Flashback
Beberapa hari sebelumnya
Brak!
Alina menggebrak meja di depannya dengan penuh amarah. Raut wajahnya terlihat marah sekaligus kecewa .
"Bagaimana kau bisa gagal mencelakai wanita itu?! Kau bilang itu sangat mudah bagimu! Tapi ternyata?!" Alina menatap Jarot dengan sorot tajam. Dia benar-benar murka.
Dia harus kembali menelan kekecewaan karena orang suruhannya itu gagal mencelakai Vira. Padahal dia sudah banyak mengeluarkan uang untuk itu.
"Bahkan ujung rambutnya pun kau tidak berhasil menyentuhnya!" Alina mendengus kasar kemudian membuang muka ke sudut lain.
"Kau tidak tahu situasinya di lapangan bagaimana. Ada dua mobil yang sudah menungguku di sana. Aku yakin, mereka sudah mengetahui rencana kita. Untung saja aku masih bisa melarikan diri, jika tidak riwayat keluargamu p
