Bab 48

1109 Kata

Langit kembali menjalankan mobil. Kali ini Rere ikut. Wanita paruh baya itu tidak ingin Langit melakukan kesalahan lagi yang berujung mencelakai Rindu. Sampai di tempat yang Langit anggap laknat itu, mereka turun. Masing-masing mengedarkan pandangan. Hingga tatapan Rere berhenti pada sebuah taman kecil yang tidak banyak dikunjungi orang. Rere melangkah masuk diikuti Langit. Pemandangan lima meter di depan membuat wanita paruh baya itu menghela nafas lega. Rindu tengah duduk ditemani seorang pria. “Mama liat kan? Kita susah-susah nyari dia enak-enakan ngobrol,” bisik Langit mengundang pelototan sang mama. Berbeda dengan Rere yang lega luar biasa Langit justru merasa kesal karena Rindu terlihat menikmati obrolannya dengan pria itu walau tidak dipungkiri perasaan lega menyusup mendapati gad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN