Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Marcell mendekati Renata dan menyampirkan jasnya di kedua pundak Renata, sambil membisikkan kalimat yang membuat Renata akhirnya mau dibujuk untuk turun dari rooftop. "Kamu bebas mau sampai besok juga nggak masalah kalau mau diam di sini, tapi satu pesanku jangan pernah terpikirkan untuk meloncat ke bawah. Karena aku tidak mau berita tentang kamu dimuat di surat kabar dan membawa-bawa nama perusahaanku." Renata mencubit kuat pinggang Marcell hingga Marcell meringis kesakitan. "Kamu pikir otakku selabil itu? Aku masih pengen hidup lebih lama lagi mister CEO," ujar Renata masih tetap dalam dekapan Marcell. Pelukan dan aroma tubuh Marcell membuat perasaan Renata lebih tenang. Dalam diam hatinya merindukan aroma tubuh ini. Aroma tubuh Marcell pun mampu membuat Renata berhenti sese