Game 17

2020 Kata
Pembunuh yang bergerak dalam kegelapan itu, memakai sebuah tudung sehingga wajah ataupun identitasnya tak dapat dikenali baik oleh Vira ataupun Fanzy sekarang. Dan Fanzy, juga tidak dapat memakai kemampuan skill pasif penerawangannya karena berada di dalam area netral. Dia tak mungkin bisa membuat dan mengetahui dimana letak musuh saat itu juga di dalam tempat ini. Vira pun terbujur kaku tak bisa melakukan apa-apa karena serangan dari orang misterius itu sekarang ini. Mungkin, di dalam pisau yang ia tusuk kepada dirinya mengandung sebuah racun sehingga menonaktifkan apapun yang sedang ia perbuat ataupun apa pun yang tengah Vira berusaha untuk rencanakan. “Aku tak bisa bergerak, apa yang telah kau lakukan kepadaku!” Dan sekarang, karena situasi perburuan sudah dimulai, Fanzy mampu untuk mengaktifkan skillnya kembali. Dengan skill pasif penerawangannya, dia pun langsung saja mencoba untuk mencari titik kelemahan dari musuh itu dan menumbangkannya menggunakan satu tembakan anak panah saja. “Aku tidak akan memaafkanmu karena telah menyerang temanku! Sekarang, rasakan ini!” Ternyata, penyerang tadi memiliki kemampuan untuk menghilangkan dirinya sendiri, menyatu dan hilang bersama dengan udara. Lantas, serangan anak panah milik Fanzy tak berhasil mengenai apa-apa, hanya berhasil membuatnya untuk merasakan kalau teror dari pembunuh ini masih berada di sini dan mungkin akan berlanjut untuk menyerangnya juga tak lama kemudian. Menunggu situasi untuk bisa benar-benar pulih, Fanzy pun langsung saja pergi ke hadapan Vira, mencoba untuk menyembuhkan gadis itu yang terkena paralyzed menggunakan sebuah potion antidote mungkin dia bawa di dalam inventorynya. Sayangnya, Fanzy tak tahu, mana yang harus dia berikan kepada Vira karena tidak ada nama Antidote benar-benar jelas harus dia berikan kepada Vira saat itu juga. “Fanzy, aku ingin kau mencari sesuatu bernama Lizard Saliva di dalam inventoryku. Berikan item itu kepadaku.” Pinta Vira dengan sedikit terbata-bata dan juga latah karena lidahnya sendiri tak bisa mengucapkan kata-kata dengan benar. Fanzy menemukan obat itu, dan lanjut untuk memberikannya kepada Vira. “Ini, cepat minum ini! Aku berharap kalau kau akan segera kembali dengan normal!” Tiba-tiba dari belakang, Vira melihat kalau penyerangnya tadi pun datang kembali dari kegelapan. Dia mencoba untuk menyerang punggung Fanzy secara diam-diam dengan menggunakan damage yang besar kali ini. Refleks, Vira langsung saja mendorong Fanzy sampai terjatuh dan mencoba untuk menyelamatkannya saat itu juga. “Fanzy, awas! Jangan sampai dia mencelakaimu!” Ternyata, selama ini Fanzy sudah sangat sigap bila penyerang itu berniat untuk menyerangnya. Di tangan kanannya, sudah terpasang sebuah crossbow kecil siap menembakkan anak panah kapanpun juga. Dengan sigap dan juga begitu cepat, Fanzy kemudian menembakkan anak panah itu kepada Sang Penyerang, mengenai tepat di dadanya dan juga membuatnya kesakitan menerima damage. “Rasakan itu dasar sialan!” Sahut Vira dengan sangat puas melihat d**a dari penyerangnya tersebut berdarah. Dia pun akhirnya bisa berjalan lagi menggunakan kedua kakinya dengan normal. Tapi, ternyata Sang penyerang itu masih bisa lenyap dari peredaran. Bahkan, kemampuan khusus milik Fanzy tidak dapat mendeteksi kemana perginya musuhnya itu sekarang juga. “Fanzy, tetap tenang dan awasi semua lingkungan di sekitar kita. Dia memiliki kemampuan untuk hilang dari penglihatan, bukan benar-benar lenyap seperti berada di dimensi lain. Dan jika kita bisa melihatnya, mungkin kita memiliki kesempatan untuk menyerangnya dalam posisi yang seperti ini!” Sahut Vira kepada Fanzy tentang musuhnya tersebut. Bila Fanzy sudah mengetahui bagaimana kelemahan dari musuhnya, dia mungkin juga akan tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya. Dari atas, kemudian sebuah darah menetes dan mengucur menyentuh dahi dari Fanzy. Saat pemuda itu mendongak ke atas, dia melihat kalau penyerang tadi sedang menahan rasa sakitnya dan merintih kesakitan. Ternyata, penyerang itu tidak bisa menyembunyikan luka yang sedang dia alami sekarang. “Dia di sana! Diamlah, aku akan membidiknya dan menghentikannya sampai mati sekarang ini!” Fanzy pun membidik, mengenai tepat ke arah jantungnya menggunakan skill keduanya yang mengikat dirinya dengan benda sekitarnya. Yaitu sebuah benda yang mirip tiang menjulang ke atas. Namun ternyata, penyerang itu dengan mudahnya lolos dari serangan itu sekarang. “Dia cukup lincah, tidak mungkin bisa lolos dari serangan dan juga skill semudah itu sekarang ini!” Sahut Vira kepada Fanzy. “Kau telah mengacak-acak timku! Kau telah membuat kami semua tersiksa sekaligus menderita! Aku tidak akan bisa pernah bisa mengampuni nyawamu wahai wanita biadab! Sekarang, rasakan kemarahanku ini! Encroaching Shadows!” sebuah bayangan hitam muncul dan juga menyelimuti seluruh katedral ini. Menjadikannya tempat yang seharusnya suci menjadi sebuah tempat yang dipenuhi oleh kegelapan hitam kelam dan menakutkan. Mungkin, itu adalah salah satu cara penyerang itu untuk berkamuflase. Vira masih was-was dengan lingkungan di sekitarnya, dia pun merasakan kalau seseorang akan datang dan menyerang dirinya dari samping. Dan benar saja, seseorang itu pun datang dengan membawa pisau di kedua telapak tangannya, menyerang wajah sekaligus pipi dari fighter wanita itu sekarang ini. “Sekarang rasakan amarahku!” Penyerang itu mencabik-cabik perut Vira menggunakan serangan kedua pisaunya dengan sangat beruntun. Fanzy tidak dapat melihat kondisi Vira sekarang ini karena pandangannya tertutup oleh bayangan-bayangan hitam itu. “Vira! Katakan dimana dirimu! Katakan dimana kau berada! Aku akan menolongmu saat ini juga!” Teriak Fanzy memberikan sebuah isyarat kepada gadis itu. Namun untuk sekarang, ini adalah pertarungan antara Vira dengan penyerang bertudung itu sekarang. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka berdua untuk saling membunuh dan saling bertarung saat ini. Dan Penyerang itu tanpa henti-hentinya berhasil menyerang badan Vira. Namun, entah kenapa Vira tak kunjung terjatuh dan kalah saat ini juga. “Aku sudah mencabikmu dengan ratusan tebasan! Apa yang—“ Vira pun mencekik leher dari penyerang bertudung itu, memperlihatkan kalau dia memiliki wujud seorang gadis kecil dengan rambut merah panjang. Sihir bayangan itu pun dibatalkan. Membuat pandangan dari Fanzy menjadi benar-benar jelas layaknya sebuah kristal sekarang. “Vira! Kau berhasil menangkap dirinya! Tapi tunggu, bukankah dia hanya seorang gadis kecil?” “Ayo cepat lepaskan aku!” Teriak gadis itu dengan nafas tersedak karena Vira mencekik lehernya dengan sangat keras. Dia pun memukul-mukul lengan Vira menggunakan kedua tangan mungilnya tanpa bisa memberikan damage apa-apa kepadanya. “Gadis kecil ini, adalah seorang pembuat onar. Dia selalu mengganggu kami di dalam perjalanan. Dan mungkin, aku harus membunuhnya saat ini juga...” Citra dari seorang Vira yang awalnya merupakan gadis imut berubah menjadi cukup menakutkan dan sadis sekarang. Ternyata, kemampuannya sebagai seorang Fighter dapat mengubah bentuk dari dirinya sendiri menjadi lebih atletis dengan berbagai otot dan juga bentuk tubuh yang lebih besar. Rasa-rasanya, itu akan membuat gadis kecil itu akan langsung mati bila terkena satu pukulan mau dari Vira. Itu juga menjelaskan, kenapa serangan bertubi-tubi menggunakan senjata tajam oleh gadis itu tidak berdampak apa-apa kepada Vira. Karena memang semata-mata Vira memiliki kekuatan Defense sekaligus Vitality yang benar-benar besar. Seorang tipe assassin seperti gadis kecil itu mungkin tidak akan dapat bertahan melawan kemampuan yang dimiliki olehnya. Dan Vira bisa menahan setiap serangan itu. Vira melakukan ancang-ancang dengan tangan kirinya, bersiap untuk memukul perut dari gadis itu sekarang juga. Sebuah pukulan yang telak pun dikeluarkan oleh gadis itu, membuatnya langsung terpental jauh menabrak tembok di dinding katedral ini. Merusaknya dan membuatnya hancur sampai berkeping-keping. “Kau akan tamat di sini!” “Vira! Apa yang telah kau lakukan! Dia hanyalah seorang gadis kecil! Apa kau memang perlu menghukumnya sekeras itu?” tanya Fanzy masih tak tega melihat gadis kecil dipukul dengan sangat parah seperti itu. Membuat Fanzy jadi teringat akan sosok adiknya di dunia nyata. Walaupun dari kata-kata mereka berdua seperti mengandung sejarah yang panjang, Fanzy masih tak bisa membenarkannya. “Kau tak tahu apa yang telah gadis itu perbuat dengan kelompok kecil yang dia bangun sekarang ini. Bahkan aku yakin, sebuah pukulan setelak itu tidak akan dapat membuat dirinya sadar kalau yang dia lakukan itu adalah hal yang salah. Aku mungkin akan menceritakanmu tentang siapa dirinya nanti, tapi tidak sekarang. Kita harus mengikuti turnamen ini dan menyelesaikannya.” Sahut Vira. Dengan masih kesakitan, gadis itu pun terbangun dan mengambil sebuah potion memulihkan sebagian nyawanya. Tatapan bengisnya benar-benar menggambarkan kalau dia memiliki sebuah dendam kesumat kepada Vira saat ini. “Kau tidak perlu menceritakan hubunganku dengan dirinya! Namaku adalah Galda! Aku adalah korban pembantaian dari kelompok yang telah kalian buat!” “Jangan mengira kalau aku akan berhenti untuk menuntut balas dendam akan teman-temanku! Aku berjanji kalau aku akan menjadi lebih kuat dan membunuhmu suatu hari nanti!” Dari tangan Galda, dia mengeluarkan sebuah bom asap. Menghilangkannya dengan cepat dari tempat ini. Untuk sementara, situasi pun menjadi lebih tenang dan damai sekarang. Vira dan Fanzy harus menghadapi selanjutnya. “Ayo, sebaiknya kita pergi dari katedral ini, dan menemui teman-teman yang lainnya. Aku yakin, mereka pasti akan mencari dan bingung dengan kabar kita sekarang ini!” Ucap Vira mengajak Fanzy untuk segera keluar dari katedral ini sekarang juga. Tepat di depannya, adalah sebuah portal untuk menuju kota di luar sana. Dan jika mereka berhasil keluar, mereka pasti akan bisa lolos dari katedral ini. Namun saat mereka keluar dan berada di kota, mereka benar-benar terkejut. Sebuah pemandangan yang benar-benar berbeda daripada kota Mountmain yang sebelumnya. “Vira, apakah kita memang berada di kota yang kita singgahi sebelumnya? Kenapa situasinya bisa berubah menjadi sangat cepat seperti ini?” Kondisi kota Mountmain seperti berada di dalam kecamuk peperangan yang benar-benar parah dan juga mengkhawatirkan. Semua toko dan bangunan yang ada di sana terlihat hampir hancur dan tidak adanya penduduk sama sekali di sekitar tempat itu saat ini juga. Fanzy dan juga Vira tak memiliki penjelasan apa pun tentang kenapa situasi seperti ini terjadi, namun satu-satunya penjelasan adalah bahwa kota ini telah menjadi medan pertempuran sekarang. Sebuah kota untuk dijadikan taman bermain perburuan. Skill pasif ketiga dari Fanzy pun aktif, dia langsung mencoba untuk menyelamatkan Vira dengan mendorong tubuh gadis itu ke tanah agar tidak terkena sesuatu yang datang sangat jauh dan kuat untuk menembaknya. “Vira! Awas!!” Vira dan Fanzy berhasil lolos, dan ternyata sesuatu yang datang untuk mengancam nyawa mereka tersebut adalah sebuah peluru sniper, menembus dinding dan juga tanah. Fanzy dan Vira pun buru-buru mencoba untuk bersembunyi dari balik gedung, mereka mengamati dan melihat situasi yang terjadi di sana sekarang. Vira berkata, “Apa itu tadi? Sebuah peluru? Tidak mungkin sesuatu seperti itu berada di dunia fantasi bukan? Ini adalah permainan dimana sihir dan juga kekuatan magis bertemu! Akan sangat curang bila seseorang memiliki akses terhadap senapan mesin!” Fanzy pun mengintip dengan sedikit-sedikit dan tipis-tipis. Tepat di hadapannya, ada sebuah menara tinggi dengan sebuah jam dinding di atasnya. Kemungkinan besar penembak jitu itu sedang berada di sana bersembunyi dan juga menembakkan senjatanya kepada siapa pun musuh yang di anggap berbahaya. “Kau lihat menara itu? di sana adalah tempat musuh sedang bersembunyi sekarang.” Vira pun mencoba untuk mengintip sekaligus melihatnya juga sekarang ini, dia melihat apakah memang perkataan dari Fanzy itu benar soal penembak jitu itu. “Satu-satunya hal yang bisa menembak dari sejauh itu adalah peluru dengan kaliber 7.22 mm. Tepatnya sejauh 2 km jauhnya. Dan panahku, sepintar apa pun aku mencobanya, tidak akan dapat dengan efektif menjangkaunya. Jika pun bisa, arah angin dan gravitasi di tempat ini akan membuat penembak itu bisa dengan mudah untuk menghindari anak panahku”. “Lalu, apa maksud dari semua perkataanmu itu barusan?” Tanya Vira dengan perasaan sedikit panik. Dia memang tak bisa melakukan apa-apa bila berada dalam kondisi pertarungan jarak jauh seperti ini sekarang. “Itu berarti, kita akan terjebak di tempat ini sebelum kita memang bisa membuat jarak pandang dari penembak jitu itu berubah. Dan mustahil untuk melakukan itu.” Vira merasa sangat frustasi sekarang. Dan penembak jitu itu, terus saja menembakkan pelurunya meskipun tidak dapat mengenainya dengan telak. Apakah mungkin, musuh ingin menekan Fanzy dan juga Vira agar segera keluar dari kandangnya dan tidak lagi bersembunyi di balik batu seperti itu?” Dari arah samping, Vira dan Fanzy mendengar sebuah suara kuda. Dan ia menoleh, ke arah sana, melihat Sion yang datang dengan kemungkinan untuk membantu mereka dan menyelamatkan mereka untuk keluar dari sana sekarang ini. “Kalian semua! Teruslah bersembunyi! Aku akan datang dan menyelamatkan kalian dari tempat ini!” Sion, membawa sebuah pedang di tangan kanannya, membuat Fanzy berpikir tentang keefisienan dari caranya untuk membantu melawan penembak jitu tersebut. Namun, Vira merasa begitu lega karena Sion telah datang. “Akhirnya, dia telah datang. Jangan khawatir, dia akan membuat situasi menjadi lebih baik tak lama lagi setelah ini.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN