Mila memandangi bosnya dengan pandangan takut. Mila semakin merasa kalau bosnya benar-benar kerasukan. Pasalnya bosnya semakin banyak tersenyum dan semakin berkurang kadar ketusnya. Mila semakin merasa ada yang tidak beres dengan bosnya. "Pak, saya mau menyampaikan undangan dari Bapak saya, Bapak Panji Armoko. Bapak Panji mengundang Bapak.." Kalimat Mila pun terhenti karena Adriel meminta Mila untuk berhenti berbicara menggunakan bahasa isyarat dengan mengangkat sebelah tangannya. "Saya pusing dengar ucapan kamu, Pril. Bapak mengundang Bapak. Coba kamu ganti panggilan kamu ke saya jadi Adriel aja biar saya gak bingung." Mila dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Gak bisa dong. Nanti saya gak sopan main manggil nama. Bapak kan bos saya dan lebih tua dari saya." Adriel memandang datar