Kemarahan Tante Janeeta

1152 Kata
Tante Janeeta setelah memukul Siska dan melampiaskan kemarahannya, dia langsung mengusir mereka semua. Raffa saat itu takut kalau Tante Janeeta juga akan meninggalkan dia, karena berkhianat padanya. Raffa marah karena diusir berbarengan dengan Siska. kondisi Rico juga semakin gawat dan Siska memaksa Raffa untuk mengantarkan Rico ke rumah sakit. "Bantu aku ke rumah sakit, Raff. Dia sekarat saat ini, kalau kamu tidak mau tidak masalah. Apa kamu mau dianggap sebagai pembunuh? Rico itu Papanya lebih berkuasa dari pada Papaku," kata Siska yang memaksa Raffa. "Baiklah! Aku akan bawa dia ke rumah sakit. Jangan pegang tanganku, jijik aku denganmu! Dasar wanita m***m yang murahan," ketus Raffa yang risih dipegang tangannya oleh Siska. Raffa mengantarkan Rico ke rumah Sakit. Di rumah sakit Rico ditangani oleh dokter karena keadaannya kritis. Saat itu dokter sudah keluar dari UGD, Raffa dan Siska langsung menghampiri dokter itu untuk tahu kondisi Rico. "Dok, bagaimana keadaan pacarku?" tanya Siska yang panik saat itu. "Keadaan pasien masih koma dan tidak tahu kapan sadarnya," jawab Dokter yang saat itu langsung pergi meninggalkan mereka. "Gawat sekali. Kamu tutup mulut saja Raffa dan aku akan usaha kita tidak ketahuan oleh papa Rico," jawab Siska. Rico akan dipindahkan ke ruangan khusus pasien yang masih koma. Siska panik dan Raffa juga, Rico mengalami koma yang panjang akibat dihajar Raffa habis-habisan saat itu. Raffa memang saat itu sangat lega, dia bisa memukul Rico hingga babak belur. Cuma saat ini dia takut dengan Papa Rico yang sangat berkuasa bila tahu kebenarannya. "Kamu puas, Raff? Ini akibat kamu, bagaiamana aku bisa menjelaskan ini ke Papa Rico? Semoga Rico tetap koma selamanya atau dia meninggal, sebelum Papanya tahu apa yang terjadi. Kalau tidak kamu dan aku pasti mati ditangannya, Papa Rico," teriak Siska yang marah dan menyadarkan Raffa dari lamunannya. "Kurang ajar kamu ini, jangan berteriak diteligaku! Ini juga salah kamu dan Rico bukan hanya salahku. Jangan teriak dan marah-marah pikirkan jalan keluarnya saja. Kita akan dalam bahaya kalau Rico mati," jawab Raffa yang panik juga saat itu. "Begini saja aku ada ide. Aku akan bilang dan beralasan ke Papanya Rico, kalau dia di hajar orang yang tidak dikenal dan kamu yang menolongnya. Kamu saat ini rayu Tante Janeeta untuk merahasiakn semua yang terjadi di villa itu, ini akiba ulah kamu," saran Siska. "Baiklah! Aku akan menemui Tante Janeeta dan membujuknya lagi," jawab Raffa. "Tunggu dulu, Raffa. Aku mau tanya sesuatu ke kamu, apa maksud Tante Janeeta kalau ranjang di villa itu ranjangmu dengannya? Apa kamu dan dia pacaran diam-diam?" tanya Siska yang agak curiga karena ucapan Tante Jeneeta saat di villa tadi pagi. "Tidak mungkinlah! Masak aku pacaran sama managerku dan dia juga tante-tante. Dia bilang kalau itu ranjang tempat dia. Aku pergi menemui Tante Janeeta saat ini, aku akan membujuknya, bye." jawab Raffa dia langsung kabur meninggalakan Siska saat itu. 'Untungnya aku bisa kabur dan bisa membuat alasan dari pertahannya Siska. Aku tidak mau dia tahu kalau aku pria simpanan Tante-tante, balas dendamku masih baru dimulai ke dia.' batin Raffa. Tante Janeeta menyuruh pelayan villanya membuang ranjang dan mengganti dekorasi kamar itu hari itu juga. Dia tidak mau bekas wanita lain yang ada di kamar villa itu. Tante Janeeta sedih dan marah sekali karena Raffa tega mengkhiatinya. Dia punya banyak lelaki yang di pacarinya, tetapi saat ini hanya Raffa yang tidak macam-macam dibelakangnya. Saat ini Tante Janeeta begitu kecewa, karena Raffa didepan matanya bisa berbuat begituan dengan Siska dan dengan laki-laki yang bernama Rico itu. "Dasar kurang ajar! Pria itu sama saja padahal dia baru berumur segitu, tetapi bisa melakukan hal yang menjijikkan dengan Siska. Aku tahu aku dan dia beda umur jauh sekali. Cuma kenapa bisa melakukan itu di villaku?" kata Tante Janeeta yang marah dan melempar barang-barang yang ada di kamarnya. Dia juga memukul tembok dan memecahkan cermin di kamar itu. "Tante, jangan marah! Maafkan aku, tangan kamu berdarah Tante, kenapa memukul cermin dengan tangan kosong?" kata Raffa yang tiba-tiba datang membuka kamar itu. "Gara-gara kamu, aku haus renovasi kamar dan membuang ranjang ini. Kamu hanya priaku, tidak akan jadi pria Siska atau pacarnya. Ingatlah kamu itu sukses karena aku, saat ini aku marah sekali," teriak Tante Janeeta yang menampar muka Raffa dan mendorongnya ke lantai. "Maaf Tante! Aku tidak menyentuh Siska tadi yang pingsan itu pacarnya Siska. Aku bisa jelasin dan ini tidak seperti yang Tante pikirkan," jawab Raffa yang memeluk Tante Janeeta dari belakang. "Lepaskan pelukkanmu! Kurang ajar kamu! Tidak mungkin kamu tidak berhungan dengan Siska yang cantik itu," gumam Tante Janeeta langsung mendorong Raffa lagi. "Jangan temui aku saat ini! Pergi kamu dari hadapanku! Tunggu pembalasan dariku. Aku yang akan tinggalin kamu dan bukan kamu yang tinggalin aku, Raff. Bocah bau kencur," kata Tante Janeeta. "Baik aku akan pergi, Tante Janeeta. Jangan marah lagi," jawab Raffa yang langsung pergi meninggaln Tante Janeeta yang marah. "Kenapa marah sama aku sih, Tante Janeeta? Bukannya dia hanya anggap aku pria simpanannya, bukan pacar beneran. Tante Janeeta mulai aneh, apa dia cemburu ke Siska?" tanya Raffa dalam hatinya. Hari itu begitu kacau untuk Raffa. Tante Janeeta tidak tinggal diam saja. Dia merencanakan sesuatu untuk Raffa dan Siska. Tante Janeeta akan mengerjai Siska lebih dulu. Dia menyewa preman juga untuk membuat Siska ketakutan dan menjauh dari Raffa. "Aku, sudah kirim foto cewek ini ke kalian. Culik dia dan buat dia ketakutan, tetapi jangan bunuh dia," suruh Tante Janeeta saat menelpon preman sewaanya. "Baik bos Janeet! Kita akan kerjai wanita cantik ini," jawab Preman itu. 3 hari setelah kejadian itu, Preman suruhan Tante Janeeta mulai mengincar Siska dari kejauhan. Raffa masih sibuk kerja tapi dia tidak melihat Tante Janeeta yang menghindarinya karena marah. Raffa tidak tahu rencana Tante Janeeta. Preman itu mulai mengikuti Siska dan mencari tempat yang aman untuk menculik Siska. "Sudah sepi saat ini, dia kebetulan ke taman kampus. Kita culik dia, kita juga sekap dia ditempat yang di minta bos Janett," kata preman itu. "Hah... siapa kalian kenapa menghadang jalanku? Minggir aku ada urusan penting dasar pria jelek," ucap Siska yang dihadang preman suruhan Tante Janeeta. Tanpa menjawab pertanyaan Siska, Preman itu memegang tangan Siska dan mulai membungkam mulutnya. Siska pingsan karena obat bius yang di suntikkannya dan mulutnya dibungkam. Mereka membawa Siska dengan mobil dan menuju gudang tua yang disebutkan Tante Janeeta. "Bangunlah w************n! Bos kami mau bertemu," kata Preman itu yang menarik rambut Siska yang pingsan. "Kalian ini siapa? Aku dimana? Aku dalam seminggu ini diculik 2 kali, diculik oleh Raffa dan orang ini. Apa kalian suruhan Raffa?" tanya Siska yang sadar karena rambutnya di tarik keras oleh praman itu. "Bos masukklah! Dia sudah sadar," teriak Preman itu memanggil Tante Janeeta. "Hei Siska! Enak ya diculik preman suruhanku? Kamu jauhi dan jangan dekati, Raffa. Jika kamu tidak kamu mati, hari ini juga," ancam Tante Janeeta ke Siska yang kaki dan tangannya diikat dan dia menarik rambut Siska. "Auhh... Sakit Tante kamu ini atasanku, tapi aku tidak takut karena Raffa itu cinta ke aku Tan. Kamu cemburu atau bagiamana sampai menculik aku?" tanya Siska.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN