2. Penakluk CEO

1011 Kata
Rex menghentikan mobilnya di rumah sederhana yang sangat sempit. Ia menatap rumah itu dengan seksama. Bersih dan rapi kalau dilihat dari depan. "Makasih ya, pak. Bapak gak mau mampir sebentar?" tanya Intan sekedar basa-basi. "Tentu aku akan mampir," jawab Rex. Intan membulatkan matanya. Bukan ini maksudnya. Ia hanya bermaksud basa-basi dan ia kira Rex tidak akan mau mampir. Namun dugaannya salah, Rex malah dengan senang hati turun dari mobil. "Ayo, ajakin aku mampir!" ucap Rex mempersilahkan. Intan kikuk, ia berjalan memasuki rumahnya. Saat masuk rumah, ibunya sudah menunggu sambil mondar-mandir di ruang tamu. "Ibu!" panggil Intan. "Intan kamu kemana aja? Udah waktunya pulang malah gak pulang-pulang. Mana cuaca di luar juga hujan!" serobot Ibu Intan dengan panik. "Maaf Bu, tadi hujannya memang deras. Dan untung aku dibarengin sama atasan aku." jawab Intan mencium tangan ibunya. "Permisi, bu!" sapa Rex. Latina terkesiap, ia menatap Rex dari atas sampai bawah. Dari penampilannya sudah mencerminkan kalau Rex adalah bos. "Ini atasan Intan, bu. Namanya Pak Rexvan." "Silahkan masuk, pak! Maaf rumah nya sempit. Saya buatkan teh sebentar ya!" ucap Latina dengan buru-bur. Dengan spontan Rex memegang tangan Ibu Intan. "Jangan panggil Pak begitu, bu. Saya lebih muda hehe. Tidak perlu repot-repot membuat teh." ucap Rex dengan sopan. Latina dan Intan jadi kikuk sendiri. Latina juga tidak habis pikir kenapa anaknya pulang dengan membawa bos. "Ibu ngobrol dulu sama Pak Rexvan ya, aku mau mandi sebentar." ucap Intan yang diangguki ibunya. "Silahkan duduk, nak!" "Iya, bu." Latina meneliti wajah Rex. Wajah Rex sangat familiar dengan wajah seseorang yang ada di masalalunya. "Kalau boleh tau, kenapa kamu nganterin anak saya pulang?" "Eh itu ..." Rex menggaruk pahanya. Bingung alasan apa yang akan dia gunakan. Kan memang dia tidak mempunyai alasan untuk mengantar pulang. "Bukan maksud saya curiga atau apa. Saya ini single parent, saya membesarkan anak saya sendirian sampai segede ini. Saya tidak mau anak saya salah pergaulan atau terjerumus pada hal yang tidak baik." ucap Latina dengan tak enak hati. Latina, mantan masalalu papa Rex. Mantan pelakor yang merusak rumah tangga orang tua Rex. Saat dirinya divonis kanker serviks, wanita itu pelan-pelan terbuka pikirannya. Ia berjanji dalam hidupnya, kalau dia diberi kesempatan hidup untuk kedua kalinya, dia akan berubah. Ternyata karma membayar kontan. Latina menikah dengan seorang duda dan mempunyai anak semanis Intan. Namun sayang, saat Intan berumur lima tahun, suami Latina selingkuh dan pergi entah kemana. Intan selalu menanyakan kemana ayahnya, tapi Latina selalu menjawab kalau ayahnya masih kerja. "Saya tau kok, bu. Saya hanya niat mengantar Intan. Kalau Ibu takut Intan salah pergaulan, aku yang akan menjaganya." ucap Rex. "Saya percaya kamu orang baik. Terimakasih ya, nak!" "Sama-sama, bu." Rex dan Latina terus berbincang-bincang. Sedangkan Intan, dia tidak turun dari kamarnya. Rex membatin, ternyata Intan adalah pembohong yang ulung. Katanya mandi, tapi mandi apa sampai hampir satu jam gak selesai? Mandi besar?. Awas aja besok, Rex akan memberi pelajaran pada Intan karena sudah berani menipunya. Karena sudah malam, Rex pun pamit untuk pulang. Latina juga jadi tak enak hati karena tingkah anaknya yang malah mendekam di kamar. Intan terkikik sendirian di kamarnya. Ia memang berniat mengerjai Rex. Ia takut kalau Rex kebiasaan akan mengantarnya pulang. Bukan maksud tidak tau terimakasih, hanya menjaga diri agar tidak masuk dalam pesona CEO ganteng yang jadi idaman karyawati kantor. Intan yakin, setelah ia mengerjai Rex, Rex tidaka akan mau mengantarnya pulang. Biarlah besok Rex tidak menjemputnya, toh dia bisa naik ojek untuk ke kantor. Intan mengambil laptopnya, mulai menghalu dengan tulisan-tulisan yang ada di pikirannya. Intan sudah menjadi penulis sejak tiga tahun yang lalu. Namun sayang, pembacanya hanya sedikit. Intan sampai bingung dengan apa salah tulisannya hingga tidak ada yang melirik. Bukankah segmen pasar menyukai cerita yang berbau CEO dan mafia? Intan sudah menulis itu, tapi tetap saja tidak ada yang melirik. "Ayo semangat Intan, gagal tujuh kali bangkitnya delapan kali!" ucap Intan pada dirinya sendiri berharap bisa mengobarkan semangat. Di samping laptop Intan, sudah ada beberapa ciki-ciki yang akan menemaninya menulis. Tak lupa s**u kotak kemasan yang tidak boleh hengkang dari daftar minuman favorinya. Bodo amat dengan gendut, Intan tidak peduli. "Kali ini aku akan menulis sebuah cerita, CEO yang tebar pesona dengan anak magang." ucap Intan mulai mengetik. Saat mengingat Rexvan, ide muncul di kepala Intan. Rex adalah CEO yang ia nilai suka tebar pesona dengan dirinya. Bukan maksud percaya diri, tapi apa namanya kalau tidak tebar pesona? Seorang atasan membelikan sepatu anak magang. Lagi-lagi Intan terkikik geli dengan ide di kepalanya. Walau tulisannya sedikit peminat, Intan tetap bersyukur karena dikaruniai otak cerdas oleh Tuhan YME, hingga bisa menghalu dan menulis tiap hari. ***** Rex merebahkan tubuhnya di ranjang. Perasaannya masih saja dongkol dengan Intan. Sungguh anak magang yang tidak tau diri. Ingin rasanya tadi Rex mendobrak kamar Intan untuk memastikan gadis itu mandi atau malah bersembunyi. Namun ia bukan orang gila yang suka cari keributan di rumah orang. Rex mengambil HP nya. Beberapa hari ini ia ketularan mamanya yang suka membaca n****+ online di platform berbayar yang saat ini sedang naik daun. Rex membuka aplikasi ber ikon kuda poni. Memilih bacaan yang menurutnya sangat tepat. Sebuah akun bernama @Penakluk_CEO lewat di beranda. Rex tertawa sejenak. Siapa gerangan yang membuat akun dengan nama aneh seperti itu. Karena penasaran, Rex membuka akun itu. Beberapa judul n****+ ada di sana. Rex membuka salah satunya. Seketika mata Rex langsung perih saat melihat tulisan yang acak-acakan. Kata sisipan di-lah-kah sangat amburadul. Seketika Rex langsung kasihan dengan editor penulis itu. Rex membaca author note, ada tulisan permintaan maaf kalau tulisannya acak-acakan dikarenakan masih belajar. Ada satu judul yang menarik, kelihatannya baru saja di post. Masih ada satu bab. Cerita berjudul 'CEO tebar pesona' Rex heran. Kenapa ceritanya nih akun seputar CEO terus?. "Pasti ini yang punya akun perempuan. Terbukti dari ke haluannya yang menjadi-jadi." ucap Rex terkekeh. Keyara, mama Rex juga suka mengidamkan CEO. dan untungnya papa Rex seorang CEO. Jadi tidak membuat mamanya menjadi wanita ngenes karena tidak bisa mewujudkan ke haluannya karena baca n****+. "Baca besok aja deh, saat ini istirahat dulu. Besok juga harus memberi pelajaran sama Intan si wanita tidak tau diri." batin Rex menarik selimutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN