CH.32 Bite Truth

1890 Kata
Rasyid pergi meninggalkan tempat acara dengan napas memburu dan dia tak menyadari jika tingkah lakunya mendapat perhatian dari kedua orang kepercayaannya. Rasyid yang hendak pergi dengan menggunakan taksi mendapatkan bantuan dari seseorang yang tak dia sangka. Sebuah mobil silver berhenti di hadapannya dan seorang wanita turun dari sana. “Rasyid, sedang apa kamu di sini,” sahut wanita itu dengan senyum ceria, tapi baginya ini suatu kebetulan yang menyenangkan. “Sherly,” lirih Rasyid. Pria itu nampak kaget dengan kemunculan Sherly tiba-tiba terutama di kota ini. Tapi dia enggan berpikir macam-macam, lebih tepatnya malas. “Apa kamu mau pergi? Aku bisa mengantarmu kemanapun kamu mau,” ucap Sherly manja. Rasyid menatap Sherly dari atas sampai bawah. Dia sepertinya punya hiburan untuk meluapkan kekesalannya malam  ini. “Okay, let’s go,” kata Rasyid dan dia berada di sisi kemudi mobil itu. Sherly tersenyum bahagia dan dia yakin jika malam  ini rencananya akan berhasil setelah sekian lama berusaha. Edgar dan Dika yang melihat kejadian itu cepat mengikuti kemana tujuan mereka. Dika melihat sekeliling dan dia tahu kemana Rasyid akan membawanya. Dika mendengar ponsel Edgar berbunyi dan pria itu mengangkatnya. “Aku tunggu di tempat biasa, aku ingin menghajar seseorang malam ini, jangan lupa siapkan semuanya dengan benar!” perintah Rasyid dengan penuh penekanan. Tak sampai tiga puluh menit, mereka semua tiba di tempat Rasyid selalu menghabiskan malam bersama wanita pilihannya. Sherly merasa senang akhirnya Rasyid akan jatuh dalam pelukannya. Dia meyakini imbalan dalam jumlah besar setelah semua rencananya ini berhasil. Sesampainya di kamar hotel, Sherly terkejut dengan semua orang yang ada di sana. Setidaknya ada empat orang pengawal, satu asisten Rasyid dan satu orang wanita.  Pikirannya sama sekali tak bisa menebak apa yang akan Rasyid lakukan dengan semua orang ini. Apa permainannya dengan Rasyid akan diawasi oleh orang sebanyak ini. Rasyid duduk di sofa dan melihat kebingungan Sherly. “Cepat lakukan tugas kalian, aku tak ingin menundanya lagi,” perintah Rasyid dan dua orang pengawal mendekati Sherly membuat wanita itu berteriak membuat telinga Rasyid sakit. “Kenapa kamu berisik sekali, ini bukan hutan!” seru Rasyid kesal. “Cepat suntik dia, kalian menghadapi satu wanita saja tidak bisa!” perintah Rasyid. “Ras, ada apa sebenarnya? apa yang akan kamu lakukan kepadaku!” teriak Sherly tak suka dan takut. “Tentu saja aku harus memastikan kamu tidak dalam keadaan subur malam  ini dan menghindari hal-hal yang merugikanku di masa depan,” kata Rasyid santai. “Apa maksudmu?” teriak Sherly yang mulai ketakutan karena wanita itu sepertinya seorang dokter dan mengeluarkan jarum suntik. Darah Sherly diambil dalam satu ampul dan diletakkan dalam kotak yang sudah dia siapkan. Dan satu suntikan lagi berwarna putih membuat Sherly panik dan takut jika dia dibunuh oleh Rasyid langsung berteriak. “Jangan bunuh aku, aku mohon. Aku hanya melakukan perintah Marques!” seru Sherly membuat Rasyid kaget dan berdiri. Dika yang ada di samping Rasyid ikut kaget dengan pengakuan Sherly. Rasyid mendekati Sherly, pria itu mencengkram dagu wanita itu. “Apa maksudmu semua yang kamu lakukan ini karena perintah dari Marques?” desak Rasyid. Sherly menyadari jika dia sudah keceplosan bicara karena itu dia hanya diam saja saat Rasyid menanyakan hal itu. Rasyid semakin kuat mencengkram dan wanita itu merintih kesakitan. Rasyid menoleh, “Ganti obatnya dengan obat yang membuatnya kehilangan harga dirinya sebagai wanita,” kata Rasyid membuat dokter itu kembali ke kotak penyimpanan obatnya. Rasyid mendorong dagu Sherly keras dan wanita memegang kaki Rasyid memohon. “Tolong jangan sakiti aku, oke aku akan katakan semuanya tapi jangan sakiti aku,” pinta Sherly iba. Rasyid berbalik dan menatap tajam, “Sebaiknya kamu menepati janjimu atau aku bisa lebih kejam dari ini,” kata Rasyid. Sherly tak punya pilihan lain, setidaknya jika dia memihak Rasyid pria itu tak akan membunuhnya beda dengan Marques apapun yang terjadi hidupnya akan berakhir di tangan manusia kejam itu. “Marques memintaku untuk mendekatimu agar kamu bisa menyukaiku dan melalui diriku Marques akan tahu apa kelemahanmu yang bisa dia gunakan untuk melawanmu,” ucap Shery dan Rasyid masih nampak santai karena dia tahu hal itu. “Selama ini aku mengawasimu tapi sayangnya kamu tak melihatku. Tapi Erick membantuku karena sepertinya dia iri kepadamu juga,” kata Sherly. Ucapan Sherly seakan menyadarkan Rasyid satu hal. Dia seperti Sherly berusaha menunjukkan ketertarikannya tapi dirinya tak peduli dan Asmara juga melakukannya. “Apa yang ingin Marques ketahui melalui dirimu,” tanya Rasyid. Sayangnya, wanita itu menggeleng pelan, “Dia tak mengatakan apa yang ingin dia ketahui, dia hanya ingin aku mendekatimu dan kamu percaya kepadaku lalu menceritakan semua yang kamu alami,” jelas Sherly dengan suara takut. “Apa itu jadi hal penting untuk Marques? Jika dia benci kepadaku kenapa dia tak langsung datang dan melakukan perhitungan denganku. Meskipun aku punya banyak pengawal tapi aku yakin dia bisa mengatasinya,” urai Rasyid. “Marques ingin kamu menderita selama hidupmu melalui penderitaan orang-orang yang kamu sayangi,” kata Sherly menegaskan. “Sok tahu, aku tak memiliki orang yang aku sayangi selain keluargaku, kenapa kamu jadi mengancamku, heeehh!” bentak Rasyid. Sherly mendadak ciut tapi kemudian dia ingat satu nama yang membuat Rasyid meninggalkannya waktu itu. “Asmara, iya aku ingat nama itu, namanya Asmara,” kata Sherly. Tubuh Rasyid menegang. Dia lari kemari untuk melupakan nama itu yang malam  ini pasti sedang bersama dengan suami biiadabnya itu dan menikmati malam bersama. Darah Rasyid seakan mendidih membayangkan hal itu. “Apa yang akan Marques lakukan, cepat katakan!” bentak Rasyid membuat Sherly kaget dan takut. “I-itu, aku tak tahu,” ucap Sherly lirih. Rasyid berteriak kepada kedua pengawalnya dan meminta dokter untuk menyuntikkan obat anti hamil kepada Sherly. Wanita itu kaget dan menggeleng pelan, dia terus memohon kepada Rasyid tapi pria itu tak iba sedikitpun. “Marques akan menyakiti Asmara untuk membuatmu tersakiti. Aku tak tahu apa yang direncanakan secara keseluruhan tapi dia akan membuat hidup Asmara tidak bahagia meskipun wanita itu sudah menikah,” kata Sherly. Rasyid mengepalkan tangan dan mengeraskan rahangnya. Dia rasanya ingin sekali menguliti Marques jika bertemu dengannya. “Kenapa harus mendekati Asmara, keluarga Rasyid tentu hasilnya akan sama bukan, sama-sama menyakiti,” kata Dika penasaran. “Aku tak tahu pasti, yang aku tahu Marques merencanakan skenario untuk rumah tangga Asmara dan dia bekerja sama dengan anggota di jaringannya yang ada di Indonesia,” kata Sherly. Dika berdecak keras mendengar hal itu, “Informasi apa itu tidak berguna sama sekali,” kata Dika kesal. Rasyid yang ingin mendapat kejelasan tujuan Marques sebenarnya sependapat dengan Dika. “Informasi yang tak berguna,” cela Rasyid dan berlalu dari sana. Kenyataan baru ini membuat seleranya untuk menikmati tubuh Sherly jadi hilang.  Sebelum Rasyid meninggalkan ruangan itu dia mengatakan hal mengerikan kepada pengawalnya. “Gilir saja dia jika kalian mau, setelah itu terserah kalian mau melakukan apa kepadanya,” kata Rasyid. Dika dan Edgar sempat kaget mendengar ucapan Rasyid. Sedangkan Sherly histeris mendengar apa yang diucapkan Rasyid. Selama ini dia memang banyak melakkan dengan pria tapi bukan berarti jadi piala bergilir macam sekarang. Rasyid tak peduli lagi dan seakan rasa iba yang dia miliki sudah habis. Dia melangkah ke pintu kamar hendak keluar sampai sebuah pernyataan membuatnya diam. “Marques akan menculik Asmara untuk ditukar dengan nyawamu,” jerit Sherly. Pria muda itu menghentikan langkahnya, Dika dan Edgar yang juga mendengarnya saling pandang tak percaya dengan apa yang dikatakan Sherly. “Coba kamu ulangi lagi,” pinta Dika karena pria itu yang ada di dekatnya dibanding Rasyid. “Aku pernah dengar dia bicara dengan anak buahnya, membuat Ar Madin terpuruk dengan mengorbankan para penerus Ar Madin. Karena itu dia terus mengawasi tindakanmu dan siapa saja orang terdekatmu,” ucap Sherly pelan. “Teman-teman kamu, terutama yang bisa membantumu di masa depan akan dihancurkan lebih dulu sebelum menyerangmu. Ika dia langsung menyerangmu tidak akan berhasil membuatmu menderita seumur hidup karena kamu bisa bangkit lagi,” kata Sherly. Rasyid diam mendengar ucapan Sherly. Jadi selama ini memang tujuan Marques hanya satu yaitu dirinya dan itu berarti semua yang berkaitan dengan dirinya dalam bahaya. “Sampai satu hari aku mendengar nama Asmara dan aku baru tahu ternyata kamu sedang mengejarnya dan itu jadi peluang Marques untuk menjadikannya sebagai kelemahanmu,” jelas Sherly. “Kapan dia akan menculik Asmara?” tanya Rasyid penasaran. Sherly langsung menggeleng karena dia memang tak tahu. “Aku hanya dengar dia mengatakan jika perlu ambil Asmara dan tukar dia dengan nyawa Rasyid,” ujar Sherly. Ketiga pria itu saling pandang dan paham dengan kode yang diutarakan. Dika mendekati Sherly dan memintanya untuk berdiri. “Apa imbalan yang kamu terima jika berhasil membuat Rasyid masuk perangkapmu?” tanya Dika penasaran. Edgar sudah melirik ke pengawalnya yang ada di belakang Sherly untuk meminta dia membereskan wanita itu. “Dia akan memberikan apapun yang aku mau termasuk nyawaku sendiri dan kebebasanku,” jawab Sherly pelan. Dika mengangguk paham. “Anggap saja kita berterima kasih, jadi kamu pergilah dan jangan muncul lagi di hadapan kita kecuali jika ingin nyawa kamu yang jadi taruhannya,” kata Dika dan Sherly mengangguk cepat. Wanita itu bersiap untuk pergi dan tak lama kemudian pengawalnya langsung menutup kepala Sherly dengan kain dan wanita itu meronta berusaha untuk melepasan diri. Pengawal tersebut membawa Sherly keluar kamar. Edgar membisikkan kata-kata kepada pengawal itu dan mereka mengangguk. “Amankan dia sampai Marques lupa jika dia pernah menugaskan Sherly dalam hal ini,” ucap Rasyid kepada Edgar dan pengawalnya itu mengangguk paham. Dika dan Rasyid meninggalkan tempat itu menuju tempat parkir mobil. Keduanya diam beberapa saat sampai Dika membuka pembicaraan karena rasa penasarannya. “Jadi apa yang akan kamu lakukan?” kata Dika pelan. Rasyid masih diam. “Apa menurutmu ucapan Sherly bisa dipercaya?” tanya Dika kembali. Dan Rasyid masih diam tak bersuara. Dika mengheela napas dan tak ingin membahas lagi masalah ini karena dia berpikir Rasyid tak ingin membicarakannya. Dia fokus mengemudi sampai mereka tiba di tempat tinggal mereka. “Andi adalah anak buah Marques di Indonesia, itu artinya dia adalah jaringan Marques yang ada di Indonesia. Ucapan Sherly mirip dengan analisa Oman yang mengatakan bahwa Andi datang lagi di kehidupan Asmara untuk mengacaukan pernikahannya dengan Devio,” kata Rasyid. Dika diam mencerna ucapan Rasyid tersebut, dia masih menyalakan mesin mobilnya meskipun dia selesai memarkir mobilnya. “Jadi maksudnya orang yang diutus Marques untuk menghancurkan Asmara itu Andi,” komentar Dika memastikan dan Rasyid hanya menghela napas. “Entah ide dari Andi atau Marques tapi mereka dengan sengaja membuat Devio berselingkuh dan Asmara akan mengetahui saat mereka sudah menikah atau mengetahui hal itu dengan sendirinya,” Rasyid menambahkan. “Dengan kata lain tindakan Devio itu memang hal yang direncanakan oleh mereka,” tanggap Dika dan Rasyid mengangguk. “Perselingkuhan akan membuat Asmara menderita dan derita itu yang akan digunakan Marques untuk menjadikannya alat untuk menyerangmu,” analisa Dika dan Rasyid menghela napas panjang. “Tapi dengan menculik Asmara sebagai cara untuk menyerangmu, bukankah itu sia-sia karena dia paham kalo Asmara menderita kamu akan cepat membantunya dan itu justru akan menumbuhkan kedekatan diantara kalian,” kata Dika tak mengerti. Rasyid juga memikirkan hal yang sama sampai kemudian dia ingat satu hal. “Terdengar bodoh dan tak biasa tapi hal itu bisa jadi masuk akal dengan kondisi sekarang,” gumam Rasyid. Dika mengerutkan dahi tak paham, “Maksudnya?” komentar sahabatnya itu. “Marques memang sengaja membuat kita dekat dengan begitu kita berdua akan saling bergantung. Ketergantungan kita itu yang akan dia pakai untuk menyerangku.” *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN