“Kau sedang mempermainkanku!” Rhysand mendorong pelan Isara, ia tidak ingin dibuat terbang dalam kepalsuan.
“Mempermainkan? Apa tujuannya?” Bantah Isara dengan tawa.
“Apa yang kau lakukan disini? Siapa yang kau temui, suruh dia keluar!”
Rhysand tidak ingin percaya diri begitu saja bahwasanya Isara membuat ini untuknya, Rhysand tahu seperti apa Isara yang selalu banyak cara untuk melakukan pembalasan.
“Kau takut dipermainkan suamiku?” Isara berusaha menyentuh lagi wajah Rhysand.
“Jangan sentuh aku.”
“Jangan sentuh? Bukankah itu seharusnya hak yang kau dapatkan?” Jemari lentik Isara mulai meraba d**a Rhysand, sungguh sebuah sentuhan yang cepat sekali mengaliri setruman. Rhysand merasakam aliran darahnya mengalir begitu cepat membuat sekujur tubuhnya bereaksi gelisah, suasana ding
