Bab 3. Masa Kecil Yang Bahagia

1287 Kata
Permintaan Caca terkabul. Setelah pernikahan Lita dan Leo, tak lama Lita hamil. Begitu juga dengan Vita kembaran Lita yang sudah lama menikah belum dikaruniai Anak, Dia hamil juga. Beberapa bulan kemudian, Lita dan Vita melahirkan secara bersamaan. Caca sangat senang mendapatkan sekaligus 4 orang Dede Bayi. Setiap hari Dia akan membantu Mommy Lita kemudian pindah ke rumah Mama Vita yang memang tinggal bersebelahan rumah nya dengan Lita. Lambok-Tia dan Alex-Lisa sangat terharu melihat antusias Caca menyambut kehadiran adik-adiknya. Walau Caca bukan Cucu kandung Mereka tapi Mereka sepakat Caca adalah sulung dari Lita-Leo dan Vita-Atala. Lita dan Vita akan menjemur bayi-bayi Mereka secara bersamaan di taman samping rumah Mereka yang memang sengaja pagar temboknya dibobok agar Caca bisa bolak-balik ke rumah Vita dan Lita tanpa harus keluar dari pekarangan rumah Mereka. "Mommy.... Caca kangen Uncle Tristan..." Caca terlihat murung beberapa hari ini. Tristan memang kembali ke Inggris karena masa perkuliahan yang sudah dimulai kembali. Caca memang sangat dekat dengan Tristan. Dengan Tristan Caca bisa bercerita segala hal sampai Caca melihat sosok Ayah kandungnya saat pengajian kelahiran si kembar, Tristan pun melihatnya. Krisna pernah membuat video terakhir sebelum Dia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Dan tanpa sengaja saat Caca ingin bermain game di Laptop kesayangan Ayah nya, tiba-tiba Laptop itu masih dalam mode video setelah Caca berhasil membuka kata sandi nya setelah Tristan menuntunnya menyalakan Laptop. Krisna berpesan pada Tristan dan Caca agar menyatukan kembali Lita dengan Leo. Karena Krisna yakin Leo masih sangat mencintai Lita demikian juga dengan Lita. Karena itu Tristan membantu rencana Leo yang ternyata sangat menginginkan untuk kembali pada Lita. "Kita video call Uncle Tristan ya... hhmmm di sana sudah siang, mudah-mudahan Uncle sedang tidak sibuk." Lita mencoba menghibur Caca. Baru saja Lita hendak menekan tanda panggilan, ponselnya berdering. Video call masuk dari Tristan. "Seperti nya Uncle juga kangen Caca... Nih Uncle Video call." Lita tersenyum. "Assalamu alaikum Kak.... Haiiii Caca yang cantik..." Tristan terlihat senang. "Wa alaikumussalam Uncle... Caca kangen sama Uncle. Kapan Uncle pulang?" Wajah Caca terlihat sedih. "Eehhh Caca cantik gak boleh nangis. Nanti Uncle disini nangis siapa yang bikin tertawa?" Goda Tristan. Caca buru-buru mengusap air mata nya. "I Love You, Uncle." "I Love You Too, Honey... Kamu sedang apa? Mommy mana?" Tanya Tristan. "Aku tadi minta Mommy telpon Uncle eh malah Uncle duluan yang telpon. Mommy ada nih sama Dede bayi..." Caca mengarahkan ponsel kearah Lita dan adik-adiknya. "Semua sehat kan Kak? Bagaimana kabar Mama dan Papa?" Tanya Tristan. "Alhamdulillaah semua sehat. Mama dan Papa sedang jogging bersama Mommy dan Daddy (Orangtua Leo)." Kata Lita. "Keponakan ku yang cantik kenapa sedih, Kak?" Tanya Tristan. "Aku udah gak sedih lagi Uncle. Caca kangen Uncle." Caca yang menjawab pertanyaan Tristan. Lita hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Caca pada Adik bungsu nya, sambil tersenyum. "Caca gak boleh sedih, nanti Dede bayi juga sedih kalau Kakak Caca sedih." Hibur Tristan. "Caca kangen Uncle." Kata Caca lagi. "Uncle juga kangen Caca, makanya Uncle telpon Mommy Caca." Tristan tersenyum. "Uncle kapan pulangnya? Kok lama amat sih sekolah nya? Caca aja sekolah nya sebentar." Caca mengerucutkan bibir nya. "Hahahaha... Uncle juga sekolah nya sebentar setiap hari tapi kan Uncle sekolah nya jauh, jadi gak bisa pulang setiap hari... Caca ingat kan waktu Kita naik pesawat, waktu Uncle libur dan Kita bertemu Daddy? Lama kan Kita naik pesawat?" Tanya Tristan dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh Caca. "Oh iya... Caca lupa Uncle..." Caca menepuk jidad nya sendiri. "Nanti kalau Uncle sudah libur, Uncle pasti pulang..." Kata Tristan. "Yeeeiiii... Bener ya Uncle, promise?" Caca mengacungkan jari kelingking nya kehadapan kamera ponsel. Tristan tertawa tapi Dia mengikuti cara Caca, ikut mengacungkan jari kelingkingnya. "Promise." Kata Tristan. Lita tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Sekarang Uncle mau ngobrol sama Mommy Caca, boleh? Please.." Pinta Tristan. "Boleh dong Uncle..." Caca menghampiri Lita yang baru saja menidurkan bayi kembarnya. Lita menempelkan jari telunjuknya ke bibir saat Caca datang dan hendak bersuara. "Mommy... Uncle mau bicara.." Caca setengah berbisik. Lita tersenyum. Dia mengambil ponsel dari tangan Caca dan mencium pucuk kepala Caca. Caca langsung meninggalkan kamar dan berlari ke rumah sebelah. "Jangan lari-lari... nanti jatuh." Kata Lambok yang baru saja masuk ke pekarangan rumah Alex bersama Tia dan Lisa. "Pak Uwo... Mak Uwo..., Mbah Akung, Mbah Uti...!! Caca teriak senang. "Ada apa, Sayang.. hhmmm...?" Lambok langsung menggendong tubuh Caca. Caca mencium pipi Lambok. "Caca mau lihat dede bayi Mama Vita..." Kata Caca. Vita keluar dari dalam rumah membawa baki yang berisi beberapa cangkir dan 1 teko teh hangat, juga segelas s**u coklat dan cemilan. Dia sudah hapal, pasti Caca akan datang setelah adik-adik nya tidur. "Dede bayi nya baru saja bobo." Kata Vita sambil menaruh baki ke atas meja teras. "Yaaahhh... Dede Tita, Dede Tito, kenapa sih tidurnya selalu barengan Dede Lulu dan Dede Lili." Caca mengerucutkan bibirnya. Tia memeluk Caca dengan gemas. "Karena Mereka Twins." Yang lain tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat keceriwisan Caca. "Mak Uwo pintar." Caca mengacungkan 2 jempol dan mencium pipi Tia. "Kok Uti sama Akung gak kebagian cium sih?" Lisa pura-pura merajuk. "Gantian dong Uti, bibir Caca kan cuma satu..." Caca langsung menghampiri Lisa dan Alex. "Hhhmmmm... Cucu Akung udah besar." Kata Alex. "Cucu Uti juga dong Akung..." Kata Caca. Mereka tertawa. "Dan Cucu Uwo juga.." Kata Caca sambil mengulurkan tangannya ke arah Atala yang baru akan berangkat kerja. Atala mengangkat Caca. "Anak Papa tambah berat." Kata Atala sambil mencium pipi Caca. "Ya dong Pa, Caca kan setiap hari dikasih makan sama Mommy dan dibuatkan cookies sama Mama." Caca balas mencium pipi Atala. Semua orang kembali tertawa. Caca memang obat awet muda buat Mereka. "Mana Dadyy? Kok belum kelihatan? Masih bobo ya?" Tanya Akung Alex. Caca mengangguk sambil memakan cemilan yang diberikan Vita. Leo memang baru pulang menjelang subuh tadi. Dia sedang fokus dengan pasien kanker yang usia nya masih belia. "Kalau Mommy tadi sedang Video call sama Uncle Tristan." Kata Caca tanpa ditanya. "Mommy dan Daddy sarapan disini aja ya?" Tanya Vita. "Tadi Lita bilang akan sarapan disini, biar bareng sama Mama dan Papa." "Oh.. Baiklah.." Kata Akung. "Nah itu Mereka..." Kata Lisa yang menunjuk kearah Lita dan Leo yang sedang berjalan ke arah Mereka. Sedangkan Twins masih terlelap dan dijaga oleh baby sitter. "Daddy...!" Caca langsung berlari dan melompat ke gendongan Leo. Lita sedang membawa piring yang berisi lauk pauk. Caca langsung mencium pipi Leo. "Jangan suka lari-larian, nanti kalau jatuh gimana?" Leo balas mencium pipi Caca dengan hidung mancungnya. "I'm sorry, Daddy.." Caca mengulurkan jari kelingking nya. "Its Okay, honey.." Leo membalas menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking Caca. Lita hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Mereka pun sarapan di rumah Lambok dan Tia. Atala dan Vita memang tinggal bersama orangtua Mereka karena ingin dekat dengan Orangtua. Sedangkan Lita dan Leo tinggal bersama Alex dan Lisa. Alex memang sengaja membeli rumah disebelah rumah Lambok atas perantara Fathir, karena ingin dekat dengan besan Mereka dan Anak menantu juga Cucu. Karena Lisa adalah anak tunggal jadi tak ada saudaranya yang lain. Sedang kedua Mertua nya juga sudah Almarhum. Sesekali Mereka pulang ke Jogja menengok rumah peninggalan Orangtua Lisa sambil mengontrol bisnis disana yang sekarang dikelola Ustadz Joey dan Diandra (Kakak sepupu Lambok yang juga Mama kandung Atala). "Hari ini Caca sekolah diantar siapa?" Tanya Akung disela-sela sarapan. "Sama Papa." Kata Caca. Karena Leo baru pulang tak memungkinkan untuk menyetir. "Pintar banget sih anak Papa." Sahut Atala. "Nanti pulang sekolah Daddy yang jemput, iya kan Daddy?" Tanya Caca. "Ok." Leo memberikan satu Ibu jari nya. Caca hanya manggut-manggut. Caca memang sudah rapih memakai pakaian sekolah nya saat akan ke rumah Vita. Itu yang selalu dia lakukan hampir setiap hari. Manakala Twins nya Lita sudah tidur, Dia akan ke rumah Vita dan akan berangkat sekolah dari rumah sebelah kalau Atala yang mengantar dan kembali ke rumah Lita kalau Daddy nya yang mengantar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN