TJCPP 34

1200 Kata
Sementara Myrin kembali fokus melihat ke depan. Meski hatinya tetap terusik dengan kelinci yang ada pada Alvaerelle. Memang benar, dia bisa memutuskan apa pun. Termasuk mengubah peraturan. Walau sebenarnya Alvaerelle tidak menyalahi aturan tentang berburu. Hanya saja ada ushanya yang membantu gadis itu untuk membantunya. Dan lagi, dia tidak ingin kalau Alvaerelle membatalkan pertunangan mereka dengan mudahnya. Tidak. Penyiksaan gadis ini tidak boleh berakhir semudah itu. Saat ini dia butuh banyak berpikir. - - - - - - - - - - - - - - - "Nona Alvaerelle!!!" teriakan dari gadis berambut pirang dari kejauhan itu cukup membuat kedua ujung bibirnya tertarik. Alvaerelle sangat tidak sabar ingin memeluk Leia. Gadis itu juga pasti sudah sangat merindukannya. "Jangan macam-macam, Alvaerelle. Apa kamu tidak lihat jarak antara kita dan halaman kerajaan masih jauh," ucap Myrin yang justru semakin mendekapnya. Ah tidak, ini bahkan lebih buruk dari itu. Alvaerelle sama sekali tidak mengerti alasan apa yang membuat tunangannya yang sangat menyebalkan ini justru memperlambat laju kuda mereka. Sekarang ingin membuat dirinya kesal. Jika saja dia tidak mendekap kelinci ekor merah, dia akan memastikan kedua tangannya sudah siap mencekik laki-laki itu. Dia sangat kesal. Dia tidak mau diganggu gugat lagi. Dia cukup yakin, dia tidak mengganggu Myrin. Lantas apa yang membuat laki-laki mengganggunya secara terus-menerus? Ugh, Ini menyebalkan. Alvaerelle melihat ke langit-langit, dia mencoba mencari jawaban dari bintang-bintang yang berhamburan di atas sana. Laju kuda ini sangat lambat. Bahkan Kesatria Filan saja sudah ada di depan mereka. Ini memang kejahilan Myrin yang lain! Myrin yang menjadi tersangka utama malah tidak menanggapi. Dia memang sengaja memperlambat. Jujur dia masih agak k sal dengan Alvaerelle. Tunangannya itu membuat dia pulang terlambat, dalam bahaya dan hampir terkena rumor miring. Bahwa dirinya adalah kutukan dan mungkin membiarkan Alvaerelle mati di hutan. Oh tentu saja dia sangat tidak menginginkan untuk mendengar hal-hal seperti itu. "Jika kamu berpikir untuk melompat, lupakan saja. Aku akan mempercepat laju kudanya dan kamu akan terluka. Tidak akan ada yang memarahiku, karena kamu terlihat sebagai orang yang memberontak," ucap Myrin pada Alvaerelle. Entah bagaimana ucapan Myrin patut dia benarkan. Karena laju yang lambat, dia berpikir untuk lompat saja. Namun, sepertinya hanya dengan perpindahan gestur tubuh saja sudah membuat laki-laki ini menatapnya tajam. Oke, tidak ada pilihan selain menuruti. Namun, itu sama sekali tidak terlihat seperti dirinya. Alvaerelle tidak mau dianggap lemah. Jadi dia pun mendekap kelinci ekor merah dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan digunakan untuk menyingkap tangan milik Myrin. Dia belum berniat melompat, tetapi siapa yang sangka tubuhnya akan kehilangan keseimbangan begitu saja. Alvaerelle berteriak. Dia tidak akan sempat ditolong dan benar saja. Pria sendiri baru menghentikan kudanya ketika gadis itu sudah terhempas di atas tanah. Kesakitan. Buru-buru Myrin pun turun dan menghampiri tunangannya. Atas rasa simpati dan martabatnya sebagai pangeran mahkota, dia tidak mungkin mengabaikan Alvaerelle. Ada teriakan di sana yang membuat Myrin pun tidak fokus. Mereka meneriaki nama tunangannya dan yang paling menyebalkan adalah ketika sebuah kuda lain dengan cepat menghampiri mereka. Padahal Myrin sudah siap membopong gadis yang tidak sadarkan diri itu. "Bagaimana bisa kamu membiarkan dia melompat dari atas kuda, Pangeran Mahkota Myrin Elpetor!" amuk seorang laki-laki dan suara itu sangat tidak Myrin sukai. Sehingga, laki-laki dengan rambut hitam itu pun menoleh, mendapati elf dengan rambut biru. "Aku rasa ini bukan urusan dari seorang mantan pangeran mahkota seperti dirimu, Ayred. Sekarang menyingkirlah! Kamu membuatku tidak bisa membawanya pergi," jelas Myrin tidak mau kalah dengan lawannya. Ayred pun segera membawa kudanya menyingkir, membiarkan Myrin membawa sang gadis dengan erat. Setidaknya itu menenangkan untuk hati Ayred. Dia lalu akan beranjak, tetapi seekor kelinci dengan ekor merah ada di bawah sana. Bukankah itu hasil perburuan hari ini? Entah apa yang membuatnya terpikirkan sampai harus menggunakan sihir dan membawanya ke dekapan. Entahlah, tetapi dia rasa ini milik Alvaerelle. Alvaerelle perlu diperiksa dan setelah satu jam gadis itu sadar, tetapi kakinya terkilir —walau tidak parah. Dokter dan keluarga kerajaan tidak menyarankan gadis itu untuk beranjak dari kasurnya. Oke, Myrin sendiri menganggapnya sangat berlebihan. Untuk apa kaki yang terkilir diperlakukan seperti seseorang yang jatuh dari tebing? Namun, sepertinya dia lupa. Tunangannya memang pernah jatuh dari tebing. "Aku rasa ini berlebihan," ucap Alvaerelle sambil terbaring. Dia melihat ke sisi dan Leia sangat pucat. Oh ayolah dia hanya jatuh dari kuda bukan dari tebing—bahkan itu pun bukan dirinya, tetapi Alvaerelle yang asli. "Nona, Anda punya riwayat jatuh dari tebing. Bagaimana bisa Anda berkata itu bukan masalah apa-apa? Bahkan orang yang berdiri pun bisa mati seketika," jelas Leia, "aku terlalu takut." "Tidak ada yang perlu kamu takutkan dan kamu hiraukan. Aku baik-baik saja. Lihat, Pangeran Myrin saja menatapku dengan kesal karena ini. Dia juga pasti sadar kalau tunangannya baik-baik saja," jelas Alvaerelle. "Ya, Pangeran Myrin bahkan sangat panik ketika melihat kamu terjatuh Alvaerelle. Dan, ini kelinci dengan ekor merah, aku rasa Tunanganmu terlalu panik sampai lupa untuk membawanya," ucap Ayred yang tengah berjalan dari ambang pintu. Alvaerelle buru-buru duduk, tetapi punggungnya sakit. Sepertinya hantaman ke tanah cukup membuat tubuhnya sakit. Bagaimana bisa Alvaerelle dulu sangat nekat dengan lompat dari ketinggian? Dia tidak habis pikir. Jadi dia pun menyerah dan berakhir berbaring kembali. Ayred yang melihat itu hanya tertawa kecil. Dia lalu menyerahkan hewan peliharaan itu ke tangan Leia. Barulah laki-laki dengan rambut biru itu berani berbicara, "Selamat ya, Alvaerelle. Kamu berhasil membawa hasil buruanmu. Aku rasa Pangeran Mahkota harus memberikan hadiah yang sesuai dengan perjanjian bukan?" "Apa?!" geram Myrin menatap tidak percaya pada laki-laki itu. Kesatria Filan yang sedari tadi hanya menyimak pun turut berbicara, "Tuan Ayred benar, Pangeran. Anda sudah mengajukan ultimatum dan harus Anda tepati. Menangkap kelinci dengan ekor merah itu tidak mudah." "Tapi aku punya andil dalam penangkapannya!" "Yang kamu lakukan hanya membuatnya takut, Pangeran Myrin!" "Hei! Tanpa itu kelinci ini tidak akan luluh dengan perlakuanmu! Sudahlah. Apa yang kamu inginkan. Dalam hitungan ke sepuluh, kamu harus sudah mengatakannya," jelas Myrin. "Aku ingin Le—" "Ditolak!" Bagai disambar petir, semua orang yang ada di sana kebingungan. Mereka belum menghitung sampai sepuluh, lalu Pangeran Myrin sudah menolaknya. Bahkan Alvaerelle belum mengutarakan apa-apa. Bisa-bisanya. Bahkan gadis yang bersangkutan pun tidak habis pikir dengan kelakukan laki-laki itu. Oh andai saja punggungnya tidak sakit. Sepertinya ini memang hati keberuntungan Myrin. Dengan dirinya yang terluka, dia tidak bisa melawan Myrin sampai babak belur. Huh. Padahal dia sangat menantikannya. Bahkan itu karena laki-laki itu menolak mentah-mentah apa yang akan diucapkannya. "Aku menolak jika kamu ingin membatalkan pertunangan kita, Alvaerelle Zinsastra. Aku sudah memperingatkan dirimu. Kematianmu haruslah sangat menyakitkan," jelas Myrin. "Hah?" balas Alvaerelle bingung, "memangnya siapa yang akan meminta membatalkan pertunangan?" Myrin membuka matanya lebar-lebar. Laki-laki itu pun buru-buru menoleh dan melihat gadisnya dengan seksama. Mulut laki-laki itu agak terbuka. Sama seperti yang lainnya. "Bukankah itu yang akan kamu minta? Menggagalkan pertunangan ini lalu pergi sejauh mungkin dariku?" tukas Myrin masih tidak mau kalah. "Sebaiknya kamu belajar mendengar terlebih dahulu sebelum belajar memerintah suatu negara, Pangeran Myrin. Aku tidak meminta itu. Aku ingin meminta hal lain," ucap Alvaerelle pelan. Dia tengah menahan diri agar tidak tertawa, tetapi ternyata sangat sulit. "Lantas apa yang ingin kamu minta?" Alvaerelle pun tersenyum, sekilas dia menatap Leia lalu kembali melihat kembali pada Myrin. "Tolong berikan Leia kesempatan Leia mengambil pendidikannya di Akademi, lalu berikan dia dan keluarganya kebebasan dari Keluarga Zinsastra."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN