Sakura mengerjabkan mata, membenarkan letak tidur yang membuat tubuh pegal karena tempat yang kurang nyaman. Meregangkan ototnya dengan mengangkat kedua tangan ke atas. Pelan membuka matanya dan menolehkan kepala memperhatikan Hiro yang masih fokus dengan pekerjaan. Sakura masih enggan untuk bangun, sembari mengumpulkan nyawa yang belum kembali sepenuhnya Sakura mengingat lagi apa yang tadi dia alami. Benarkah itu tadi mimpi? Mencoba bertanya pada hatinya sendiri. Namun, tak menemukan jawabannya. Rasanya sungguh nyata. Bagaimana mungkin dia bisa bermimpi berciuman. Ciuman bibir lebih tepatnya. Astaga, ini pertama kali bagi Sakura bermimpi hal erotis seperti itu. Apa karena sekarang dia sudah beranjak dewasa sehingga wajar jika bermimpi demikian. Tapi tetap saja ia malu jika mengingatnya. T