Ratih menunduk dengan perasaan campur aduk. Ya, Zarina. Nyonya Shah Alam pernah menyebutkan nama wanita ini padanya. Dia tidak menyangka bahwa dia akan mengingatnya dengan baik. Tengku Ammar sedikit kesal melihat tatapan tak peduli di mata gadis ini. Dia mengerutkan kening ingin menanyakan sesuatu tapi tidak jadi. Saat sedang makan, pengurus rumah tangga datang lagi dan membisikkan sesuatu ke telinga Tengku Ammar. Pria itu hanya mengangguk dan mengambil sepiring buah untuk sarapan. Ratih sejujurnya sedikit kecewa. Jika pria ini tidak bertemu dengannya malam naas itu, jika dia bertemu orang lain. Sekarang, dia pasti akan memperlakukan wanita itu dengan cara yang sama! Mengingatnya saja bahkan sudah membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Ratih menghela napas untuk menenangkan diri. Dia