Samar-samar terdengar suara mesin vacuum yang entah bersumber dari mana, perlahan Vania pun tersadar dari tidurnya. Lelah yang ia rasakan membuat tubuhnya malas beranjak dari tempat tidur, namun kesadaran Vania makin menjadi gara-gara terusik suara di luar. Ia mengedipkan mata beberapa kali, sampai benar benar hilang kantuknya. “Ini bukan mimpi kan? Aku nggak lagi tidur.” Gumam Vania, lucu membayangkan beberapa hari ini ia selalu terbangun di tempat yang berbeda. Tetapi untuk saat ini, mungkin ia akan secepatnya terbiasa terbangun di kamar luas ini. Vania menoleh ke samping dan tidak menemukan Daniel di sana, ia bergegas bangun lalu turun dari ranjang. Tampaknya tidurnya cukup berkualitas sehingga ia merasa tubuhnya sangat bersemangat. Vania mengedarkan pandangan ke sekeliling, berusaha