Pintu rumah Arini diketuk dari luar, Ia pun beranjak dari duduknya di atas kursi plastik yang ada di ruang tamunya. Dibukanya pintu tersebut dan berdiri di hadapannya, Arjuna dengan pakaian yang serba hitam. Arjuna kelihatan sangat tampan sekali dengan rambut yang diberi pomade dan tersisir rapi. “Hanya satu saja yang kurang dari penampilan Arjuna, wajahnya tanpa senyuman, seperti orang yang akan menghadiri pemakaman saja.” Batin Arini. “Bapak mau masuk ke dalam?” Tanya Arini sopan, ia ragu mengajak Arjuna untuk masuk ke dalam rumahnya, yang sederhana. “Ya, saya akan masuk dan tolong buatkan saya kopi dengan gula satu sendok saja.” Perintah Arjuna. Arini pun mempersilahkan kepada Arjuna untuk masuk dan duduk di atas kursi plastik, sementara ia sendiri ke belakang untuk membuatkan Arjun