"Ooh, jadi maksud kamu perihal laporan tadi kau marah denganku? begitu, kan? Sebab itu kau juga membenci Yolanda? Atau ada sebab lain? Kau juga marah karena Yolanda terlalu intens mendekatiku?" tanya Brian secara beruntun. Kali ini dia harus tahu dari mana akar kesalahpahamannya dengan Ayana.
Walaupun pernikahan mereka hanya simbolis, tetapi kemarahan Ayana sangat mengganggu pikirannya. Brian menelangkupkan kedua telapak tangannya ke pipi Ayana dan memutar kepalanya 90 derajat sampai menghadap padanya.
"Jawab, Ayana. Jangan diam saja, kau membuatku menebak-nebak," lanjut Brian dengan tajam.
Sedangkan Ayana masih terpaku tidak berani bernapas sedikitpun, sepertinya pasokan oksigen yang masuk ke dalam paru-parunya terhenti di batang tenggorokan. Sudah ke sekian kalinya Brian membuat ja
