“Bozzy! Apakah mereka tidak memiliki titik henti ataupun kelemahan yang vital? Aku sudah menembak mereka sangat banyak dan tanpa henti! Sudah tak terhitung berapa banyak jumlah kepala yang kuremukkan dan kuledakkan tadi! Aku tak tahu kapan peluru kegelapan yang aku miliki dari Naver akan masih bisa tersisa!” Teriak Fanzy, sedang berada di dataran tinggi menembak-nembaki mereka semua. Tidak seperti yang lain, Fanzy lebih memilih untuk bersembunyi dan menjaga jarak dari para musuh yang akan mendekat ke arahnya. Dia melakukan ini karena memang dengan strategi seperti itu akan jauh lebih efektif dalam bekerja. Dan bahkan Fanzy bisa menembaki mereka semua dengan tembus masuk ke dalam kepala mengenai belakangnya sehingga sangat telak tidak bisa bangkit lagi. Berteriak seperti itu, Fanzy tidak