ronta memukuli semua orang dan tidur dihalaman. “Apa yang terjadi?”
Tidak menunggu Rhysand dan Ronan segera turun untuk melihat sang ibu. Suasana dibawah begitu panik dan dibuat sibuk oleh Elisa yang mengamuk entah karena apa, Rhysand berlarian melewati semua orang lalu merendahkan tubuhnya ? menangangani sang ibu.
“Ada apa Bibi Eva?”
“Aku tidak tahu anak baik, Ibumu tiba-tiba seperti ini. Entah dimana suster Amanda dia sepertinya mencari suster Amanda.”
“Suster Amanda! Dimana dia, dia diculik! Pasti dia diculik semua orang yang baik denganku selalu diculik olehnya!” Teriak Elisa histeris memukuli semua orang yang memeganginya tidak terkecuali putranya.
“Mom kenapa sih mom seperti ini! Ayolah mom, aku ingin mom pulih!” Angela menatap lirih ibunya berdiri tidak jauh dari ibunya.
“Mom...tenanglah mom!” Rhysand mendekap ibunya berusaha menenangkan, bisa-bisanya sang ibu mencari wanita hutan penjahat sialan itu. Apa yang sudah dia lakukan kepada ibunya sehingga tiba-tiba ibunya jadi sangat menyukai dia seperti ini.
“... Dia... Pamanmu, mereka semua! Pasti mereka menculik suster Amanda! Mereka jahat! Mereka jahat!”
“Mom, aku mohon jangan seperti ini, kita ke kamar nanti aku akan cari suster Amanda atau menggantikan dia dengan yang lebih baik.”
“Tuhan dimana suster itu, tadi malam dia tidur bersama Elisa, lalu apa yang terjadi!” Eva kepala pembantu dirumah itu ikut kebingungan, sebab dia tadi sudah mencari Isara namun dia tidak ada di kamarnya.
“Mom, aku rindu ibuku yang lama ayolah pulih.” Vio ikut mendekati sang ibu tapi enggan memeganginya sebab dia pernah dipukul dan ditampari oleh ibunya ketika kambuh.
Beberapa menit kemudian saat semua sedang sibuk membujuk Elisa dalam kepanikan, tiba-tiba sosok dengan jubah mandi dan rambut basah muncul disana. “Ibu Elisa? Ibu Elisa apa yang terjadi?” Isara datang kesana, dia berkating panik, padahal sungguh kepalanya masih sangat pusing sebab dibius oleh Rhysand, beruntung dia bisa siuman dan melihat ke jendela apa yang sedang terjadi. Segera dia menarik bathrobe Rhysand dikamar mandi dan membasahi rambutnya untuk turun segera kebawah.
“Suster Amanda! Kau dari mana saja!” kata Eva.
“Astaga suster kau darimana?” Vio ikut leha suster tiba disana.
Rhysand dan Ronan terperangah melihat wanita dengan bathrobe dan rambut basah itu, benar-benar kelakuan Isara membuat kedua laki-laki itu tercengang.
“Maaf Bibi Eva, ibu Elisa. Aku mandi dikamar mandi pembantu di belakang, kamar mandi dikamar ku airnya tidak menyala. Seorang pelayanan mengatakan ibu Elisa mengamuk histeris aku terburu-buru kesini belum sempat berpakaian.”
"Sudah! sudah cepat suster, Nyonya Elisa membutuhkanmu." Eva mengusap dadanya sedikit lega.
“Suster Amanda tolong aku!” Elisa merentangkan kedua tangannya meminta Isara datang dan Isara pun langsung menghampiri Elisa memasang wajah dengan mimik khawatir sekali.
“Ibu Elisa, maafkan aku. Aku ingin membangunkan ibu untuk izin keluar tapi aku tidak tega.” Ambil Isara wanita itu dari dekap Rhysand.
Bedebah!
Tangan Rhysand terlepas dari dekapan ibunya yang pindah kepada Isara, Rhysand benar-benar dibuat shock oleh akting wanita ini yang entah bagaimana dia bisa siuman lalu membuat cerita baru selesai mandi seperti ini.
Ronan disana hanya bisa menggelengkan kepala sekarang dia semakin paham dengan ucapan Rhysand, ini benar-benar perempuan yang pintar dan penuh muslihat sepertinya akan susah untuk Rhysand buang kembali ke hutan.
“Ibu Elisa, ayo kita kembali ke kamar.” Perlakuan Isara, Elisa sangat baik dia rela berjongkok meminta Elisa naik ke punggungnya untuk ia gendong padahal ada banyak orang disana yang bisa saja membantu mengangkat Elisa, tapi itulah Isara ambisinya membuat dia rela akan melakukan apa saja.
“Sepertinya sainganmu berat, bos!” ucap Ronan saat Rhysand sudah bangkit dari sana.
“Sialan! Perempuan licik!”
Setelah Isara dah Elisa pergi, Noah yang baru pulang berlari pagi tiba disana, ia menghampiri Angela dan yang lainnya disana.
“Ada apa sayang?”
“Mom kambuh, ayo kembali ke kamar kau harus berangkat ke kantor kan?” Rangkul Angela, Noah pergi dari sana.
Rhysand melihat pada iparnya itu yang tampak senang saat Rhysand kembali kemarin, mungkinkah Noah menyakiti orang seperti wanita hutan itu. Sedari dulu Noah tampak menyayangi Angela adiknya, dia pekerja keras dan orang yang sangat bisa diandalkan.
"Mungkin Noah dan wanita hutan itu belum bertemu." Tebak Rhysand.
“Wow! Wow aku menjadi sulit berfikir.” Kata Ronan.
“Kau memang tidak bisa berfikir sebelum peluru mengancammu! Tali apa yang kau berikan denganku? Tali celana dalam nenekmu atau tali pancing peninggalan kakek buyutmu saat memancing disegitia bermuda? Bagaimana bisa dia terlepas setelah diikat kuat.”
“Kau salah mengikatnya bos! bukan salah bagaimana aku mendapatkannya!”
“Enyahlah aku muak melihat wajahmu, sialan!” Rhysand pun pergi dari sana..
***
Beberapa jam berlalu.
Isara tertawa didepan kaca saat berhasil lepas dari Rhysand dan kini dia sudah berhasil menggenggam kunci kekuatan yang bisa membuat dia tetap akan disana. Elisa ibu Rhysand terlihat sangat menyukainya.
“Bagaimana tuan? Anda bisa apa? Aku tidak takut sekuat apapun kau berusaha menyingkirkanku.”
Bruakkk!
Di tengah malam yang tamaram area kamar mandinya Isara yang sudah berada didalam kamarnya mendengar suara tendangan kuat, ia di kamar mandinya berjalan keluar dan melihat pintu kamarnya terlepas. Isara yang hanya memakai handuk terkejut mendapati sosok tinggi berjas rapi dengan tatapan penuh kebencian itu ada dikamarnya.
Rhysand menutup kembali pintu, benar-benar membuat Isara bergidik ngeri. “Apa yang anda lakukan!” pekiknya.
“Kau merecuni ibuku! Apa yang kau katakan padanya sampai tiba-tiba dia melarangku masuk ke kamarnya.”
“Oh ya? Aku tidak melakukan apapun.” Jawab Isara memegangi kuat handuknya sembari mencari apapun untuk menutupi tubuhnya.
“Aku tidak bodoh! apa yang kau lakukan Suster Palsu!” Pekik Rhysand lagi sukses membuat Isara terkejut takut.
“Mu-mungkin ibu Elisa ingin tidur tanpa diganggu.”
“Ibuku tidak seperti itu, dia selalu suka aku datang! Dia selalu menunggu aku pulang dan menemaninya makan malam.”
“Mungkin dia melihatmu sama seperti penjahat-penjahat yang ada difikirannya, pergilah dari sini. Kita tidak ada urusan—“
Bruak
Rhysand memukul kuat dinding. “Aku bisa membunuh seseorang jika dia membahayakan keluargaku.”
“Oh ya...sayangnya aku tidak takut, lalu kau fikir aku tidak bisa membunuh juga?”
“b*****h!” Rhysand mendekat menatap penuh ancaman pada Isara. “Pergi dari sini sekarang juga!”
Isara mundur satu langkah. “Tidak! Tidak akan!”
Rhysand yang tersulut emosi seketika menarik tangan Isara dan mereka terlibat saling tarik menarik, sampai akhirnya handuk Isara terlepas dari tubuhnya. Namun Isara tidak peduli sebab dia memakai celana dalam, lagi pula dendam dan ambisi sudah membutaka dia. Dia akan melakukan apapun sekalipun nyawa taruhannya. Noah harus mendapatkan balasannya, dia harus hancur sehancur-hancurnya.
Netra Rhysand membola melihat tubuh mulus Isara secepat kilat ia mengalihkan wajahnya melihat d**a yang nyaris terbuka lalu ada sebuah tatoo disana. Segera laki-laki itu pergi dari kamar Isara dan meninggalkannya begitu saja.
Isara tertawa, “Hay tuan pengacara kau fikir aku takut denganmu? Jangankan Ibumu. Aku juga bisa menaklukanmu. Tunggu saja waktunya kau akan bertekuk lutut denganku.”ucap Isara terseyum penuh kemenangan.