Omong Kosong Belaka

2060 Kata
Sebenarnya bisa saja Hisyam membiarkan arwah perempuan ini bertindak semaunya, tetapi dia tak bisa membohongi rasa iba yang menekan hatinya saat Hisyam harus melihat sorot mata dari arwah yang tak bersalah itu. Jadi sebisa mungkin ia tetap berusaha melepaskan atma anak kecil itu dari arwah gadis yang tak seharusnya menerima hukumannya dan ketika Hisyam hampir membantu atma anak kecil itu tiba-tiba leher Hisyam terasa tercekik dengan begitu kuat. Dalam diam Hisyam tidak bisa membiarkan dirinya di tekan seperti ini membuatnya berusaha dengan keras untuk melawan balik karena bagaimanapun juga dirinya merasa tak boleh kalah dari arwah yang tersesat seperti ini. "Gak Hisyam! Lu gak boleh nyerah! Siapapun dia boleh nyerang lu, tapi kali ini anak itu butuh lu jadi lu gak boleh biarin diri lu kalah sama aura yang tidak baik begini Hisyam! Arwah itu tersesat karena membiarkan dirinya sendiri larut dalam amarah dan omong kosong belaka jadi lu harus kuat melawan balik dia, Syam! Ayok Hisyam pasti lu bisa kok ...," batin Hisyam serius. Jika dirinya boleh jujur rasanya Hisyam perlahan-lahan semakin kekurangan oksigen dan ia tak menahannya lebih lama lagi dari ini atau Hisyam akan kehilangan nyawanya saat ini juga, tetapi tak lama Yocelyn langsung datang dan melemparkan arwah perempuan itu ke lantai karena apa yang dilakukannya jelas-jelas akan membahayakan Hisyam . "Dasar keterlaluan!! Makhluk payah seperti anda berani menyakiti tuan saya!! Sepertinya anda tak ingin santai dalam menunggu penantian ya?! Kalau begitu saya akan pastikan kamu untuk mendapatkan ratusan bahkan puluhan kali rasa sakit dari apa yang kamu perbuat ini jadi lebih baik persiapan diri anda yang gegabah itu!! Saya tak akan main-main kok!" murka Yocelyn kesal Vala yang merasa tertolong disaat seperti ini membuat dirinya merasa lega karena sebelum ada Yocelyn rasanya mereka berdua bukanlah lawan yang setimpal dan sudah pasti mereka tak bisa melawan atma yang diselimuti kemarahan dan dendam yang memiliki energi negatif seperti ini. "Syukurlah, Yocelyn datang di waktu yang tepat! Gak kebayang kalau sampe Yocelyn gak ada di sini? Kayaknya gak bakal ada kata selamat untuk kami berdua deh, yaudahlah toh yang penting sekarang kita udah aman dan apa yang terjadi udah berlalu juga udahlah Val!" gumam Vala lega. Namun kali ini Yocelyn benar-benar tak menyangka ada arwah yang sampai berani menyakiti tuannya seperti ini dan dengan cepat Yocelyn membawa atma itu ke tempat dimana seharusnya ia menunggu waktunya untuk kembali dengan keadaan yang lebih baik. "Saya tak akan membiarkan siapapun melukai tuan saya! Lalu kamu yang hanya sebagai media dari praktek yang merugikan orang lain justru berani menyakiti tuan saya! Sepertinya kamu harus melihat tempat yang dimana seharusnya kamu menunggu akhirmu?!" ujar Yocelyn tegas. Sebenarnya Vala dan Hisyam ingin mempertanyakan tujuan Yocelyn yang kini sudah membawa arwah perempuan itu ke tempat yang tak pernah bisa dipahami oleh Hisyam dan Vala lalu tidak lama arwah anak kecil itu tersenyum lembut dan ia berpamitan pada mereka berdua. "Yoce ... kenapa kamu dateng tiba-tiba begini? Eh ya ampun dia mau dibawa kemana Yocelyn? Kenapa dia pergi buru-buru banget sih Syam? Padahalkan kita ini belum selesai ngomong sama dia eh dia malah ...," lirih Vala terhenti. "Are you seriously, Yoce? Kenapa lu pergi dan dateng seenak lu dah? Ini lagi mau lu bawa ke mana dia, Yocelyn? Jangan bilang dia mau lu bawa ke tempat yang tidak pernah bisa kita pahamin ya? Ya ampun ini seriusan lu mau bawa dia ke sana ...," tutur Hisyam terhenti. "Terima kasih ya kak, terima kasih karena kakak-kakak aku jadi bisa pulang ke tempat yang aku rindukan! Kalau begitu aku pamit dulu ya kak, satu pesanku untuk kalian ... jangan biarkan kalian berpikir bahwa kalian adalah orang yang paling tak berguna karena di luaran sana banyak yang tak bisa berbuat banyak, tetapi mereka melakukan apa yang mereka bisa lakukan loh kak! Sampai juga dilain waktu dan aku tunggu kalian di sana ya," ucap atma anak kecil itu senang. Dalam diam Vala dan Hisyam turut merasa senang saat anak kecil itu tersenyum dengan santai dan matanya sudah kembali memancarkan cahaya bahagianya lalu perlahan-lahan langkahnya mulai menjauah seakan ia sudah siap meninggalkan dunia yang memang bukan lagi tempatnya. "Pasti! Kami pasti akan melakukan semua hal yang kami bisa, terima kasih karena kamu sudah mengingatkan kami ya! Senang rasanya bisa melihat kamu tersenyum sebahagia itu sebab kamu memang layak untuk berbahagia kok! Tolong tunggu kami dengan hati yang riang ya dik! Kali ini kamu juga harus membahagiakan dirimu sendiri loh adik baik, " batin Hisyam senang. "Kami yang seharusnya berterimakasih padamu loh, adik baik! Bahkan ketika duniamu terasa tak seindah anak lainnya kamu justru menjalani tiap langkah dengan bahagia walaupun semasa kamu hidup hanya tangisanmu yang kami liat, tapi sekarang kamu bisa tertawa sekeras apapun dan tolong tunggu kami dengan bahagia karena kami juga bahagia di sini," gumam Vala bahagia. "Ah kalian ini, aku hanya mengikuti kehendak langit saja kak! Tentu saja aku akan berbahagia mulai sekarang jadi kalian tolong lakukan hal baik agar aku bisa mendekap kakak-kakak yang baik hati mau menolong hantu tidak jelas seperti aku, sampai jumpa di lain waktu ya kakak-kakak! Tolong bantu mereka yang bernasib kurang baik sepertiku!" lirih atma anak kecil itu ceria. Tak lama arwah anak kecil itu mulai semakin terlihat menjauh dan tidak lagi bisa terlihat dengan mata biasa, tetapi dalam diam Vala dan Hisyam hanya bisa menatap kosong atas kepergian yang terjadi hari ini lalu tak lama terdengar lirihan arwah yang perlu meminta bantuan Hisyam. "Anak itu beruntung karena bisa bertemu dengan cahaya dirindukannya, lalu bagaimana dengan diriku? Apakah aku tidak layak ditolong? Apakah kalian mau membantu hantu yang bernasib kurang baik ini? Pantaskah aku memohon bantuan pada kalian berdua ...," lirih atma itu sendu. Vala yang mendengar hal ini membuatnya mengusulkan dirinya saja yang membantu arwah itu karena bagaimanapun juga saat ini Vala tidak sedang sibuk, tetapi sayangnya tawaran gadis cantik itu justru di tolak dengan lembut dan Hisyam yang melihat jika arwah ini membutuhkan dirinya membuat pemuda itu menyahutinya dengan santai. "Tentu saja kamu boleh meminta bantuan kok, ah! Bagaimana kalau saya saja yang membantu kamu karena saya sendiri tidak sedang sibuk dan saya juga memiliki kemampuan yang sama dengan pemuda ini kok! Bagaimana? Kamu mau aku membantumu kan ya?" ucap Vala serius. "Terimakasih karena sudah menawarkan bantuan pada saya, tetapi saya merasa agak sedikit tak enak hati jika harus merepotkan nona ... apa nona tidak keberatan dengan kehadiran hantu yang tak jelas seperti saya ini? Saya khawatirnya membebani nantinya," tutur arwah itu lembut. "Daripada kalian bingung begini bagaimana jika arwah gadis itu biar gue aja yang bantu, Val? Toh ada Yoce juga yang lebih bisa bantuin masalah atma ini? Kalo gue pribadi gak keberatan atau gimana kok, lagipula anggap aja lu jadi temen ngobrolnya Yocelyn ya," sahut Hisyam santai. Sementara Vala yang merasa jika apa yang di ucapkan pemuda itu memerlukan pembicaraan lebih lanjut dengan Yocelyn membuat hatinya terasa tidak tenang dan gadis cantik itu berusaha untuk mengingatkan Hisyam agar ia jangan bersikap gegabah seperti ini. "Astagfirullah, Hisyam! Ucapan lu kali ini tuh tetep perlu diomongin lebih serius lagi sama Yoce tau! Sebenernya bukan apa-apa cuma dia belum jelas kenapa dan aura kalian bertiga bisa aja justru saling bentrokan satu sama lain! Mending lu jangan gegabah Syam," ujar Vala khawatir. Namun entah mengapa pemuda itu justru tidak memahami maksud dari ucapan gadis cantik itu yang memang benar-benar mengkhawatirkan dampak ke depannya untuk Hisyam, bahkan pria itu justru santai-santai saja menenangkan Vala yang terlihat cemas ini. "Sampe istighfar gitu dah lu, Val ... tenang aja udah! Toh gue ngerti harus gimana sama arwah yang perlu bantuan jadi lu gak perlu sampe cemas gini ah, semua bakal baik-baik aja selama emang niat kita baik mah jangan takut Vala! Semua udah ada jalannya Val," tutur Hisyam lembut. Rasanya gadis cantik itu ingin menjambak rambut Hisyam agar pemuda itu sadar bahwa kapan saja masalah bisa hadir tanpa bisa kita cegah, terlebih mereka baru saja selamat dari keadaan membahayakan nyawa lalu sekarang ia justru bisa sesantai ini. "Astagfirullah!! Syam lu lupa apa? Barusan tadi kita abis diapain coba? Belum apa-apa aja kita udah diserang gitu ... terus lu bilang tenang? Kenapa lu bisa sesantai ini sedangkan kita gak tau akan terjadi apa kedepannya? Bisa gak sih sekali aja lu dengerin omongan gue," ujar Vala sendu. Dalam diam Hisyam mengerti jika rekan kerjanya ini mengkhawatirkan dirinya, tetapi Hisyam tak bisa membiarkan arwah itu terus terikat di sini tanpa bantuan sedikitpun agar ia bisa merubah kesalahan atau mungkin masalah yang ia hadapi. "Gue ngerti kekhawatiran lu itu demi keselamatan kita cuma Vala coba deh lu pikir lagi, kalo gue gak bantuin dia terus siapa yang bantuin dia? Gimana dia bisa merubah kesalahannya kalo dia aja gak tau harus minta bantuan ke siapa? Gimana caranya dia menyelesaikan masalah yang dia hadapi kalau sendirian, Vala? Tenang aja! Lu cukup percaya sama gue," tutur Hisyam lembut. Untuk beberapa menit setelah ucapan yang dikatakan oleh Hisyam tidak lama suasana lorong dari tempat saat ini mereka berdiri terdengar gumaman arwah gadis yang merasa tak enak hati bila harus melihat perdebatan yang disebabkan oleh dirinya. "Bisakah kalian tidak berdebat di sini? Saya hanya meminta bantuan bukan bermaksud apa-apa jadi tolong jangan begini ya? Kalau kalian berdebat begini saya jadi merasa tak enak hati saat melihat perdebatan yang disebabkan oleh hantu seperti saya ini," gumam arwah gadis itu sendu. Namun Hisyam tetaplah Hisyam yang tak akan mengingkari apa yang sudah ia katakan dan tak lama pemuda itu justru mengajak Vala dan arwah gadis itu untuk pulang bersama agar mereka bisa membicarakan di tempat yang lebih nyaman. "Sudahlah jangan berbicara ngawur seperti itu ... sekarang lebih baik kita mengobrolnya tidak di sini karena masih ada banyak tempat yang lebih nyaman daripada lorong yang sepi tanpa orang lain selain kita di sini! Ayok cepat Vala dan kamu juga ayok ikuti saya saja," ucap Hisyam lembut. Karena dalam diam Hisyam mulai merasakan kehadiran makhluk lain yang berusaha mendekat ke arah mereka sedangkan pemuda itu tak ingin berurusan dengan atma-atma yang seperti ini terlebih ia sudah merasa kehabisan tenaganya setelah berhadapan untuk melawan arwah tadi. Sayangnya Vala justru hendak memarahi pemuda itu karena ia tak menyadari hal yang terlihat jelas diwajah Hisyam yang menahan dirinya sekuat mungkin untuk jangan melihat gambaran yang diberikan arwah kecelakaaan yang berusaha menarik perhatiannya. "Ih Hisyam apaan sih? Orang lagi serius bisa-bisanya lu malah mikirin tempat yang nyaman buat ngobrol? Lu kenapa sih aneh gitu mukanya? Udahlah selesain aja di sini! Kita itu gak boleh bawa arwah gak jelas sembarang atau yang ada kita malah repot buat bersihininnya tau gak! Emang lu mau seharian ngebersihin dampak dari pilihan lu yang gak dipikir dulu?!" sahut Vala serius. Hisyam yang tak lagi bisa menahan seluruh rasa sakit yang seakan-akan sedang menekannya hingga dengan merasa bersalah pemuda itu menarik Vala untuk mengikutinya begitu juga atma yang hendak ia bantu juga dirinya ajak pergi dari loker ini. "Astagfirullah, aduh sakit banget badan gue! Sorry Val, sorry banget gue gak bisa jelasin di sini dan maaf banget gue harus narik tangan lu pergi dari tempat ini karena gue udah gak sanggup nahan energi negatif yang ngeliatin kita! Maafin gue kalo gue egois ya," lirih Hisyam kesakitan. Vala yang baru menyadari ada yang tak beres dengan wajah dan tindakan pemuda itu membuat dirinya memilih untuk tak mengatakan apapun sambil berusaha mengikuti langkah besar yang dibuat Hisyam walaupun ada perasaan senang dan sedih yang menjadi satu. "Ya ampun Hisyam ... kenapa dia gak ngomong aja kalo daritadi ada arwah yang berusaha jailin dan gangguin dia? Kan gue jadi gak enak liat dia kayak gini? Kalau aja dia bilang gue kan ngerti lagipula cewek mana yang gak mau digenggam sama orang yang dia sayang? Gue seneng bisa dalam genggaman lu, Syam! Cuma gue sadar perasaan lu bukan untuk gue ...," batin Vala sendu. Sebagai perempuan yang memiliki perasaan suka terhadap pemuda itu membuatnya terdiam dan berharap jika waktu tak bergerak terlalu cepat karena Vala tidak ingin waktunya bersama pria yang sangat ia kagumi bahkan kini tanpa sadar rasa cintanya sudah sedalam ini. Sementara pemuda itu bahkan tak pernah memandang dirinya selayaknya seorang gadis lain pada umumnya, Hisyam justru menganggap dirinya adalah sahabat dan rekan kerja yang bisa ia andalkan dan Vala merasa sedih saat mengingat kenyataan yang memang ada benarnya itu. Namun Vala tetap tak bisa merubah arah hatinya bahkan ketika pemuda itu bersikap ramah pada semua gadis ia hanya bisa diam dan membiarkan dirinya memiliki luka yang tak pernah mengering barang sedetikpun hingga meninggalkan bekas di sana. | Bersambung |
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN