Karin POV. “Mami gak mau lihat tempat kos aku?” tanyaku tanpa perlu bertanya pada papiku. Papi pasti menjawab tidak bisa, karena ada pekerjaan mengurus negara. Sudah banget aku soal ini. “Biar Wingky yang gantikan mami. Lagi pula kalo tempat kosnya mahal, tentu tempatnya bagus, mami tau seleramu” jawab mami. Aku menghela nafas. Percuma aku tanya lagi, setelah melihat bang Wingky menggeleng pelan menatapku. Rasanya percuma aku masuk universitas negeri, kalo reaksi kedua orang tuaku, seperti ini. Apa karena aku masuk lewat jalur undangan?, tapikan tetap gak mudah, aku harus terus berada di peringkat 5 besar sekolah selama aku menempuh pendidikan SMA, dan tentu tidak mudah agar posisiku tidak bergeser dari posisi peringkat pertama kelas. “Kar, langkahmu masih panjang untuk jadi dokter g