Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Papa dapat dari mana soal informasi apartemen yang Renata tinggali?" "Soal itu sekarang bukan hal penting. Yang terpenting itu adalah bagaimana caranya kamu menjelaskan kalau sudah membohongi papa dan mama selama beberapa bulan ini, Renata!" geram Gunawan. "Rena gak bohong pap, Rena tinggal di sini sendirian," rengek Renata saat Papanya sama sekali tidak memercayai perkataan Renata. Tangan Gunawan sudah mengudara, bersiap untuk menampar Renata kembali. Namun Ranita sudah lebih menangkap tangan itu, berusaha menahan sekuat tenaga supaya tidak jatuh di pipi anak kesayangan mereka. "Sudah Pa, cukup! Kasian Renata, dia baru aja recovery setelah kecelakaan. Biarkan dia menjelaskan dulu semuanya. Papa jangan mudah tersulut emosi, please." "Awalnya papa sudah memaafkan kebohongan soa