TJCPP 36

1109 Kata
“Bagaimana mungkin aku tidak memaafkan Nona? Tidak ... tidak. Aku akan terus berterima kasih padamu, Nona Alvaerelle. Ah tidak ... Nona Alvaerelle. Anda selalu berkata untuk memanggil dengan nama itu bukan?” - - - - - - - - - - - - - - - Apa pun yang dia rasakan saat ini benar-benar begitu menenangkan. Dia tidak menyangka akan tiba saat di mana Leia menyebutkan namanya dengan benar. Dia sangat bahagia dengan itu. Sejujurnya dia juga cukup senang dengan keadaan yang dilihatnya. Alvaerelle memeluk erat tubuh pelayan pribadinya. Tidak. Sebentar lagi Leia akan bebas, dia tidak akan menjadi pelayan dari dirinya lagi. Bahkan mungkin akan memberontak kepada dirinya. Tidak masalah. Setidaknya dia tidak menyesal. Ini adalah keputusannya. Hadiah yang dia berikan kepada pelayannya. Semua kerja keras gadis itu tidak mungkin dia abaikan. Selama ini usaha dan kerja kerasnya membuat Alvaerelle pun turut bangga dan sangat ingin bersama dengan gadis itu. Namun, tetap saja, Alvaerelle tidak mau mengekang pelayannya. Dia memiliki kebahagian dan masa depan yang lebih cerah. Alvaerelle lebih paham apa itu ketidakadilan, hidup selama bertahun-tahun dengan diasuh oleh bibinya membuat dia sadar kalau Leia pun tengah sepertinya. Alvaerelle pun memiliki nasib sama. Dan hanya dia yang bisa membebaskan kedua gadis itu. Inilah takdirnya untuk menjadi pengubah takdir mereka semua. Jadi dia tidak bisa membiarkan Leia berada di sini terus. “Pergilah, Leia. Aku tidak masalah dan akan baik-baik saja. Bagaimana pun, kamu harus mengepakkan sayap dengan lebar. Sekarang tidak akan lagi menjadi burung cantik yang tersimpan di dalam sangkar saja,” jelas Alvaerelle sambil menangis sesenggukan. “Nona mengabaikan kesempatan untuk membuat hidup dengan damai. Tanpaku, apa Anda akan baik-baik saja? Aku benar-benar takut jika akan terjadi sesuatu yang buruk pada Nona. Tapi, jika Nona sudah berusaha meyakinkanku sampai seperti ini, tidak mungkin aku abaikan lagi,” jelas Leia yang lalu menyeka air matanya. Alvaerelle mengangguk. Sekarang mereka benar-benar melepaskan pelukan mereka. Saling merelakan satu sama lain. Sebenarnya Alvaerelle tahu masih banyak waktu sampai Leia pergi. Akan tetapi, saat ini mereka ingin menikmati waktu sebelum mereka benar-benar berpisah. Sampai, mereka berhenti karena adanya suara langkah kaki dari tempat lain. Mereka tengah berjalan ke tempat ini. “Sedari tadi aku menunggu kalian berdua untuk selesai berbicara. Aku tidak mau mengganggu, tetapi aku tidak tahan lagi,” jelas seorang laki-laki di ambang pintu. Rambut biru dan senyumnya yang mengembang merupakan ciri khas yang paling diingat oleh Leia selama ini. Untuk kali ini dia tidak kesal padanya. Berkat laki-laki itu pula, dia bisa mendapatkan haknya. Siapa yang menyangka kalau Myrin yang tadinya tidak akan memberikan hadiah malah berbalik akan memberikan hadiah. Benar-benar menyenangkan. Dia sangat menyukai hal ini. Seraya menatap laki-laki itu, Alvaerelle balas dengan senyuman terbaiknya juga. Ayred memang tidak seburuk yang dia pikirkan. “Tuan Ayred, hal apa yang membuat kamu mau datang ke tempat ini?” tanya Alvaerelle penasaran. Ayred hanya tersenyum, lalu dia mendudukan diri di ujung tempat tidur sang gadis. “Kurasa berkunjung ke teman yang sakit tidak ada yang salah, kan? Bagaimana keadaanmu Nona Alvaerelle ... ah sebenarnya aku sedikit menguping. Namamu Alvaerelle?” ucap Ayred pelan. Dia tidak mengatakan apa pun tentang hal itu. Alvaerelle melirik ke arah Leia. Dia punya berbagai alasan, tetapi yang paling penting sekarang adalah, apakah laki-laki itu akan paham dengan penjelasannya? Bahkan Leia saja belum begitu percaya pada awalnya dia menganggap perubahan sikap Alvaerelle hanya karena pemberontakan. Dan baru kali ini dia mengakui kalau gadis yang dilayaninya memang berbeda. “Aku sadar kamu berbeda dari yang lain, tetapi aku tidak begitu mengerti apa yang aneh dalam dirimu. Bisakah kamu menjelaskan padaku apa yang ingin kamu katakan padaku?” ucap Ayred sambil memegang tangan Alvaerelle lembut. Sensasi hangat ini tidak pernah dia rasakan. Gadis dengan rambut cokelat itu merasa asing. “Sejujurnya aku sendiri tidak tahu apakah benar kalau kamu akan memercayaiku. Aku tidak berasal dari sini dan namaku bukan Alvaerelle Zinsastra. Aku baru mengetahui nama itu ketika bangun dari suatu kecelakaan di tempat asalku sendiri. Namun, aku tidak pernah menyangka jika ini bukanlah sebuah mimpi. “Kenyataan bahwa aku hampir mati dibawa oleh perampok. Juga kenyataan ketika aku dan pangeran Myrin menjadi tunangan dan nyaris mati karena seekor kelinci saja,” jelas Alvaerelle pelan seraya melihat ke bawah. Dia tidak pernah menyangka kalau ini semua akan terjadi begitu saja. “Itu memang sulit dimengerti. Namun, mana yang kamu miliki sangat berbeda dariku atau Pangeran Myrin. Bahkan lebih kuat, tetapi tidak mengalir. Aku tidak mengerti apakah ada sesuatu yang menghambat atau tidak. Namun, aku tidak bisa menyebutmu sebagai Alvaerelle. Saat ini kamu adalah Alvaerelle. Semua orang mengenalmu begitu,” jelas Ayred. “Aku tahu, aku tidak masalah dengan itu, Tuan Ayred. Meskipun aku meneriaki namaku, itu akan menjadi hal terbodoh yang pernah aku lakukan. Tidak masalah. Nama Alvaerelle juga tidak aku benci. Hanya saja nama keluarga tidak aku sukai. Zinsastra benar-benar buruk. Apa kamu percaya jika kukatakan bahwa aku bukanlah orang uang membunuh tunangan Pangeran Myrin?” Entah apa yang terjadi ketika itu, tetapi Alvaerelle dapat melihat wajah Ayred menegang. Pucatnya bahkan menyaingi dia yang sakit. Lalu pegangan tangannya pun sangat erat. Entahlah, dia benar-benar tidak mengerti. Apa yang membuat laki-laki itu terlihat sangat marah dan begitu kesal. Apa ini ada hubungannya dengan mundurnya laki-laki itu sebagai putra mahkota? Ayolah, dia jadi tidak mengerti kenapa para gadis di dunia elf sepertinya sangat menderita. Apa memang seharusnya dia melarikan diri saja dari tempat ini. “Kematian Soliana adalah kesalahan dari Pangeran Myrin. Aku tidak akan pernah memaafkan orang yang sudah bersalah. Meski begitu, aku pun memang tidak bisa sepenuhnya percaya darimu. Semua orang menganggap kamu yang membunuh Soliana. Awalnya aku ingin membiarkanmu dan bahkan turut menyiksamu, Nona Alvaerelle,” jelas Ayred dengan raut wajahnya yang sangat menakutkan. Soliana sepertinya sangat berpengaruh besar pada hal ini. “Bagaimana bisa aku tidak tahu? Keluarga Zinsastra hanya akan menyembunyikan kebenaran agar anak mereka aman,” balas Alvaerelle pelan. Ayred kembali tenang. Dia lalu menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Bahkan dia terlihat seperti bersalah. “Aku belum selesai bicara, Alvaerelle. Wajah Leia yang sangat cemas saat itu membuatku sadar. Kamu bukanlah orang yang buruk. Pelayanmu ini sangat berusaha membuatku percaya. Tidak aku sangka kamu memang tidak seburuk itu.” “Apa yang dikatakan olehmu, Leia?” tanya Alvaerelle penasaran. “Aku ... aku hanya ingin membuat mereka percaya kalau Anda sangat baik,” jelas Leia. Lalu Ayred pun tersenyum. “Jangan dipikirkan lagi, Alvaerelle. Sejauh ini, aku hanya bisa berlaku baik. Namun, aku tidak bisa menghentikan ultimatum atau bahkan meyakinkan Myrin. Hubungan kami lebih buruk daripada yang kamu bayangkan.” “Lebih ... buruk?” ucap Alvaerelle lirih. Dia tahu mereka tidak berhubungan baik. Tapi seburuk apa itu semua?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN