Sebuah aliran EXP mengalir dengan deras di UI milik Fanzy. Dan semua EXP itu ternyata memiliki sebuah batasan untuk bisa berlanjut lebih jauh. Tepatnya, Fanzy sudah mentok berada di lvl 40 sekarang. Membuatnya mendapatkan satu skill baru tanpa bisa naik ke level selanjutnya. “Kenapa aku tidak bisa naik ke level selanjutnya? Apakah level 40 adalah level maksimum?”
“Tidak, itu bukanlah level maksimum. Kau harus membukanya dengan membeli item Level unlocker yang ada di kota. Dan itu juga berarti, bahwa kita harus pulang dari tempat ini dengan sesegera mungkin nantinya.” Jelas Recks kepada Fanzy di sana. Di beberapa game online, memang ada beberapa permainan yang membatasi pemainnya untuk berada di level tertentu. Mungkin, itu juga mendasari ini.
Sedangkan Emerald King yang baru saja dilawan oleh Fanzy tadi adalah Emerald King yang asli. Bukan bagian dari Fake Mythic Wild atau sejenisnya. Benar-benar Mythic Boss asli. Dan itu juga menjelaskan kenapa seseorang seperti Recks ataupun Bozzy cukup kewalahan untuk melawannya. Player dengan status sekaligus level tinggi seperti mereka saja benar-benar kesusahan untuk melawan makhluk itu.
“Ayo, kita pulang. Vira pasti menunggu kita. Dan setelah kita beristirahat, aku yakin Vira mau mengantarmu ke kota menaikkan levelmu selanjutnya.” Sahut Recks kepada Fanzy sekarang. Dia pun membuka portal untuk pulang ke markas mereka saat ini, mencoba untuk mengakhiri ini semua sekarang juga. “Aku juga lelah, aku ingin segera tidur dan berbaring di kasur empuk”.
“Hah? Kasur empuk? Memangnya kau berencana untuk tidur dimana? Maaf jika aku akan mengacaukan ekspektasimu. Namun kau tidak akan bisa tidur dengan nyaman jika kau mengharapkan akan berada di atas kasur kapas...” Jawab Bozzy kepada Fanzy. Dia memang belum sempat menelusuri markas miliknya, dan mungkin mereka akan segera melakukannya tak lama lagi kali ini.
Fanzy, Bozzy, dan Recks pun masuk ke dalam portal itu. Saat keluar, mereka bertiga di sambut hangat oleh Vira yang sendirian di markas itu di sana. “Fanzy! Syukurlah kau tidak mati di percobaan pertamamu itu! Aku benar-benar khawatir dengan kondisimu saat berkelana. Tunggu, kau sudah level 40? Setelah hanya dengan satu perjalanan? Memangnya kemana kalian mengajaknya?” tanya Vira bingung.
“Aku mengajaknya ke moving Dungeon. Lebih tepatnya, ke Narth Worm. Untungnya, kami bisa menaklukkannya. Dia benar-benar pemain yang bertalenta, aku tidak sabar untuk bertarung di sisinya nan—“ Sebelum Recks menyelesaikan omongannya, kepalanya pun dipukul dengan sangat keras oleh Vira karena begitu kesal dengan keputusan anggota timnya sendiri itu sekarang di sana.
“Kau benar-benar bodoh! Narth Worm adalah Moving Dungeon peringkat ke tiga dari atas! Jika dia mati di sana! Maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk respawn! Apakah otak kecilmu itu pernah memikirkan perihal soal itu?” Amukan marah Vira membuat Fanzy sendiri merasa tidak enak bila dia harus menghajar Recks dengan sangat sadis seperti sekarang. Bozzy hanya diam, merasa kalau kakaknya memang pantas untuk mendapatkan pukulan keras di kepala itu sekarang.
“Hei! Lihat saja buktinya sekarang! Dia sudah mencapai level 40 dalam sekali perjalanan! Tidak ada hal yang lebih membahagiakan daripada melihat pemain baru menaikkan levelnya dengan sangat pesat seperti sekarang bukan? Dan aku sudah memikirkannya! Dia tidak mati kan sekarang ini!” Recks mengucapkan kalimat pembelaannya. Fanzy mencoba melerainya.
“Kalian berdua, bisakah berhenti bertengkar sekarang. Apa pun yang terjadi padaku, anggap saja itu adalah kejadian yang sudah terjadi di masa lalu oke. Aku benar-benar lelah sekarang. Apakah aku memiliki tempat tidurku sendiri di sini? Aku ingin berbaring dan kemudian tidur sejenak.”
“Tentu kami sudah menyiapkan kamar tidur untukmu. Ayo kemari, aku akan mengantarkanmu Fanzy.” Sahut Vira. Gadis manis itu pun langsung saja mengantar Fanzy ke lantai atas, menabrakkannya ke berbagai barang-barang yang tak tertata rapi sekaligus barang-barang yang mungkin akan dialihfungsikan sebagai perabotan lain di dalam markas ini. Mengganggu pemandangan yang ada.
Fanzy sampai bingung, apakah dia memang diantarkan menuju ke kamar miliknya? Atau Vira akan mengantarnya ke tempat pembuangan mayat karena semakin lama dia berjalan, semakin ia merasa kalau dia seperti berada di tempat kejadian perkara sebuah pembunuhan. Semua sarang laba-laba dan juga debu tidak pernah dibersihkan membuatnya merasa jijik.
Vira pun berhenti, di sebuah kamar kosong hanya terdapat ranjang besar dengan sebuah karpet rotan di atasnya. Fanzy sudah merasa tidak enak soal ini. “Ini adalah Ranjang tempatmu tidur sekarang. Maaf ya, tapi kami tidak bisa memberimu sesuatu yang lebih baik daripada ini. Kami memang terlambat untuk mempersiapkan kehadiranmu. Aku harap kau bisa beristirahat dengan nyaman ya.” Ucap Vira.
“Maafkan aku, tapi sebelumnya kau berkata soal kau telah mempersiapkan kamar tidurku. Memangnya, apa yang sedang kau persiapkan?” Tanya Fanzy kebingungan. Karena semuanya masih tampak kotor dan berantakan di sana. Bahkan ada sebuah sisir rambut yang terdampar dengan rambut yang masih menempel di dalam catutannya. Sisir itu membuat Fanzy merasa sangat risih.
“Ehh... aku menyiapkan kamar ini, seperti aku menyiapkan kuda. Aku memastikan jika kamar ini memang bisa dan ada untuk kau tempati. Maaf, memangnya kau tidak nyaman ya di tempat ini. Jika iya, kau boleh memilih tempat lain di ruangan ini. Aku akan mengantarkanmu ke kamar anak-anak yang lain.” Cakap Vira memberikan penawaran kepada Fanzy.
Karena tak memiliki pilihan lain, dia pun langsung saja keluar dan mencoba untuk pergi dan melihat tempat apa yang sebenarnya sedang Vira ucapkan itu kepadanya. “Baiklah, aku ingin melihat kamar anak-anak yang lain. Aku tidak terbiasa untuk tidur bersama debu dan juga sarang laba-laba seperti itu. Dan aku juga terlalu lelah untuk membersihkannya dengan kondisiku yang sekarang.”
Vira pun mengajak Fanzy untuk berkeliling ke kamar masing-masing anggota timnya sendiri di sini sekarang. Dan saat ia melihat ke dalam, Fanzy benar-benar bersyukur dengan kondisi kamar yang dia miliki sebelumnya. Karena memang, kamar milik teman-temannya tersebut lebih mirip seperti kamar yang ada di dalam daerah konflik. Penuh dengan barang-barang aneh dan juga tak tertata.
Satu-satunya kamar paling baik dan juga layak dihuni tentu saja adalah kamar milik Vira. Kamarnya begitu bersih dan wangi layaknya kamar seorang anak cewek pada umumnya. Namun meskipun begitu, Fanzy tak mungkin tidur di kamar Vira begitu saja. Dia adalah seorang laki-laki dan tidak pantas melakukan hal yang seperti itu. “Aku merasa kalau lebih baik aku tidur di kamarku sendiri saja.”
“Baiklah kalau begitu Fanzy. Aku himbau kepadamu jangan bangun siang-siang yah. Karena kita masih memiliki agenda lain untuk dilakukan. Selamat tidur wahai petualang.” Vira menutup pintu kamar itu. Dan Fanzy mencoba untuk berbaring dengan kondisi matras dan juga kasur yang amat sangat keras tidak bisa untuk ditiduri. Dia mungkin akan terjaga untuk beberapa jam ke depan...
***
Tak disangka-sangka, Fanzy dapat tidur dengan sangat pulas tadi. Dia merasa kalau mungkin semua yang dia lakukan itu hanyalah sebuah defense mechanism agar dia tak bisa melakukan apa yang dia mau dengan semestinya. Dia pun juga bersyukur, karena pagi ini bisa bangun dengan tepat waktu untuk pergi bersama Vira ke kota sekaligus menaikkan levelnya saat ini juga.
“Apa kau siap untuk pergi ke kota Fanzy?” tanya Vira membuka kamar pintu pemuda itu. Vira tak mengira kalau Fanzy sudah bersiap memakai pakaian rapi dan juga senjata hasil buruannya kemarin sekarang. Dengan senyuman lebar di pipinya, Fanzy pun berkata kepada Vira saat ini juga. “Aku siap Vira. Ayo, kita pergi ke kota sekarang juga!”
Nama kota itu adalah Kota Mountmain. Kota yang berada tepat di tengah-tengah antara faksi bulan, matahari, dan juga bumi. Kota ini tidak tergabung dengan faksi lainnya, sehingga menjadikannya daerah netral sekaligus damai aman dari peperangan ataupun konflik antar NPC di dalam dunia game ini. Kota ini juga merupakan kota terbesar yang ada di dalam game ini melebihi kota-kota lainnya.
Dan karena itu pula, Mountmain menjadi tempat tujuan utama para player untuk melakukan aktivitas non kekerasa ataupun non-grinding. Hanya sekedar untuk berjalan-jalan, menikmati pemandangan, ataupun berkenalan dengan pemain lain dari tim lain di kota ini. Tidak ada yang namanya player killing di kota ini karena memang sistem tidak mengizinkan pemain untuk melakukan hal seperti itu. Benar-benar sebuah kota yang damai tanpa adanya peperangan atau konflik.
Banyak player juga yang memilih untuk menetap di tempat ini dibanding harus pergi untuk bertempur.
Selain itu, di tempat ini banyak sekali blacksmith atau toko yang suka menjajakan barang tidak ada di dalam dungeon ataupun tempat-tempat lain di dunia ini. Dan hal itu menjadikannya sebagai tempat yang sangat berharga bila dibandinkgan tempat yang lain. Kota ini menjadi pusat perdagangan, pusat hiburan, pusat informasi, sekaligus pusat dari semua urusan sosio-politik antara player dan juga NPC.
Karena hal itu pula lah, Vira pertama-tama ingin mengajak Fanzy untuk pergi ke blacksmith terlebih dahulu. Membeli armor yang compang-camping sekaligus mengupgrade kemampuan dari panah yang sedang ia kenakan sekarang agar menjadi lebih kuat. Harganya sendiri tidak terlalu murah, ataupun tidak terlalu mahal. Pas di kantong para player baru dan juga budget untuk tim miliknya sekarang.
“Ayo, upgrade busur panahmu itu sekarang. Kekuatannya bisa meningkat 10 kali lipat tergantung gem apa yang kau pakai.” Ucap Vira kepada Fanzy. Karena memang cara untuk mengupgrade sebuah senjata memerlukan sebuah gem untuk melakukannya. Gem ini dapat diperoleh dari membunuh monster ataupun menyelesaikan sebuah quest di dalam dunia game ini. Karena Fanzy telah menyelesaikan itu, dia pun juga berhasil mendapatkan sejumlah gem yang melimpah ruah dengan nilai benar-benar tinggi untuk.
Untungnya, ada Vira di sana yang siap untuk membantu Fanzy gem mana yang cocok ia buat untuk bisa membuatnya menjadi senjata sekaligus armor yang benar-benar kuat. Vira pun memberikan beberapa Gem yang kuat, dan memang ternyata senjata itu telah berhasil bertambah menjadi kuat oleh Sang Blacksmith itu di sana. Vira merasa kalau mungkin itu adalah waktu bagi Fanzy untuk menguatkannya.
“Berhasil! Kau memang penyelamatku Vira!” Teriak Fanzy dengan sangat kegirangan. Armor yang tadinya lusuh dan terlihat seperti seorang gembel berubah menjadi sebuah armor yang benar-benar terlihat tampan sekarang. Sedangkan senjata busur panah milik Fanzy telah berubah nama menjadi “Scarlet Earth Bow” Seperti nama pemberian dari peri bumi yang Fanzy lawan sebelumnya di dalam dungeon.
Saat mencoba mengupgrade senjata, akan selalu ada kemungkinan kalau upgrade itu akan gagal dan merusak senjata itu sendiri. Fanzy tak ingin bila memang hal itu akan terjadi nantinya, dia lebih memilih untuk mengandalkannya kepada insting sekaligus pengalaman yang dimiliki oleh Vira selama bermain di dalam game ini. “Baiklah, karena kita sudah selesai upgrade, lebih baik kita pergi ke Katedral sekarang”.
Saat player pergi ke katedral, mereka tidak akan masuk bersama dengan player yang lain. Mereka lebih mirip untuk datang seperti halnya private server, hanya dua orang untuk berada di sana sesuai daftar party yang telah tertulis di sistem. Saat Fanzy masuk, ada tiga patung dari pualam, merepresentasikan 3 faksi yang disembah oleh orang-orang di dalam dunia ini.
“Apa yang harus kulakukan?” tanya Fanzy kebingungan. “Ucapkan saja permintaanmu untuk bisa membuka level. Aku akan mengurus sisanya.” Jawab Vira dengan mudahnya. Fanzy pun mengucapkan permintaannya di dalam hati. Dan kemudian, sebuah notifikasi muncul dari dalam kepalanya kalau dia bisa meningkatkan levelnya lebih dari angka 40 sekarang ini. Tanda-tanda berhasil.
Namun, ada yang aneh. Vira biasanya akan langsung ikut senang dan bahagia bila ini terjadi, Vira hanya diam saja seperti sedang mengamati sesuatu sekarang ini. Fanzy pun langsung bertanya kepada gadis itu sekarang. “Vira, aku telah berhasil meningkatkan levelku sekarang ini lebih dari 40. Sekarang, apa yang harus kulakukan?” Vira hanya diam saja tak menjawab dengan tatapan tajam.
“Apakah kau mencium bau itu? Sepertinya ada seseorang yang mencoba untuk mengikuti kita dari belakang sekarang ini. Namun, aku tak tahu siapa itu. Aku menganggapnya sebagai orang yang benar-benar berbahaya sepertinya. Tetap berada di dekatku Fanzy!” Bisik-bisik Vira kepada Fanzy. Fanzy pun ikut ketakutan karena tak merasakan apa-apa di sekitarnya.
Lagipula, ini merupakan sebuah hal yang mustahil bila seseorang tengah mengikuti mereka dari belakang sekarang. Katedral adalah sebuah private server, bila mereka telah diikuti, maka seseorang itu kemungkinan telah meretas sistem dari game ini, di dalam game ini juga. Sesuatu yang memang tidak mungkin terjadi atau bisa terjadi di dalam game ini.
Layar notifikasi pun kemudian mengambang, sebuah peringatan dan pemberitahuan pun muncul. “Selamat para Pemain Arx Online dari berbagai negara! Turnamen telah dimulai sekarang ini! Turnamen perburuan! Dari 32 tim yang ada di dalam game ini, Anda harus bertahan sampai 16 besar untuk berada di tingkat selanjutnya. Dan seseorang yang akan membunuh seorang pemain, akan benar-benar meninggal di dunia nyata! Oleh karena itu! Jaga belakang kalian! Tidak ada yang tahu kapan kalian akan diburu ataupun di bunuh! Selamat bersenang-senang semuanya!”
Pemberitahuan yang mendadak itu tentu saja membuat Vira benar-benar kaget, mungkin firasatnya ini memang mengatakan kalau ada sesuatu yang tidak beres di dalam sini sekarang. Dan benar saja, dari belakang, seseorang telah berhasil menusuk punggung Vira mencoba untuk membunuhnya sekarang juga.
“Dasar wanita kurang ajar! Aku akan membunuhmu di sini, sekarang juga!”