Fifteen

1894 Kata

Dua hari berlalu. Ini adalah hari keempat kepergian Bisma ke Dubai. Dan sejak malam itu, aku tak pernah mendapat kabar darinya. Kak Reza? Dia masih sering menerorku. Dia sering ke kampusku, menungguku pulang kuliah meski selalu berakhir perdebatan dengan kak Brian. "Sayang!" Panggilan itu membuyarkan lamunanku. Aku menutup buku di hadapanku kemudian beralih menatap Ibu yang kini berdiri di pintu. "Ada apa, Bu?" tanyaku. "Nak Bisma menunggumu di bawah. Segeralah temui dia. Kamu pasti merindukannya." Ibu. Bisma? Hh! Ku kira dia sudah lupa denganku. Untuk apa dia kesini? "Mau apa dia kesini, Bu?" tanyaku dengan nada malas. "Ya menemui tunangannya lah. Apa lagi?" Ibu. Ckk.. Aku berdecak kesal mendengar kalimat ibu. Tunangan? Bahkan aku tak yakin jika Bisma masih mengingatku setelah e

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN