Ayah Andi menatap sendu anak laki-laki satu-satunya yang berdiri di hadapannya dengan tatapan emosional di matanya. Andri pun membersihkan tenggorokannya yang terasa kering. “Ayah minta maaf, sungguh ayah tahu kesalahan ayah sangatlah besar kepadamu. Namun, percayalah Ayah selalu mengingat kamu dan kakakmu, juga almarhumah ibu kalian.” Kata Andri. Andi mendengkus tidak percaya dengan ucapan pria yang mengaku ayah nya, tetapi tidak hadir di saat ia dan kakak juga almarhumah ibunya berada dalam kondisi terpuruk. “Benarkah, anda selalu mengingat kami!. Saya tidak percaya sama sekali, berhentilah mengatakan omong kosong, Saya bukan lagi anak kecil yang mudah dibohongi dan percaya dengan ucapan manis Anda.” Kata Andi kepada ayah nya. “Tidak mungkin seseorang yang mengingat akan mengabaikan