Dua puluh dua

1043 Kata

Setelah selesai mengajari Queen bermain piano, Klarisa mengajak Damian untuk kerumahnya, rumah dirinya dulu dengan Daniel. Awalnya Damian menolak keras karena tidak mau gadisnya menangis lagi, namun Klarisa yang memang sangat keras kepala terus menerus merengek dan mengerucutkan bibirnya membuat Damian tidak tega dan langsung menuruti perintahnya. "Iya iya ayo kesana." Raut wajah Klarisa berubah menjadi sangat senang. Ia memeluk lengan kokoh Damian. "Terimakasih, Damian." Damian tersenyum sangat tampan, membuat Klarisa yang memang memperhatikan laki-laki itu daritadi menjadi terpesona. Sungguh ia baru menyadari jika Damian setampan ini. "Jangan dilihatin terus, cium dong." Ucap Damian sambil mengerling jahil, tatapannya masih lurus menatap jalan. Pipi Klarisa memerah, entah apa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN