5. Kesepakatan

1250 Kata
Catherine kembali ke meja mereka. Dengan senyum cantiknya ia menatap Leo. "Makasih ya, baby, " Ucapnya setelah duduk. "Jadi orang jangan nyusahin. " Leo memilih sibuk dengan makanannya. "Cepat makan terus pulang. " "Iihhh, baby, kok gitu sih? Kenapa juga harus cepat-cepat pulang. Habis ini kita bisa jalan-jalan, kemana gitu? Ke taman, mall, atau ke bioskop. " Leo meletakkan sendok dan garpunya lalu menatap Catherine tajam. "Jangan bersikap seolah kita ini pasangan. Satu lagi, jangan panggil aku baby. Kita bukan pasangan kekasih. Jangan membuat orang salah paham dengan panggilan itu. Aku aja nggak tau nama kamu siapa? " "Nama aku Catherine, baby. Kalau nggak mau orang salah paham, kita jadi pasangan aja kalau gitu?" Leo mendengus lali berkata. "Gila." Catherine tertawa mendengarnya baru kali ini ada laki-laki yang menolaknya. Dia malah merasa lebih tertantang untuk mendekati dosen muda itu. "Emang kamu nggak suka sama aku? " Leo diam, memilih sibuk dengan makanannya. Catherine tersenyum simpul. "Aku tau kamu suka sama aku tapi kamu cuma malu buat ngakuinya. " Leo tidak menghiraukan gadis yang duduk di hadapannya. "Kamu sebenarnya masih ingat aku nggak, sih? Kita kan pernah bertemu sebelumnya. Apa kamu nggak ingat? " Leo yang sedari tadi sibuk dengan makanannya kini menatap Catherine. Dalam diam Leo berusaha mengingat. Apa benar dia pernah bertemu Catherine sebelumnya? Dan pada akhirnya ia mendapat jawabannya. Sekitar hampir sebulan yang lalu saat hujan turun lumayan lebat tiba-tiba ada seseorang yang mencegatnya di tengah jalan. Waktu itu sudah menunjukkan jam sembilan malam dan jalanan agak sepi. Tubuh wanita itu basah kuyup. Wanita itu mengetuk pintu kaca mobilnya. Awalnya Leo ragu untuk membuka kaca pintu mobilnya. Pikirannya menuduh kalau wanita yang sekarang basah kuyup itu adalah komplotan penjahat. Terdengar pintu kaca mobilnya di ketuk lagi akhirnya Leo membuka kaca mobil pintunya. "Tolongin saya mas, mobil saya mogok, " Ucap wanita itu. Dan akhirnya Leo menolong wanita cantik itu sampai mobilnya bisa menyala kembali. "Udah ingat belum kalau pernah nolongin aku? " Catherine sepertinya tahu apa yang di pikirkan oleh Leo. Sesaat kemudian gelengan kepala yang Catherine dapatkan. Gadis itu mendesah kecewa. "Kirain ingat. Ya udah kalau nggak ingat. " Catherine mengerucutkan bibirnya yang malah terlihat lucu di mata Leo. Lelaki itu langsung menggelengkan kepala lagi untuk mengenyahkan pemikiran anehnya barusan. Selama makan tidak tahu kenapa Leo sering memperhatikan Catherine namun secara diam-diam. Dia tidak mengelak jika gadis itu sangat cantik dan menawan. Hanya lelaki bodoh yang bisa menolak pesonanya. Dering ponsel Leo terdengar. Di layar ponsel tertera nama mama. Melihat itu laki-laki itu langsung menghela nafas panjang. "Kenapa? " Catherine melihatnya. "Bukan apa-apa." Balas Leo. " Kamu bisa cerita ke aku kalau kamu mau. Aku bukan wanita bermulut ember. " "It's not your problem. " "I know. " Dengan ragu Leo mengangkat telepon dari ibunya. Ternyata wanita yang sudah melahirkannya itu mengingatkannya akan acara makan malam dengan anaknya Om Agung. Leo menggaruk pelipisnya merasa bingung sekarang. "Kenapa baby, kok kelihatanya bingung gitu? " Pikiran Leo langsung ruwet. Acara makan malam besok malam dan dia masih belum punya pasangan untuk dibawa kesana. Dia juga tidak mau di jodohkan dengan anaknya Om Agung. Dia harus bagaimana sekarang? Harus mencari pasangan kemana? Mencari pasangan dalam waktu sesingkat ini dan bisa diajak untuk membohongi orang tuanya bukanlah hal yang mudah. Sebuah ide terbesit untuk mengajak beberapa wanita yang ia kenal seperti salah satu teman kerjanya atau beberapa teman kuliahnya dulu yang masih berstatus single. Tapi itu tidak mungkin, mereka semua menyukainya dan Leo tidak ingin membuat mereka berharap padanya. "Kamu lagi ada masalah, ya?" Ujar Catherine. "Cerita sama aku, siapa tau aku bisa bantu. " Pandangan Leo beralih pada gadis yang berada di hadapannya. Dalam hati ia bertanya, apa Catherine mau membantunya? Namun secepat mungkin ia mengenyahkan pemikiran itu. Dia tidak mau melibatkan Catherine. Gadis itu memang cantik tapi sikapnya yang selalu menggodanya dan mengejarnya membuatnya ragu. Dia tidak tahu jadinya seperti apa misalkan ia membawa Catherine menemui orang tuanya. Ibunya pasti tidak menyukai gadis itu. Dia bar-bar, banyak omong. Type wanita yang tidak disukai ibunya. Tapi tidak ada pilihan lagi, dia tidak mau di jodohkan dengan anaknya Om Agung. "Catherine." Panggilnya. "Ya, baby, " Jawabnya "Apa aku bisa minta bantuan kamu? " Catherine terkejut dengan permintaan Leo. Ia pun langsung bersikap normal lalu menjawab pertanyaan lelaki itu. "Of course, baby. Kamu mau minta bantuan aku apa? " Leo terdiam sesaat karena ragu. "Kamu mau jadi... Pacar aku? " Kata terakhir Leo sukses membuat gadis cantik itu batuk-batuk setelah meminum minumannya. Melihat Catherine yang terbatuk-batuk Leo menyodorkan gelas minumannya dan gadis itu langsung menerimanya. "Kamu bilang apa tadi? " Catherine ingin mendengar lagi perkataan Leo. Siapa tahu dia hanya salah dengar. "Kamu mau nggak jadi pacar aku?" Jeda sesaat. "Kamu jangan salah paham dulu. Kita jadi pacar cuma pura-pura. Sebenarnya aku mau dijodohin dan aku nggak setuju. " "Ah, begitu rupanya. Kenapa kamu nggak setuju? Calonya jelek? Not your type or you not love her? " "Aku belum kepikiran untuk menikah. " "Kenapa? Di lihat dari usia kamu seharusnya kamu sudah cocok untuk menikah. Aku yakin banyak wanita yang dengan sukarela menjadi pasangan kamu. Atau jangan-jangan kamu-" Catherine tidak meneruskan ucapannya. "Maksud kamu apa? " "Jangan polos begitu Leo baby. Kamu pasti mengerti maksud aku." Leo sekarang mengerti maksud Catherine. Lelaki itu terkekeh kecil sebelum menjawab pertanyaan gadis itu. "Maksud kamu aku penyuka sesama jenis? " "Bingo." Catherine mengacungkan garpunya. Leo masih dengan sisa kekehannya lalu menggeleng kan kepala. "Kamu berpikir aku seperti itu? " Catherine mengedikkan bahu. "Who knows?" "Terserah kamu mau berpikir apa? Tapi aku serius dengan permintaanku tadi. Bukankah kamu bilang kamu menyukaiku?" Kini giliran Catherine yang terkekeh. "You'r right. I like you but-" Catherine tidak meneruskan ucapannya. Dia memang menyukai lelaki yang duduk dihadapannya tapi sebenarnya tidak serius. Jujur saja dia hanya penasaran. "But? " "Nothing." "Jadi gimana sama pertanyaan aku tadi? Kamu mau bantu aku? " "Oke, aku akan bantuin kamu. Tapi ada syaratnya " "Apa? " "Kamu harus tidur sama aku. " Untuk pertama kali dalam hidupnya, Leo bertemu dengan wanita segila Catherine. "Seriously Catherine? " Leo masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Gadis itu bilang dia harus tidur dengannya. "Apa nggak ada persyaratan yang lain? " Catherine menggelengkan kepala. "Gimana? " Leo belum mengeluarkan jawaban. Pikirannya tambah pusing. Dia memang baru pacaran satu kali. Ciuman saja baru dua kali dan itu juga dengan wanita aneh yang duduk dihadapannya. Sekarang di suguhi tawaran untuk tidur dengan wanita cantik. Astaga... Ini benar-benar gila. Melihat Leo yang terkejut seperti itu membuat Catherine tertawa keras tapi sebisa mungkin ia tahan. "Come on, baby. I am just kidding. " Tawa Catherine pecah. Ucapan Catherine membuatnya lega tapi juga kesal. Gadis itu benar-benar sukses membuatnya kesal. "Nggak lucu tau nggak! " Catherine masih tertawa. "I am sorry, baby. Tapi kamu lucu banget waktu kaget gitu. " Leo masih dengan wajah kesalnya. "Kamu tenang baby. Aku akan bantu kamu. Tapi aku punya pertanyaan. " "Apa? " "Sampai kapan kita pura-pura pacaran? " "Sekitar tiga bulan. " Leo berharap dalam waktu itu dia bisa lepas dari paksaan ibunya terutama soal pasangan. Untuk seterusnya bisa di pikirkan nanti. "Oke." Catherine mengulurkan tangan. Leo mengangkat sebelah alisnya. "Sebagai tanda kesepakatan, baby. " Leo menyambut uluran tangan Catherine. "Oke, deal. " "Oke, deal. " "Tapi kamu yakin nggak mau ngajuin permintaan selama kamu mau jadi pacar pura-pura aku. Misalnya uang atau barang. " Catherine menggelengkan kepala. "Aku nggak mau itu. Sebenarnya aku cuma ingin satu hal. " "Apa? " "Kamu jatuh cinta sama aku. " Canda Catherine yang sukses membuat Leo terkejut lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN