Perfect

1176 Kata

"Aku tidak peduli. Saat ini aku sudah memilikimu. Apa yang perlu aku kejar? Tidak ada," balas Brian dengan meyakinkan. Yolanda seketika menekuk bibirnya yang bawah. Diam-diam mengejek pelan. Rasanya ingin sekali muntah mendengar dua sejoli yang tengah bermesraan. "Aku senang sekali melihat kalian berdua begitu akur. Semoga saja dengan begitu aku lekas mendapat cicit," sela Lim tertawa melihat tingkah Ayana dan Brian. "Pasti, Kakek," jawab Brian mantap. Sedangkan Ayana hanya tersipu malu sambil sesekali melempar pandang ke arah Yolanda. Wajah wanita itu tetap saja kaku. Sepertinya dia memilih waktu yang salah untuk datang. "Oh ya, Ayah. Bagaimana keuangan PT. Sinar Laksana yang dipimpin oleh Brian sejauh ini?" sahut Sirlia - anak ke tiga Lim yang sejak tadi belum membuka suara.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN