Bab 21. Patah

1030 Kata

"Mana yang harus kubuat cacat lebih dulu? Matamu atau mulutmu?" tanya Evan kepada Talita yang sudah hampir pingsan. Wanita itu menggeleng lemah. Talita mundur sejengkal, lalu kabur meninggalkan Evan di tempat itu. Pria itu memang sudah tidak mau main-main lagi. Talita terus membakar emosinya. Walau ia tak berhak, setidaknya pria itu tak mau mendengar apa pun mengenai Diana dan Sanders. Terlebih mengenai kemesraan mereka. Setelah Talita kabur, Evan membuang puntung rokok ke tanah dan menginjaknya dengan gusar. Pria itu lantas memilih untuk kembali ke kamar demi menghubungi Pramono. Ia hendak melaporkan mengenai gudang belakang kediaman Sanders yang sepertinya mencurigakan. Sayangnya, ponselnya perlu dicharge. Jadi, ia memutuskan untuk mengisi dayanya terlebih dahulu. Evan mengambil du

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN