Nafasnya kian tidak beraturan, Kelvin memukul dadaanya berulang-ulang kali untuk membuang rasa sesak itu. Namun makin lama rasa itu makin menjadi-jadi. Bayang-bayang masa lalu mulai menghantui dirinya. “Kamu anak kurang ajar, mulai detik ini kamu bukan anak saya lagi!!!” “Pergi, jangan pernah anggap saya Ayah kamu.” Kelvin menutup telinganya dengan kedua tangan, ia berharap tidak mendengar suara apapun juga. “Enggak-enggak!!!”cicit Kelvin ketakutan. Tubuhnya bereaksi sehebat ini, Kelvin mencari-cari obat di dalam tas dengan tangan bergetar. Ia langsung mengkonsumsinya dengan jumlah banyak. Kelvin tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Efek pemakaian obat yang melewati batas anjuran dokter membuat jantung Kelvin berdetak dengan cepat. Ia menjadi lebih lesu dan tidak bertenaga sama