46. Diam

1036 Kata

Hening, Anggi tampak fokus dengan mie ayam yang tinggal sepertiga mangkuk. Ia abai pada pertanyaan Luka padahal tempat duduk mereka tak jauh. Hanya berbeda satu tempat duduk saja. Luka hanya bisa mengembuskan napas panjang. "Cel, nggak kurang pedes kuahnya?" tanya Anggi setelah kembali mencicipi kuah mie ayam milik Marcelo. "Nggak, udah pas." Marcelo gantian mencicipi kuah mie ayam milik Anggi. Marcelo langsung terbatuk-batuk setelah mencicipi kuah itu. Lidahnya seperti terbakar dan air matanya keluar. Anggi dengan cepat memberikan air minumnya. Hati Luka semakin meradang saat ini. "Apaan sih! Kamu itu mau makan mie ayam atau makan sambal? Heran aku, nggak berubah sama selera pedas," keluh Marcelo setelah tidak batuk lagi. "Aku emang suka pedas, tapi mulutku nggak pedas," kata Anggi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN