Aku Salah Apa?

1301 Kata

‘Embun sadar’ itulah kalimat terbaik yang aku tunggu, selama beberapa hari ini. Semalam, akhirnya Embun bangun. Aku yang sedang di temani Bunda, langsung masuk untuk melihat kondisi Embun. Kami berdua menangis bahagia, setelah melihat benar-benar jika Embun sudah membuka mata. Meskipun masih sangat lemah, namun Embun sudah bisa merespon apa yang aku ucapkan. Ada satu hal, yang membuatku merasa sangat bersalah padanya. Ketika dia menyebut-nyebut ‘Yayah’, yang di maksud Embun adalah Mas Reiga. Dia menanyakannya, menanyakan dimana orang yang selama ini di panggilnya ‘Ayah’ “Hari ini jadi bertemu sama keluarga pendonor mata, Nak?” tanya Bunda Aisyah, saat kami berdua sedang sarapan. “Jadi Bun, nanti Om Faiq yang mau nemenin Hani. Sekalian langsung, bertemu sama keluarga pasien yang akan jad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN