WAS WAS

1280 Kata

"Belum ada kabar juga dari Vania?" Arman tampak gusar melihat ponselnya yang senyap pemberitahuan sejak kemarin. Ia tak pernah segelisah ini sebelumnya, tak pernah mengkhawatirkan putri semata wayangnya secemas ini. Setelah mulai putus asa menanti kabar yang tak kunjung datang dari Vania maupun Daniel, akhirnya Arman menodong pada Desi agar menghubungi Vania. Desi menatap ponselnya yang juga sepi, perlahan ia menggeleng lesu yang bisa diartikan oleh Arman sebagai respon yang kurang baik. Arman menghela napas, raut wajahnya terlihat tak senang. Ia sendiri heran untuk apa ia harus sekesal ini, ia tahu betul bahwa Vania sudah jadi istri orang, anak gadisnya sudah punya kehidupan pribadi, namun tetap saja Arman belum bisa tenang. "Sabarlah pa, kita maklumin saja namanya juga pengantin b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN