BAB 18

1129 Kata
Luna memperhatikan sekelilingnya dengan sungguh-sungguh, ia benar-benar menatapi sekitarnya dengan terang-terangan tanpa takut, bagaimanapun ia harus membuat aura dirinya tidak terlihat lemah dan begitu mendominasi. Jika tidak, Luna bisa-bisa mati dengan cepat di tangan yang lain. “Bagaimana? Apa ada yang setuju dengan bisnis kita kali ini?” ucap seseorang pemilik apartemen mewah ini. “Aku rasa kita tidak perlu terburu-buru,” balas seorang wanita yang paling menawan di ruangan itu dengan keanggunan yang dimilikinya. “Kenapa? Ada alasan apa kau menolaknya?” ucap Luna ikut bergabung ke percakapan mereka. Mereka semua langsung menatap Luna secara bersamaan dengan pandangan berbagai ekspresi yang diberikan, termasuk Dean yang ikut melihat Luna dari samping dengan sebelah alisnya yang naik. Luna yang menerima semua perlakuan itu kembali menatap mereka satu per satu, “Kenapa? Apa aku salah? Aku hanya bertanya,” ungkap Luna. “Hahahahaha!” Beberapa orang terdengar tertawa mendengar Luna mengatakan hal itu. Luna merasa sedikit frustasi, ia bertanya-tanya apa ia sudah salah ambil langkah? Tapi Dean keliatan santai saja dan seakan ini tidak terasa salah, Luna harus mengikuti alur yang sudah ia perbuat dahulu. “Sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja kau terlihat seperti bagian dari kami, bukankah kau orang baru?” tanya seorang pria bernama Cavandra dengan segelas tequila di tangannya. “Tidak, Cava. Bahkan kurasa ia orang yang awam di bidang ini kalau dilihat dari gerak gerik dan juga latar belakangnya, bagaimana kau bisa menemukan wanita seperti ini Dean?” tanya Alessa dengan sungguh-sungguh. Luna merasa diremehkan di sini, meskipun ia pada aslinya emang merupakan orang yang awam, tapi tetap saja sebenarnya Luna mengetahui hal seperti ini lebih jelas dari mereka. Luna sering memimpin sebuah proyek meskipun bukan proyek aneh seperti yang akan dijalankan oleh orang-orang di sini. Dean yang awalnya bersandar dengan nyaman di sofa memperbaiki posisi duduknya, “Luna? Aku bertemu dia di minimarket waktu itu, kenapa? Apa ada yang salah? Dari pada bahas hal seperti ini, bukankah lebih baik lanjutkan diskusi kita aja? Aku sudah lapar, kapan kita akan makan malam?” tanya Dean mementingkan isi perutnya. Luna sedikit berdecak mendengar perkataan Dean barusan, kenapa kepribadian pria di sampingnya ini sangat tidak ketebak, seharusnya ia merupakan kepribadian yang kejam dengan seringnya Luna mendengar bahwa ia menyiksa perempuan-perempuan yang dibawanya ke mansion miliknya. “Kalau begitu mari kita jawab pertanyaan Luna sebelumnya, kenapa kau merasa kita perlu menunda dahulu tentang bisnis kita kali ini, Aline?” tanya Edham. “Kurasa kali ini kita bakal terancam, kau tau kan kita semua sedang banyak memiliki konflik internal secara individu? Musuh kita pasti akan sangat banyak jika mencoba meneruskan hal seperti ini, akan lebih jika kita kita menunda sampai semua masalah mereda. Aku tidak ingin membuang kesempatan besar itu dengan sia-sia.” Perkataan Aline masuk akal bagi semuanya, tapi tidak dengan Luna, kenapa mereka berbisnis harus menunjukkan siapa pendirinya, seharusnya mereka bisa menaruh peran publik itu ke orang lain saja, tapi mereka yang menginvestasikan dananya dalam satu aliran. Itu tidak akan sesulit yang dibayangkan. “Bagaimana kalau kalian memakai aku saja?” tanya Luna dengan senyuman di bibirnya. Tentu saja tawarannya itu menuai berbagai macam reaksi dari orang yang berada di sekitarnya. Ada yang merasa Luna terlalu berani, ada yang merasa itu ide yang sangat brillian, ada yang merasa kasihan kepada Luna, dan ada yang merasa Luna terlalu mengerikan. Reaksi yang terakhir itu dirasakan oleh Dean, Luna benar-benar mengerikan, bagaimana mungkin seorang wanita yang keliatan cupu mengerti hal sedemikian rupa. Mungkin bagi yang tidak mengerti, pertanyaan Luna itu merupakan hal biasa saja, tapi bagi yang mengerti, Luna merupakan sosok yang benar-benar manipulatif saat ini. Dean tau benar hal itu karena ia juga merupakan ahli di hal tersebut, hal wajar yang harus dilakukan Luna hanyalah diam saja atau ia menyetujui perkataan Aline, tapi tidak dengan mengajukan diri untuk menjadi publik figure dari bisnis yang akan mereka jalankan, itu merupakan detail besar. “Kurasa tidak buruk, Luna. Kalau kau tidak keberatan, kami bisa langsung membuat rapat berikutnya bersamamu di perusahaan milik Edham. Bagaimana?” Aline langsung antusias dan menawarkan Luna dengan cepat, karena bagi Aline yang sangat menyukai laba dan keuntungan, hal seperti ini merupakan kesempatan emas yang tidak boleh terlewatkan. “Tidak! Aku tidak mengizinkannya,” ucap Dean. “Hei, Dean? Apa maksudmu?” Delancy bertanya karena tidak biasanya Dean seperti ini, ia merupakan tipe yang mengikuti alur saja. “Itu buruk, seperti yang kalian tau Luna merupakan orang yang awam, apa kalian benar-benar ingin mengandalkannya?” “Tapi bisa aja kan kau membimbingnya? Kalian kan pacaran,” ucap Delancy. “Sebentar ya semua!” seru Luna membesarkan suaranya sedikit. Luna menarik lengan Dean untuk mendekat dengannya dan bibirnya mengarah ke belakang telinga Dean, “Ikut aku dahulu sebentar ke toilet.” Setelah berbicara seperti itu Luna segera pergi dari sana, ia menuju kamar mandi yang ada di apartemen mewah milik Edham dan istrinya Aline. Tidak lama setelah Luna sampai ke toilet, ia langsung mendapati Dean yang menyusulnya dengan pandangan bertanya, “Ada apa?” “Kenapa kau tidak setuju jika aku yang mengambilnya? Bukankah hal seperti ini seharusnya merupakan keuntungan besar bagimu?” tanya Luna dengan serius. “Keuntungan besar apa? Justru merugikan, akan banyak pihak yang bertanya-tanya siapa dirimu? Bahkan mengorek latar belakangmu, kalau mereka tau kau merupakan orang yang aku curi, apa tanggapan orang-orang nantinya?” “Justru wajar, kan? Seorang Dean memperbudak seorang wanita untuk dijadikan asetnya, apa yang aneh?” Luna tanpa sadar membuat dirinya semakin terlihat arogan dan memiliki kelas yang setara dengan Dean. Saat tersadar omongannya, ia refleks menutup mulutnya yang malah membuat dirinya terlihat semakin mencurigakan. Dean mengernyit sebentar, “Sifatmu itu benar-benar berbeda setiap aku menemuimu, selalu ada saja hal baru. Apa ada later belakangmu yang kau sembunyikan? Kalau dilihat-lihat lagi, aku pikir kau bukan orang biasa yang bekerja di perusahaan swasta yang baru merintis.” Dean mendekatkan wajahnya bertanya kepada Luna, “Apa kau tidak akan menjawabku, Luna?” Luna mengelak, ia menepis tangan Dean yang mulai memainkan rambutnya dan mengelus punggung mulus miliknya. “Dean? A-apa yang kau lakukan?” tanya Luna dengan sedikit tersendat karena perlakuan mendadak Dean. Mata Dean menatap manik Luna dengan pandangan haus, “Meski aku memperlakukanmu spesial tidak seperti wanita lainnya, bukankah seharusnya kau sedikit tau diri? Kalau kau itu sebenarnya tetap wanita rendahan milikku, kau punyaku dan aku bisa memakainya kapan saja, kan?” Luna tersenyum tipis, “Kau sungguh bicara seperti itu, Tuan Muda? Bagaimana kalau sebenarnya aku bukan orang seperti yang kau bayangkan? Kau harus mengikuti perkataanku, bagaimanapun, kau sendiri yang telah menaruh tempatku untuk setara dengan kalian semua yang ada di sini.” Setelah mengucapkan kalimat yang diinginkannya, Luna langsung pergi dari toilet itu. Ia terpaksa mengucapkan kalimat yang akan merugikan dirinya sendiri, tapi tidak apa-apa, ia hanya perlu mengatur semua rencananya dari awal. Luna bisa menyelesaikan semua ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN