Ana jelas saja tidak mau mengakui dugaan Mihra barusan. Semua fakta tersimpan hanya di dalam hatinya, dia belum memberitahu siapa - siapa. "Nggak gitu maksudku .." Ana masih berusaha menolak fakta yang disebut adiknya barusan. Dia tidak mau dituduh mentah -mentah seperti itu, Mihra terlalu cepat mengambil kesimpulan pikirnya, walau bisa saja itu kebenaran. "Ckk ... jadi cemana mau kakak, maunya dibilang bekawan, tapi kakak marah - marah dia nggak balas wa kakak. Nggak usah jauh lah, kalo kak Susi nggak balas wa kakak dua hari, ada kakak block nomornya? Ada kakak maki - maki dia? Lebih lama pun kakak bekawan sama kak Susi itu dari pada sama bang Kana, ya kan?" "Nggak usah kau panggil - panggil dia abang, jauh lebih tua kau dari dia," jawab Ana, bukannya fokus dengan ucapan Mihra yang seb