Bab 11

1641 Kata

"Abang." Tubuh ini berdiri, bergerak mendekati mereka yang masih bergeming. Pandangan mata tak lepas dari Hana yang tengah berusaha menyembunyikan tangisnya. Dengan gerak cepat, tangan itu menghapus jejak air mata yang sempat keluar dari netranya. "Apa kabar, Han?" Bibirku bergetar saat mengucapkannya. Hana memaksakan seulas senyum padaku sebelum menjawab, "alhamdullillah baik. Abang sendiri bagaimana?" "Abang tidak baik-baik saja tanpa kalian." Ingin rasanya kuucapkan kata itu, tetapi sayang hanya mampu tertahan di tenggorokan. "Alhamdullillah, Abang juga baik." Mata ini beralih pada Kia yang kini memegang ujung baju bundanya. Netra bening itu mulai menelaga. Bibirnya bergetar menahan tangis yang sebentar lagi siap keluar. "Kia, ini Ayah, Nak. Sini peluk Ayah. Kia gak kangen?" G

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN