Rencana Terselubung

1985 Kata

“Gitu aja ngambek,” cibir Fadli. Ia melirik ke arahnya istrinya sekilas yang sedang mencuci piring dengan kasar. Karena suara klontang klonting itu seperti sedang memukul bukannya mencuci piring. Apalagi Fadli bisa melihat wanita itu sedikit menghempaskan piring plastik. Ia mengelus d**a. Berusaha sabar dan tabah. Karena tanpa itu, ia mana mungkin bisa menjadi-kan Caca sebagai istrinya. “Aku berangkat!” serunya dari ruang makan seraya mengambil tasnya. Ia menoleh pada istrinya. “Hon!” serunya lagi karena Caca tak memerhatikannya. Ia mendesah kesal. Mencoba menyabarkan hatinya. Jujur saja wanita ini satu-satunya yang bisa membuatnya bersikap sabar meski makan hati. “Hon, aku be—” “Ya udah sana berangkat! Gak usah teriak-teriak napa sih?!” omel wanita itu yang membuat Fadli mengelus dadanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN