Bab 44

1161 Kata

“Bener kan?” tanya Langit menimbulkan anggukan gadis itu. “Aku nggak nyangka bisa nyentuh wanita murah*n bekas b*jingan itu,” sinisnya. Wajah Langit semakin merah padam karena lagi-lagi dia merasakan wanita bekas dari rivalnya. Pertama Anyelir dan yang kedua Rindu. Air mata yang coba Rindu tahan menetes begitu saja mendengar kalimat yang keluar dari mulut Langit meskipun semua itu benar. Rindu tidak menampik dirinya jatuh dalam pesona Langit. Dia mengakui dengan mudah terlena pada kenikmatan sesaat yang dijanjikan sang tuan muda. Namun apakah itu sepenuhnya salah Rindu sementara Langit sendiri yang memberi paksaan? Gadis itu mengangguk dalam isaknya. “Aku emang murah*n. Aku nggak bisa jaga tubuhku dari pria asing yang memaksaku. Aku terlena gitu aja tanpa mikir aku punya suami.” “Yah, k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN