Vina kecewa dengan Albert yang lebih mementingkan wanita lain dari pada dirinya. laki-aki mata keranjang itu tidak akan pernah bisa lepas dari kecantikan dan tubuh molek wanita. dia juga pasti akan kembali dan kembali lagi. Tidak ada kata mencoba merubah dirinya. Bagi mereka kepuasan nafsu membuat dia merasa sangat puas. Vina terus meneteskan air matanya. Berjalan dengan langkah cepat. Keluar dari mall. Dan segera menuju ke parkiran. Hikss… Hikss… "Aarrggg…" teriak Vina meluapkan emosi dalam dirinya. "Kenapa nasib aku selalu seperti ini. Kenapa aku tidak bisa melupakan dia. Kenapa aku selalu hidup dalam bayang-bayangnya. Apa ini sudah takdirku harus di sakiti." ucap Vina meluapkan perasaan hatinya. Beberapa orang yang lewat menatapnya seperti orang gila. Mereka menatap jijik, melihat V