Arini melototkan matanya ke arah Arjuna, tetapi ia enggan ikut-ikutan meladeni mulut pedas Arjuna. Biar saja Arjuna mau bicara apa, selama Ia mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Ia akan menerapkan apa yang pernah dikatakan oleh Arjuna, bahwa ia tidak harus selalu mendengarkan omongan orang yang menyakitkan hati dan contoh nyata orang yang selalu mengeluarkan kata-kata menyakitkan hati adalah Arjuna. Arini tidak mau bersikap lemah dan mudah menangis, saat berhadapan dengan Arjuna, bisa-bisa Ia menjadi bubur, nanti dapatnya Arjuna dengan mulut pedasnya. Arjuna menarik lengan Arini yang berjalan melewatinya dan berkata, “Mau ke mana kamu? saya belum selesai berbicara denganmu.” Peringat Arini. “Maaf, Pak. Saya bukannya bermaksud tidak sopan dengan Bapak, tetapi Bapak itu bukannya berbica