"Kak… Mau makan apa?" tanya Elis pada Vina. Seakan sifatnya yang picik berubah seratus persen. "Kak? Sejak kapan kamu panggil aku kak?" tanya Vina menarik sudut bibirnya sinis. "Sapa tahu dia berubah dan jadi tambah baik sama kamu." saut Albert. "Seorang ular tidak akan pernah berubah jadi kelinci. Kalau ular akan tetap jadi ular." tejam Vina, menarik satu alisnya. Bersamaan ia menarik satu sudut bibirnya sinis. "Tapi ular berbisa memakan katak kecil yang tidak ada apa-apanya." sambung Elis tak kalah sinisnya. "Katak juga ada yang beracun. Jadi jangan anggap diri kamu paling cerdik di sini." tajam Vina pada Elis. Membuat wanita itu terbungkam. Elis hanya bisa menggeram kesal, mengepalkan tangannya. Vino yang tahu jika Elis marah. Ia memegang tangannya. "Jangan terbawa emosi." u