“Gimana nasib teman saya, Kiayi?”
Tampang Juki terlihat tegang saat melihat tubuh Rudin lemas di atas kasur tipis di ruang tamu rumah Kiayi Safi’i. Satu jam lalu, Fahmi menemukan Rudin berteriak minta tolong kemudian tersungkur jatuh dari motor. Fahmi terkejut melihat keadaan Rudin, tidak ada apa-apa tetapi lelaki itu histeris ketakutan luar biasa hingga pingsan.
Fahmi segera menggotong tubuh Rudin ke rumahnya dengan susah payah, berteriak minta tolong pun percuma, pada malam hari orang-orang desa lebih memilih menarik selimut tebal mereka terlebih cuaca lembab dan dingin. Dalam beberapa pekan ini, ditambah banyaknya lelaki berteriak minta tolong sebab digoda demit cantik, bukan sesuatu yang aneh lagi bagi warga setempat. Mereka berpikir ‘lagian suruh siapa keluyuran’, kecuali petugas ronda malam. Pak RT sendiri menyarankan agar warga desa tidak keluar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting.
Di tengah jalan menuju rumahnya, Fahmi bertemu Juki yang kebetulan ingin ke pos kamling. Juki terkejut saat melihat Fahmi setengah menggotong tubuh sahabatnya.
“Itu Rudin?” tanya Juki meyakinkan, bola matanya membulat.
“Iya, Kang. Dia pingsan setelah saya dengar teriak minta tolong. Tuh, motornya masih di sana,” tunjuk Fahmi pada Juki.
“Oh, kalau begitu, kamu tunggu sebentar di sini biar saya ambil motornya.” Juki langsung berlari cepat menuju di mana motor butut Rudin berada. Lalu Juki mengendarai motor Rudin kembali menemui Fahmi.
Kiayi Safi’i sudah memberikan pengobatan terhadap Rudin, dengan caranya seperti biasa. Diusapnya wajah Rudin dengan segelas air yang sudah dia beri doa-doa penyembuhan.
“Tenang, Ki. Rudin gak akan kenapa-kenapa,” jawab Kiayi, dengan suara ringannya.
“Rudin kenapa bisa keluyuran malam-malam? Apa dia lagi meronda?” tanya Kiayi.
Fahmi yang sejak tadi diam, langsung menimpali. “Henteu, Bah. Yang tugas ronda malam ini Fahmi, sama si Ucup dan Suhen,” jelas Fahmi, disebutkannya dua teman ngerondanya yang seusia dia.
“Rudin malam ini katanya mau ngapelin Neng Lastri, Kiayi. Saya juga gak tau kalau dia jadi begini. Sebelumnya dia baik-baik aja, saya sempat datang ke rumahnya tadi sorean sebelum istri saya nekat ngomong mau minggat,” jelas Juki, dia keceplosan ngomongin istrinya, tentu saja Kiayi dan putranya terkejut.
“Minggat? Kunaon?” Fahmi penasaran.
“Ck, biasa atuh, cemburu gara-gara saya bercanda mau ngawinin si Angela, padahal mah ya henteu.”
Kiayi dan Fahmi saling pandang, lalu ayah dan anak itu menatap Juki.
“Sekarang si Hesti kumaha?” Kali ini Kiayi yang penasaran.
“Teu jadi minggat, Kiayi. Alhamdulillah. Tapi mukanya mah cemberut terus.”
“Syukurlaaah,” ucap Kiayi, “saya juga heran dengan ibu-ibu di desa kita yang seperti tidak senang melihat kehadiran Angela. Padahal dia teu pernah ganggu siapa-siapa.” Kiayi menarik napas panjang. “Saya tadi juga dapat pesan dari Pak RT kalau ibu-ibu mendatangi rumahnya, mendemo agar Angela diusir dari desa ini. Pak RT minta izin untuk mengumumkan kalau saya dan Angela sudah menikah siri.”
“Naon?” Juki terperanjat, ditatapnya wajah Kiayi seakan meminta penjelasan lebih.
“Kang, Abah sama Angela itu sudah menikah siri alias nikah secara agama di hari kedua Angela datang ke sini,” jelas Fahmi.
Juki bengong, sambil menelan ludah.
***
Pernikahan Siri antara Kiayi Safi’i dan Angela bikin Desa Ramah Tamah geger. Heboh!
Pak RT Sholihin sudah meminta izin kepada Kiayi Safi’i untuk mengumumkan kepada warga desa, khususnya kepada para lelaki desa bahwa Angela sudah sah menjadi istri Kiayi Safi’i . Hari ini, diadakan pertemuan khusus kepada para lelaki desa sekaligus gelar syukuran dan pengajian.
Kiayi Safi’i lah yang menggelar tasyakuran, dan dia mengumumkan langsung perihal pernikahannya dengan Angela, lalu setelah itu dia meminta agar para lelaki berhenti membicarakan istrinya itu.
Hari ini adalah hari patah hati bagi para lelaki desa. Mereka yang berharap mendapatkan Angelas, pupus sudah harapan. Yang tadi sering menghayalkan betapa indahnya menikmati keelokan tubuh Angela, jadi buyar mengingat wanita itu sudah ada yang punya, macam-macam pokoknya.
“Pinter juga Kiayi cari istri muda, sudah cantik, montok lagi. Cocoknya mah Anjela kawin sama Fahmi, bukan Kiayi,” gumam Danang, lalu disetujui oleh Edi. Dua lelaki itu sejak tadi menyayangkan kenapa harus Kiayi yang ngawinin Angela, bukan putranya yang menjabat gelar jomlo abadi itu.
Sementara lelaki lain, juga banyak bisik-bisik membicarakan Kiayi Safi’i . Tak sedikit mereka mencibir kalau Kiayi menikahi Angela karena nafsu.
“Yakin saya juga kalau Kiayi menikahi Enjela karena nafsu. Siapa yang teu suka sama Enjela? Fahmi aja tuh pasti ngiler.” Kali ini terdengar nada cemburu dari Dayat.
“Kiayi juga manusia, pengen ngerasain yang namanya nikmat dunia, ya, henteu? Hahaha.” Asep ikut berkomentar.
Hebohlah tempat pertemuan itu dengan segala macam komentar. Jika para lelaki banyak mencibir Kiayi karena cemburu, mengatakan Kiayi hanya napsu, berbeda dengan para ibu-ibu yang justru mendukung penuh perkawinan Kiayi dan Angela.
Geng daster tak ketinggalan menggosipi Kiayi dan Angela.
“Eh, Bu-ibu, menurut saya ya, wajar wae atuh kalau Kiayi Safi’i kawin lagi sama perempuan lain, pan selama ini istrinya tea teu bisa kasih pelayanan ke suami.” Bu Linda memaklumi.
“Iya, ya. Saya teh juga berpikir sama. Mana ada suami tahan nganggur, hahaha. Apalagi, katanya sih, justru orang alim kayak Kiayi Safi’i itu yang nafsunya gede,” timpal Bu Ratna sambil kecikikikan.
“Hush! Hati-hati lho, Bu, kalau bicara, nanti ada yang denger trus dilaporkeu . Takutnya istri tua Kiayi tersinggung.” Ingat Bu Lina.
“Memangnya belum sembuh juga sakitnya Bu Endah? Kadang saya teh juga kasihan sama dia, ya. Jadi penasaran, kira-kira dia ikhlas teu ya Kiayi kawin deik.”
“Mai gak mau, Bu Ratna. Bu Endah kudu Nerima kalau suami kawin lagi. Saya teh juga begitu, kalau saya sudah teu bisa melayani suami karena sakit-sakitan, mending suruh suami kawin lagi daripada diam-diam dia jajan di luar.” Bu Wati tak mau ketinggalan, dia ikut menyuarakan pendapat.
“Nah, setuju Bu Wati. Mending suruh kawin lagi daripada jajan sembarangan.”
“Betul!”
Semakin hot-lah gosip ibu-ibu itu membicarakan perkawinan Kiayi dan Angela.
“Intinya, saya mah setuju kalo suami-suami kawin lagi, asal bukan suami saya.” Bu Ratna terbahak. Kemudian diikuti gelak tawa teman-teman gosipnya.
***
Selain pengumuman tentang perkawinan siri antara Kiayi dan Angela, Pak RT juga menyampaikan sesuatu yang cukup penting yang harus diketahui oleh warga Desa Ramah Tamah.
Pengumuman kali Pak Sholihin membahas soal laporan Rudin yang masih sering diganggu demit cantik. Kabar Rudin jatuh pingsan di motor juga sudah sampai ke telinga ketua RT.
“Ada hal penting lain yang ingin saya sampaikan kepada bapak/ibu sekalian mengenai teror yang sampai sekarang masih terus berlangsung, semalam, salah satu warga desa kita ada yang sampai jatuh pingsan dan sedikit mengalami trauma. Kami dari pengurus desa, sudah mendapatkan kabar dari pihak kepolisian mengenai mayat yang pernah saya temukan di kebun milik sendiri,” jelas Pak Sholihin.
Warga kembali ramai dan bisik-bisik. Siapa sebenarnya mayat itu.