Pagi hari, Alisya terbangun. Dia terkejut saat sadar dia tak berada di kamarnya. Matanya menatap sekeliling, melihat ruangan yang sangat asing baginya. Ini bukan ruangan yang dia kenali. Bukan kamar di rumahnya, ataupun kamar di apartemennya. Atau juga kamar di kediaman asisten-asistennya.
Alisya kemudian melihat dirinya, yang masih memakai pakaian semalam. Sepatu hak pun masih terpasang di kakinya. Hanya blazer miliknya saja yang tak ada dan entah kemana. Rasa pusing dan mual mulai dia rasakan. Ini memang efek samping yang selalu dia rasakan jika terlalu banyak minum alkohol.
"Euh. Siapa yang membawaku ke sini?" Alisya bergumam pada dirinya sendiri. Dia menurunkan kakinya, lalu memijit kepalanya sebentar. Matanya lalu terarah pada tas miliknya yang tersimpan rapi di atas laci. Belum juga Alisya meraih tasnya, pintu terbuka dan seseorang berjalan masuk ke dalam. Alisya langsung menengok, menatap pria yang masuk barusan.
"Kamu sudah bangun ternyata. Di luar ada asistenmu. Dia datang untuk menjemputmu ke sini." Alisya menatap pria itu. Dia ingat, pria itu adalah yang semalam duduk di sampingnya, saat mereka berada di kelab malam.
"Kenapa kau membawaku ke sini?" Alisya bertanya dengan mata memicing tajam. Walau tak ada yang aneh dengan tubuhnya, dia tetap harus waspada dan curiga.
"Kamu mabuk berat semalam dan tak sadarkan diri. Joni lupa menaruh ponselnya hingga dia tak bisa menghubungi asistenmu. Makanya aku membawamu ke sini." Andra, pria tersebut menjawab dengan tenang. Mengulas senyum, namun tak dihiraukan oleh Alisya.
"Mana blazerku? Kenapa kau melepaskannya?" tanya Alisya lagi. Andra langsung berjalan mendekati sofa dan menyerahkan blazer milik Alisya yang sudah dia bersihkan sedikit.
"Semalam kamu muntah dan blazermu kotor. Jadi aku melepaskannya." Andra berusaha memberikan penjelasan. Alisya tak bicara, langsung memakainya saat tahu kalau Andra memperhatikan bekas luka di lengannya. Dia bisa melihat noda kotor di blazernya. Mungkin, Andra benar. Tanpa meminta izin, Alisya berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Lalu dia keluar dari kamar, mengabaikan Andra yang dia lewati begitu saja. Alisya bukan orang yang suka basa-basi pada orang lain, apalagi orang asing.
"Mario dan Lucas menemukan satu orang yang bisa membantu kita memenjarakan Pak Rama. Mereka masih berusaha mencari bukti lain." Reza, yang datang menjemput Alisya langsung melaporkan apa yang didapatkan dua rekannya kemarin malam. Alisya terdiam mendengar laporan Reza. Oke. Sekarang dia punya satu bukti untuk menjatuhkan Rama, kakak seayahnya. Yang sebenarnya tak sudi Alisya akui sebagai keluarga.
"Antar aku untuk bertemu orang itu." Alisya memerintah. Lalu dia berjalan keluar dari apartemen tanpa mengucapkan apa-apa pada Andra. Reza yang tak enak hati langsung membungkukkan badan, mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih sudah membawa pulang Nona Alisya. Maaf sudah merepotkan Anda." Reza berbicara dengan formal. Andra tersenyum kecil mendengar itu.
"Tak apa. Aku hanya khawatir kalau dia dibiarkan di sana sendirian. Apalagi Joni tak bisa terus memantaunya," balas Andra. Reza tersenyum tipis, dan hendak pamit.
"Tunggu. Boleh aku tahu nama lengkap nona-mu itu?" tanya Andra hati-hati. Reza menatap Andra sesaat lalu tersenyum lagi.
"Alisya Agatha. Itu nama lengkap Nona," jawab Reza. Andra mengangguk pelan, dan melafalkan namanya dengan suara pelan. Setelah itu, Reza pamit untuk pergi. Menyusul Alisya yang sudah pergi lebih dulu. Sedangkan Andra, masih terus melafalkan nama lengkap Alisya. Rasanya, nama itu tak asing baginya.
Andra lalu menghubungi seseorang. Memintanya untuk mencari tahu tentang seseorang bernama Alisya Agatha. Andra jadi penasaran dengan sosok perempuan tersebut. Karena dari penampilan, Andra yakin Alisya bukan orang sembarangan. Apalagi, dia memiliki asisten pribadi.
***
31 tahun yang lalu, Hendra Erlangga menikah dengan perempuan bernama Diana Agatha. Saat itu, Hendra hanya seorang lulusan SMA dan sudah tak memiliki orang tua. Untuk bertahan hidup pun, dia harus kerja paruh waktu. Sedangkan Diana, anak seorang pengusaha kaya. Orang tua Diana tak merestui hubungan mereka. Hingga akhirnya Diana berani meninggalkan segala kemewahan, demi bisa menikah dengan Hendra.
Hendra dan Diana menikah diusia yang sangat muda. Yaitu saat mereka sama-sama berusia 20 tahun. Saat itu Hendra, berusaha membuat bisnis kecil-kecilan dari tabungan miliknya.
Sedangkan Diana, diberikan sebuah bisnis kosmetik oleh orang tuanya. Dengan syarat, Hendra tak boleh tahu bisnis tersebut. Sekecewa apapun mereka terhadap Diana, mereka tetap menyayangi Diana. Mereka tak ingin sang anak hidup susah.
Tanpa sepengetahuan siapapun, Diana membantu bisnis Hendra dari penghasilan bisnis kosmetiknya. Hingga dengan mudah Hendra memperluas bisnisnya.
Diusia pernikahan mereka yang kedua tahun, Diana hamil. Tentu mereka bahagia dengan berita itu. Namun tak lama, karena saat usia kandungan Diana menginjak lima bulan, dia keguguran. Karena keguguran itulah Diana sulit lagi untuk hamil.
Tahun demi tahun terus bergulir, Hendra mulai jenuh dan kecewa karena Diana tak kunjung hamil lagi. Seperti kata pepatah, ujian seorang suami itu adalah ketika dirinya memiliki segalanya. Dan ya, dia melakukan kesalahan fatal.
Dia berselingkuh dengan Sarah, orang yang dibantu oleh Diana dan diberikan pekerjaan. Jangan tanya bagaimana sakitnya Diana saat dikhianati oleh dua orang yang dia percaya. Namun Hendra dan Sarah dengan angkuh berkata mereka tak salah.
"Aku ingin memiliki anak. Dan kamu tak bisa memberikannya padaku. Aku butuh penerus untuk bisnisku ini."
Itulah yang dikatakan Hendra pada Diana dulu. Diana sadar, dia tak akan menang. Hingga akhirnya dia memilih pergi ke Jerman, di hari yang sama saat Hendra melakukan pernikahan keduanya dengan Sarah.
Diana tak menggugat cerai Hendra, tak juga meminta hak nafkahnya. Dia akan bertemu dengan Hendra hanya saat dia ada keperluan di Jakarta. Sisanya, mereka bagaikan orang asing.
Hingga belasan tahun kemudian, Diana sadar kalau dia hamil. Dan tentu saja itu anak Hendra. Namun disaat bersamaan, Diana tahu kalau Sarah juga sedang hamil lagi. Apalagi Hendra juga sudah memiliki dua anak kembar dari Sarah. Hal itu membuat Diana memutuskan untuk menyembunyikan kehamilannya dari Hendra, sampai dia melahirkan.
Diana sadar, Hendra mengetahui kehamilannya pun tak akan mengubah apa-apa. Diana tahu, anaknya tak akan diakui oleh Hendra. Mengingat bagaimana jahatnya Sarah selama ini.
Akhirnya, Diana berjuang seorang diri selama hamil sampai melahirkan. Dan pada akhirnya, Diana meninggal dunia satu minggu setelah melahirkan bayi perempuannya.
Alisya Erlangga. Itulah nama yang diberikan Diana. Dia hanya ingin suatu hari nanti anaknya tahu siapa ayahnya dengan memberikan nama kepanjangan Hendra.
Sebelum meninggal, Diana memberikan hak asuh Alisya pada teman lamanya, yaitu Gina dan Darwin Arta Wijaya. Dia juga memberikan banyak modal untuk usaha Darwin, sebagai biaya agar Darwin bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Alisya.
Di sanalah awal mula Alisya masuk ke dalam keluarga Arta Wijaya. Namanya pun bertambah, menjadi Alisya Erlangga Arta Wijaya. Dan dari sana juga Alisya bertemu dengan Leo. Mereka, sama-sama anak angkat Darwin dan Gina.
Darwin dan Gina, memperlakukan Leo dan Alisya sebagai anak sendiri. Disayangi dan dicintai. Naas, mereka meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas saat usia Alisya masih lima tahun.
Sejak kejadian itulah, hak asuh Leo dan Alisya jatuh pada Sari, ibu kandung Darwin. Sari beserta anak menantunya memperlakukan Leo dan Alisya dengan sangat buruk. Sebisa mungkin, mereka ingin melenyapkan dua anak tersebut. Karena mereka takut, kekayaan Darwin jatuh pada mereka. Jelas itu akan terjadi, karena modal usaha Darwin seluruhnya dari ibu Alisya dan orang tua Leo yang sudah meninggal.
Semuanya terbongkar saat Alisya berusia 14 tahun. Saat pengacara Diana, yang memegang surat wasiat dari Diana menemukan Alisya sebagai putri tunggal Diana. Sejak saat itulah Alisya tahu, siapa dia dan Leo sebenarnya.
Sejak saat itu juga, Alisya berhasil memenjarakan seluruh anggota keluarga Arta Wijaya yang masih hidup. Dan sekarang, dia pun akan menghancurkan keluarga Erlangga.
Setelah tahu kisah hidupnya yang sangat rumit, Alisya pun memutuskan mengganti namanya. Yang semula Alisya Erlangga Arta Wijaya menjadi Alisya Agatha.