Bab Dua - Manusia Gunung

1110 Kata
Di pagi hari, Zui Qiang tengah berjalan-jalan di dalam hutan. Dia seperti biasa mencari tumbuh-tumbuhan yang bisa ia makan untuk sarapan paginya. Tidak lupa juga, Zui Qiang mencari tanaman untuk bahan bahan obatnya. Kegiatan ini, rutin ia kerjakan sebagai porsi latihanya juga. Posisi tanah yang miring, membuat setiap orang akan kesulitan untuk berjalan di dalam hutan pegunungan pedang. Gunung ini di namakan sebagai pegunungan pedang, karena dulunya tempat tinggal Zui Qiang. Merupakan bekas pertarungan antara Dewa Susano o dengan Naga Orochi bertarung. Konon, gunung ini terbentuk karena pedang Kusanagi milik Dewa Susano o jatuh di atas tanah tempat gunung ini berdiri. Zui Qiang terus merayap memasuki kedalaman hutan yang lebih dalam, semakin ia masuk hutan semakin curam pula jalan yang ia lalui. Kemudian tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, dia merasakan ada seseorang yang tengah memantaunya dari dalam semak-semak. Perlahan, Zui Qiang mengeluarkan sebuah pedang yang ia ikat di punggung kirinya. Dia mendengar suara derapan langkah kaki yang merayap perlahan ke arahnya. GROOAAR.. Seokor Bruang iblis tiba-tiba keluar dari dalam semak-semak. Untung saja, Zui Qiang yang sudah waspada dan mengetahui kehadiranya. Zui Qiang langsung mengambil aba-aba untuk siap bertarung, dia mengambil pedang yang sejak tadi ia pegang setelah merasakan kehadiran Beruang Iblis tersebut. "Lambat," gumam Zui Qiang yang langsung menikam perut dari beruang iblis tersebut. Beruang itu berteriak dengan keras setelah Zui Qiang berhasil membuatnya terluka. Burung-burung yang bersembunyi, di balik pohon langsung berterbangan karena suara raungan keras dari beruang iblis ini. Zui Qiang lalu meloncat, dan memberikan sebuah tikaman ke dua kepada beruang iblis besar tersebut, tepat di kepala beruang besar itu, pedang Zui Qiang menancab dengan jelas. Lalu tubuh beruang iblis itu langsung roboh di atas tanah dan tak lagi berdaya, Zui Qiang tersenyum puas karena akhirnya dua hari mendatang dia tidak akan kesulitan lagi untuk mencari makanan. Karena, dari daging beruang ini saja. Sudah bisa mencukupi Zui Qiang selama dua hari atau lebih untuk makan, dan selama itu ia tidak akan kerepotan lagi untuk mencari makanan. Saat Zui Qiang hendak mengambil pedangnya. Di sisi lain, tiba-tiba seekor Harimau raksasa putih keluar dan melompat ke arah Zui Qiang dari belakang, harimau raksasa itu hendak menerkam Zui Qiang. Zui Qiang yang sedari awal tidak sadar dengan keberadaanya, langsung panik dan akan telat untuk bisa menghindari hatimau tersebut. Beruntunh, sebuah panah tiba-tiba melesat kuat ke arah harimau putih raksasa tersebut. Anak panah tersebut berhasil menembus tepat ke arah tubuh harimau ini, bahkan langsung membuatkan terbunuh dan jatuh di samping Zui Qiang. Zui Qiang melirik ke arah asal anak panah itu melesat, dia menatap tajam ke arah sumber anak panah itu. Sambil Zui Qiang melompat, untuk menghindari anak panah yang kedua mengarah cepat ke arahnya. Zui Qiang sudah siap dengan memasang kuda-kuda bertarungnya, tapi sebuah pedang tiba-tiba menempel di pundaknya. Hanya dengan satu tebasan kecil, kepala Zui Qiang akan lepas dari tubuhnya. Zui Qiang menelan ludahnya, dia memilih untuk diam dan tidak membuat sebuah pergerakan sedikitpun. Zui Qiang kemudian mengangkat kedua tanganya, sebagai tanda ia telah menyerah. Lalu sekitar tujuh orang, keluar dari balik dedaunan semak-semak di hutan tersebut sambil menacungkan pedang dan tombak ke arah Zui Qiang. Dari arah anak panah yang tiba-tiba melesat ke arah harimau putih itu, keluar seorang pria yang berbadan besar dengan panah dan anak panah yang melingkar di tubuhnya. Zui Qiang memperhatikan pakaian dan dandanan semua orang yang mengepungnya. Saat itu juga Zui Qiang, mengingat sebuah cerita yang pernah di sampaikan oleh ayahnya. Ayahnya dulu pernah berkata jika desa mereka, bertetangga dengan orang-orang yang di sebut manusia gunung. Di namakan para manusia gunung! Karena cara hidup mereka yang masih menjaga adat istiadat kelestarian hidup mereka dari nenek moyang mereka sampai manusia gunung yang hidup sekarang Zui Qiang lalu tersenyum kecut karena meratapi nasibnya saat ini, dia sudah lama tidak melihat manusia yang hidup sepertinya. Namun saat dia akhirnya bisa bertemu dengan sesama manusia, dia malah di kepung dan di acungkan beberapa senjata ke arahnya. "Apa aku berbuat sebuah kesalahan kepada kalian?" tanya Zui Qiang mencaritahu. Namun bukanya menjawab, para manusia gunung itu malah saling menatap wajah rekan-rekanya satu sama lain. Manusia gunung yang berbadan besar lalu mengatakan sesuatu kepada temanya yang lain. "Ikat dan bawa semua hasil buruan kita! Bawa juga anak ini," ungkap manusia gunung yang berbadan besar dengan bahasa manusia gunung. Zui Qiang akhirnya sadar kenapa mereka tidak menjawab pertanyaanya tadi. Rupanya, para manusia gunung ini tidak mengerti sama sekali! Apa yang barusan ia tanyakan. Lalu, salah satu manusia gunung yang ada di belakang Zui Qiang menarik tangan Zui Qiang ke belakang pungungnya sendiri. Tangan Zui Qiang kemudian di ikat dengan kuat, dan Zui Qiang di dorong dengan kasar oleh satu dari manusia gunung tersebut. Dia pada akhirnya di paksa untuk mengikuti mereka. Setelah memasuki ke dalaman hutan yang semakin dalam, Zui Qiang beserta para rombongan manusia gunung lalu memasuki lereng-lereng jalan yang sempit karena terhimpit oleh bebatuan bebatuan bukit di situ. Lalu dari atas sebuah pohon dan celah celah batu berbukit di samping-samping mereka, muncullah beberapa manusia gunung lainya. Zui Qiang menebak, mereka adalah penjaga dari desa yang di miliki oleh para manusia gunung ini. Lalu ada sedikit perbincangan kecil dari para manusia gunung tersebut sebelum mereka masuk, manusia gunung yang baru di temui Zui Qiang ini, lalu menatapinya dengan tatapan yang bengis. Zui Qiang kembali di dorong dengan kasar, agar kembali terus berjalan. Sesampainya masuk ke istana para manusia gunung itu, tatapan takjub Zui Qiang langsung terlukis di wajahnya. Para manusia gunung ini, rupanya memanfaatkan bukit berbatu di pegunungan pedang ini untuk di jadikan sebagai rumah mereka, bisa di katakan itu hanyalah sebuah gua. Namun karena ukiran batu yang indah dan rapih, membut gua atau rumah yang di buat manusia gunung ini menambah kan sebuah kesan nilai ke eksotisan di mata orang yang akan melihatnya. Melihat ada seorang manusia yang berpakaian beda dengan mereka, tentu saja, itu membuat mereka menatap ke arah Zui Qiang dengan penasaran. Tiba-tiba, sebuah pukulan keras dari arah belakang mendarat ke kepala Zui Qiang. Langsung saja Zui Qiang hilang kesadaran, dan terjatuh di tempatnya sersebut. Kemudian.. Sedikit demi sedikit kesadaran Zui Qiang kembali di dapatkanya, kepalanya yang langsung terasa sakit kembali saat ia terbangun. Ingin rasanya ia langsung memegangi kepalanya tersebut. Namun, Zui Qiang sadar jika seluruh tubuhnya saat ini tengah di ikat hampir keseluruhanya. Dia di buat terduduk oleh para manusia gunung itu, dia lalu melihat lihat sekelilingnya. Ternyata di hadapanya, ada seseorang yang tengah duduk bersantai di sebuah kursi yang biasanya persis di gunakan oleh raja-raja atau seorang pemimpin lainya. "Apakah kau sudah sadar?" tanya orang yang duduk di kursi itu, dia memakai sebuah topeng. Yang mengakibatkan suaranya menjadi terdengar seperti sedikit meraung. "Jadi ternyata ada juga! Yang bisa berbahasa seperti diriku," jawab Zui Qiang sambil tersenyum.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN