Anggi hanya diam mematung saat ini. Ia ingin marah, tetapi Mbok Padmi dan Pak Solihin bahagia saat Luka mengatakan hendak ikut ke rumah Anggi. Padahal, susah payah menolak Prabu dan Syafira untuk tadi saat hendak mengantarkannya. Kesialan justru terjadi dan Luka memang punya tiket. "Aku duduk di sana, ini Mbok sama Bapak duduk dekatan. Oh, punya Anggi ini kok bisa duduk dekat dengan Pak Luka?" Marcelo bersikap seolah-olah tidak tahu apa pun. "Awas kalo kamu ternyata ikut dalam konspirasi ini," kata Anggi yang saat ini masih sangat marah pada Luka. "Mbak Anggi nggak boleh gitu." Padmi membela Marcelo dengan senyum lebar. "Mbok dan Bapak suka kalo Mas Luka ikut ke rumah. Justru biar rumah jadi ramai," bela Mbok Padmi membuat Luka jumawa saat ini. "Ya," jawab Anggi singkat karena kereta