Boston, Massachusetts
November, 2006
Dale bergadang semalaman di rumahnya. Judd tepat di sampingnya sudah tertidur pulas dengan hanya bersandar di sofa dan menutup kedua matanya. Setelah usaha mereka melacak jejak bon transaksi pada unit penyewaan mobil itu, mereka diseret lebih jauh untuk mengenal John Terry, sang pemilik unit penyewaan kecil itu.
Mereka mendekati seorang petugas yang bekerja di sana untuk membawa mereka pada John. Setelah sesi wawancara yang lebih cocok disebut sesi mengobrol dan berbagi informasi, Damon, sang petugas, mengaku kalau ia tidak pernah menerima pelanggan wanita berusia sekitar dua puluh tahunan dengan ciri persis seperti Kate dalam dua pekan terakhir. Tapi, begitu Dale berhasil membujuk Damon untuk melacak transaksi pada tanggal itu di sistem unit penyewaan mobil tersebut, mereka berhasil mendapatkan beberapa nama dan identitas yang cocok dengan ciri khusus Javier. Jika bon itu terbukti milik Javier, maka, kemungkinan besar Javier sendiri adalah pelaku penculikan Kate.
Nyatanya, nama Javier tidak tercantum dalam data yang bisa ditarik sistem. Itu hanya berarti dua hal: Javier memang tidak terlibat dalam transaksi itu, atau Javier menggunakan nama samaran untuk menutupi transaksinya pada sebuah unit penyewaan mobil. Yang menjadi pertanyaan Dale dan Judd: untuk apa Javier melakukan transaksi dengan unit penyewaan mobil? Apa hubungannya hal itu dengan kabar menghilangnya Kate?
Dale harus memutar otak karena memikirkan hal itu semalaman. Ia tidak bisa tidur dengan tenang setelah berusaha mengaitkan antara kejadian satu dengan kejadian lainnya. Beberapa jam yang lalu sebelum Judd jatuh tertidur karena kelelahan, mereka menyelidiki profil Javier lebih jauh. Namun, sejauh yang mereka tahu, tidak ada penduduk Boston bernama Javier yang sesuai dengan kriteria yang dicari. Hasilnya nihil. Tapi Dale terus mencoba.
Dua jam berikutnya ketika Dale merasa semakin frustasi, ia memutuskan untuk bergerak ke konter sembari meletakkan laptopnya di sana. Dale meraih sebotol Jack Daniel’s yang masih tersisa di lemari pendingin. Ia meneguk minuman itu sedikit kemudian bergerak untuk mengambil ponselnya yang diletakkan di atas meja konter.
Dale menekan nomor telepon Maggie. Awalnya ia sempat ragu, tapi itu sama saja berarti Dale menganggap serius keterlibatan emosi di antara mereka. Dale tidak menginginkan hal itu. Ia sudah berjanji akan bekerja secara profesional. Jadi, berusaha mengabaikan emosi yang dirasakannya terhadap Maggie Russell, Dale menghubungi wanita itu dan menunggu sambungan teleponnya terhubung.
Ketika Dale berpikir Maggie tidak akan mengangkat teleponnya, suara wanita itu muncul di seberang. Maggie terdengar tidak begitu senang karena waktu istirahatnya diganggu, dan Dale berusaha mengabaikan celotehan wanita itu terutama ketika Maggie mengawali percakapan mereka dengan ketus.
"Aku harap berita bagus, detektif."
"Aku ingin mengatakan padamu kalau aku telah melacak jejak transaksi dalam bon itu."
Maggie diam sebentar, kemudian berkata. "Ya, lalu bagaimana?"
"Bon itu, seperti yang kita tahu bukan milik Kate. Satu-satunya kemungkinan orang yang datang ke kamar penginapan Kate dan membuang bukti transaksi di keranjang sampahnya adalah Javier. Tapi, setelah aku mendatangi unit penyewaan mobil itu untuk mendapatkan informasi untuk transaksi dalam waktu dan tanggal yang sama, nama Javier tidak tercantum dalam detail transaksinya. Kemungkinan itu berarti dua hal: Javier memang tidak melakukan transaksi dengan unit penyewaan mobil atau dia menggunakan nama palsu untuk menyamarkan identitasnya."
"Apa transaksi itu legal?"
"Ilegal," sahut Dale dan Maggie langsung tercekat.
"Kate tidak mungkin melakukan transaksi ilegal!"
"Semoga benar begitu, aku setuju denganmu. Temannya Emma juga bukan seseorang yang akan melakukan transaksi ilegal seperti itu.."
"Itu hanya dugaanmu saja atau.."
Dale meremas botol alkoholnya karena kesal. "Aku membaca setiap laporan dan mempertimbangkannya dengan baik, Miss Russell. Aku bukannya hanya menarik kesimpulan tanpa memahami dasarnya."
"Well, lanjutkan!"
"Dan seorang petugas motel mengatakan kalau Kate hanya menerima dua kunjungan dalam satu pekan terakhir sebelum ia dikabarkan menghilang. Orang yang berkunjung pertama ada Javier, sementara orang yang berkunjung kedua adalah seorang pria bernama Ricky."
"Ricky?"
"Aku duga kau tidak pernah mendengar namanya?"
"Tidak, aku tidak tahu Kate pernah berteman dengan seseorang bernama Ricky."
"Itu menjadi pertanyaan yang lain. Tapi, kemungkinan besar bon transaksi ini milik Javier."
"Bagaimana kau yakin?"
"Javier tercatat pernah dipenjara selama dua tahun karena keterlibatan kriminalnya bersama seorang penjual senjata ilegal."
"Itulah bukan kabar baru lagi."
"Yang mengherankan," lanjut Dale. "Tidak ada seorang pria di Boston yang memiliki nama Javier dengan kriteria yang sama seperti seseorang yang kita cari."
Maggie tercekat. "Ya Tuhan! Aku yakin sekali kalau Kate pasti diculik oleh Javier! Dugaanku pasti benar."
"Aku akan terus melacak jejak transaksi itu. Sementara itu aku juga telah menemukan beberapa nama mencurigakan dalam buku telepon milik Kate."
"Siapa?"
"Ben, Walter, Ricky Kerry. Kau kenal salah satu dari nama yang disebut itu?"
"Aku tahu Walter. Dia teman kuliah Kate."
"Kau tahu Kate menulis catatan di buku telepon itu tentang sejumlah rencana pertemuannya dengan Walter selama satu pekan terakhir sebelum ia dikabarkan menghilang?"
"Tidak. Aku tidak bersama Kate dalam waktu sepekan itu. Kate bersikeras untuk menjauhiku."
"Dalam dua catatan itu Kate menulis: pukul dua di The Met Back Bay bersama Walter dan dan satu catatan lainnya bertuliskan: Sterling Suffolk Race LLC, bersama Walter. Kami sedang menyelidiki apakah ada kemungkinan Kate memiliki hubungan khusus dengan pria bernama Walter ini. Tapi dua pria lainnya Ben, dan Ricky, kami belum menemukan apapun selain nomor telepon mereka. Setelah aku mencoba menghubungi nomor itu, teleponnya tidak aktif lagi."
Maggie merasa pusing memikirkan keterlibatan adiknya dengan banyak pria. Semua nama yang disebut Dale, apa benar Kate menjalin hubungan dengan mereka semua? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi tanpa sepengetahuan Maggie. Kalau Bill Russell masih hidup dan mengetahui semua ini, Kate pasti akan mendapat omelan besar. Maggie merasa bersalah juga merasa kesal di satu waktu karena ia tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Kate yang malang - di mana wanita itu sekarang?
"Tidak banyak waktu yang tersisa sekarang. Besok sudah hari kesebelas sejak Kate menghilang."
Dale menghela nafas. Setelah keheningan yang cukup lama tercipta, pertanyaan yang dihanturkan Dale selanjutnya jauh di luar kendali.
"Apa aku membangunkanmu atau kau juga belum tidur?"
Dale bisa merasakan ketegangan tercipta ketika Maggie tidak segera menanggapi pertanyaannya. Ia berpikir kalau tidak lama lagi Maggie akan menjawab pertanyaan itu dengan ketus dan mengatakan: itu bukan urusanmu! Namun, jawaban wanita itu selanjutnya membuat Dale sedikit terkejut.
"Tidak, aku belum tidur," suara Maggie terbata-bata. Tentunya itu bukan karena gangguan sinyal yang buruk. Wanita itu memang terdengar gugup. "Aku tidak bisa tidur," ralat Maggie. "Bagaimana denganmu? Apa kau tidak tidur semalaman untuk memikirkan keberadaan adikku, detektif?"
Dale mendengus, antara terkejut atau terhibur dengan pertanyaan Maggie barusan. Seharusnya ia tidak menanggapi wanita itu, segera mengakhiri perbincangan mereka dan pergi untuk tidur. Alih-alih melakukannya, Dale tetap duduk di tempat dan menjawab semua pertanyaan Maggie dengan suara tenang.
"Begitulah."
"Bagaimana mungkin?" Ada nada sindiran yang dikenal Dale dari pertanyaan itu. Setelah dua hari membayangkan betapa angkuh dan menyebalkannya Maggie Russell, Dale mulai merasa akrab dengan semua kesinisan wanita itu. Aneh jika Maggie berbicara dengannya di telepon seperti seorang teman yang baik.
"Kau tidak pernah mengenal Kate sebelumnya," lanjut Maggie. "Kau tidak mungkin merasakan hal yang sama mengetahui kalau dia menghilang."
Dale berdeham. "Kate mungkin tidak pernah mengatakan padamu, tapi aku telah mengenalnya saat dia masih berusia belasan tahun."
"Oh Tuhan!"
Dale mendengar keterkejutan dalam suara Maggie yang membuatnya penasaran. "Kenapa?"
"Tolong jangan katakan kau salah satu dari sekian banyak pria yang terlibat hubungan dengan adikku!"
Dale tertawa, anehnya suara tawa itu membuat wajah Maggie langsung merona.
"Adikmu wanita yang cantik dan manis," aku Dale secara terang-terangan. "Semua pria menyukainya."
"Well, kalau begitu kau seharusnya aku tidak perlu melibatkanmu dalam penyelidikan ini."
Kedua alis Dale langsung bertaut setelah mendengar sarkasme itu. Suasana yang sebelumnya hangat kembali setegang biasanya.
"Apa? Kenapa begitu?"
"Karena kalau kau mencampurkan masalah pribadimu dengan Kate, pencariannya tidak akan berjalan dengan cepat."
"Itu konyol! Tidak ada hubungannya antara penyelidikan ini dengan keterlibatan hubunganku dengan adikmu."
"Aku mengerti. Kau mengambil kesempatanmu yang lain untuk masuk kembali dalam kehidupan Kate. Dengar detektif! Aku tidak peduli bagaimana kau menyukai adikku, kalau kau tidak bisa menemukannya lebih cepat, aku secara khusus akan meminta Hugh untuk mencari seseorang yang akan menggantikanmu untuk mencari adikku."
Kernyitan terbentuk di seputar dahi Dale saat ia tetap membisu ketika mendengar wanita itu bicara. Semua dikatakan Maggie terdengar konyol dan tidak masuk akal.
"Apa yang kau bicarakan?"
Jauh sebelum Dale mendapat respons untuk pertanyaannya barusan, Maggie telah memutuskan sambungan telepon itu. Dalam waktu beberapa detik, Dale hanya memandangi ponselnya. Tiba-tiba suasana hatinya berubah keruh. Baru saja Dale berpikir bahwa mungkin Maggie tidak seburuk yang dipikirkannya. Tapi, setelah mendengar ucapan terakhir wanita itu dan sikap kurang ajarnya menutup telepon Dale, membuat Dale menarik kembali anggapannya barusan. Maggie tidak lebih baik dari Kate. Wanita itu seperti mimpi buruk. Apa ia sudah gila ketika memikirkan betapa menyenangkannya bicara dengan Maggie? Tentu saja, Dale pasti sudah gila.
Berusaha meredam kekesalannya terhadap Maggie, Dale menutup laptopnya kemudian bergerak menuju kamar tidur dan berbaring di sana. Ia harus berusaha keras untuk mengusir bayang-bayang tentang Maggie Russell dalam benaknya sebelum jatuh tertidur. Peduli setan dengan wanita itu.