Happy Reading!!!!
_________
Sebuah ruangan terlihat gelap dan seseorang menerobos masuk ke ruangan itu sepelan mungkin tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Kakinya melangkah perlahan kemudian tangannya terulur hingga lampu tiba-tiba menyala.
"Ngapain kamu ngendap ngendap kayak maling masuk ke kamar orang?" Tanya Felix sambil menatap Lucy yang kepergok nyelonong masuk ke kamarnya.
"Mau ketemu kamu" jawab Lucy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat kelakuan nya ketahuan oleh Felix.
Felix menghembuskan nafas lalu bergerak duduk dan menepuk tempat di sampingnya.
"Sini duduk" katanya.
Lucy tersenyum dan perempuan itu langsung melompat ke kasur sebelah Felix seperti bocah lima tahun.
"Kamu kenapa masuk ke kamar ku hmm...?" Felix menarik leher Lucy dan menjepitnya di ketiak sambil menarik hidung perempuan itu.
"Tadinya mau ngerjain kamu eh malah ketahuan" Jawab Lucy sembari berusaha lepas dari jepitan ketiak Felix.
"Lain kali gak boleh kayak maling ya. Untungnya kamu kemari gimana kalau kamar cowok lain terus kamu di apa apain kan bahaya"
Lucy mengerucutkan bibirnya kemudian memeluk lengan Felix "Aku tadi mimpi buruk terus pas mau tidur lagi gak bisa" katanya beralasan.
Felix mengusap kepala Lucy sambil terkekeh pelan "Terus kamu kenapa malah ke sini coba?"
"Cari teman" sahut Lucy tanpa dosa. Tengah malam mengendap endap seperti maling dan membangunkan seorang pria. Felix menghela nafas rendah, Lucy memang selalu menguji mentalnya untung Felix bisa mengendalikan diri.
Tangannya di lepaskan dari pelukan Lucy beralih dia mendekap Lucy dan menarik selimut lalu bergerak untuk mencari tempat nyaman untuk berbaring.
"Tidur. Besok harus bangun pagi sebelum kerja lagi" ucap Felix sambil memejamkan matanya. Namun sebuah tangan justru terasa mengusap wajahnya dengan gerakan lembut. Saat felix membuka mata Lucy tengah tersenyum manis ke arahnya.
"Suka deh liat kamu kalo lagi merem" ujarnya.
"Shhhtt.. Tidur Lucy ini udah malam kamu jangan buat yang lain ikutan bangun juga dong" Gerutu Felix. Lucy bergerak dalam pelukan Felix mendorong kepalanya ke d**a bidang Felix mencari kehangatan di sana. Felix tersenyum dan semakin mendekap Lucy lebih erat.
Sembari mengusap kepala Lucy hingga perempuan itu akhirnya bisa tidur lagi. Felix akan memejamkan matanya juga jika Lucy tidak bergerak gelisah dalam dekapannya.
"Lucy hei?" Panggil Felix. "It's okay aku disini jangan takut" Felix berusaha menenangkan hingga cukup lama akhirnya Lucy bisa tenang kembali.
Felix memejamkan matanya sembari menghembuskan nafas Lalu mengecup kening Lucy cukup lama. Felix sekarang takut, sejak kecelakaan itu Lucy sering seperti ini. Bayangan mengerikan sepertinya selalu menghampiri mimpinya. Tangannya mengusap bahu Lucy seperti ibu yang menenangkan bayinya.
Sejak Lucy kembali ke indonesia dan malah langsung bertemu dengan Gama sejujurnya itu membuat Felix gelisah. Semoga saja ketika Lucy mengingat semuanya tidak akan terjadi apa-apa. Sebisa mungkin Felix akan menjaga Lucy sepenuh hati.
____
Ke esokan harinya Lucy yang baru saja bangun sudah tidak melihat keberadaan Felix di sampingnya padahal dia ingin melihat Felix yang masih memejamkan mata tapi sepertinya tidak bisa karena tunangannya itu sangat rajin bangun pagi.
Dirinya yang seorang wanita saja kalah.
Tak lama Felix keluar dari kamar mandi terlihat lebih segar dengan rambut basahnya.
"Sudah bangun" ucap Felix sembari menuju ke walk in closet.
Lucy turun dari tempat tidur berjalan ke arah kamar mandi membersihkan wajah agar lebih segar kemudian keluar kembali dan melihat Felix sudah memakai pakaiannya. Celana kain hitam dan kemeja putih.
"Sepagi ini udah mau kerja?" Tanya Lucy.
Felix berbalik mencubit kedua pipi Lucy "Pagi apanya sih sayang.. Ini udah jam tujuh loh" jawabnya gemas.
Lucy mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipinya. "Kapan sih kamu punya waktu buat aku masa tiap hari kerja mulu akunya terus kapan dong?"
"Sini aku peluk" Felix nerentangkan tangan.
"Gak mau. Masa peluk aja tiap ketemuan. Bosan ah!"
Felix terkekeh geli dia melangkah beberapa kali lalu mendekap Lucy dari belakang. "Ih ngambek jadi jelek loh nanti"
Lucy berbalik mendorong wajah Felix menjauh darinya "Menjauh sana. Kamu bilang aku jelek kan!" seru dia. Felix menggaruk kepalanya.
"Terus aku harus ngapain dong biar kamu gak marah. Kamu cantik kok aku jadi gemes pengen gigit kamu jadinya" Goda Felix.
Lucy menatap Felix "Kamu gak peka banget sih jadi cowok!" geram Lucy menghentakkan kakinya kesal ke lantai. Felix di buat bingung oleh tingkah lucy di waktu yang begitu pagi ini.
"Lah aku salah apa?" Tanya Felix yang memang tidak tau di mana kesalahannya.
"Ih dasar nyebelin!"
Felix dengan bodohnya menatap Lucy yang berjalan menjauh tanpa tau apa yang membuatnya tidak peka. Kira-kira apa yang lucy maksud ya?
Tiba-tiba Felix membulatkan matanya lalu mengejar Lucy yang hampir tiba di pintu. Menarik sebelah tangan Lucy hingga perempuan itu berbalik, tak butuh waktu begitu lama untuk Felix menyadari maksud kalimat Lucy yang tadi.
Lucy mengalungkan tangannya di leher Felix begitu bibir mereka saling bertemu mengalun lembut menikmati satu sama lain.
"Ini kan yang kamu inginkan?" Tanya Felix dengan jahil begitu ciuman mereka lepas. Felix di buat gemas dengan tingkah Lucy hari ini, kembali Felix menyuruh Lucy menatapnya lagi dan melanjutkan ciuman itu.
Felix mendorong pelan bahu Lucy untuk menghentikan ciumannya yang mulai memanas.
"Udah takutnya nanti malah kebablasan" tegur Felix sambil mundur dua langkah memperbaiki kancing baju yang dibuka oleh tangan Lucy.
Akhir-akhir ini Lucy sepertinya ingin sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman panas tapi sebelum pernikahan nya di lakukan Felix akan berusaha tidak menyentuh Lucy duluan.
Ada gurat kekecewaan di wajah Lucy saat felix menghentikan kegiatan nya. Felix kembali mendekati Lucy mendaratkan kecupan hangat di kening Lucy.
"Percaya sama aku. Setelah kita menikah nanti aku janji kita akan melakukannya lebih dari sekedar ciuman aku bahkan bisa membuatmu berteriak memohon ampun di bawahku. untuk sekarang aku hanya tidak ingin melakukan ini padamu sebelum kita di resmikan" ucap Felix berbisik di telinga Lucy.
Felix menatap wajah Lucy. Felix tidak mau lucy lebih terluka lagi saat ingatannya kembali. Jika Lucy tau yang di cintainya bukan dirinya melainkan adalah Gama pasti Lucy juga akan membenci nya. Perasaan itu selalu menghantui, Felix tidak mau di benci oleh Lucy. Jangankan di benci, telfon yang tidak di angkat saja sudah mampu membuatnya sangat khawatir.
"Pernikahan kita tinggal empat bulan lagi, kamu sabar ya" Felix mengusap rambut Lucy berusaha memberikan pengertian.
Lucy mengangguk sambil memaksakan seulas senyum di bibirnya.
"Apa aku kelihatan banget ya kalau pengen?" katanya to the point tanpa niat mau menyembunyikan apa yang ingin dia katakan.
Felix tertawa, Lucy memang selalu ceplas ceplos tanpa saringan kalau bicara. Bahkan dia mengaku jika ingin melakukan hubungan layaknya wanita dengan pria. Felix penasaran sebenarnya siapa yang membuat Lucy nya jadi seperti ini.
"Empat bulan lagi dan kamu akan merasakanya. Percaya deh kalau aku bukan cowok lemah. Tapi nanti pas kita udah nikah kamu akan tau siapa aku sebenarnya" Felix mengangkat wajahnya tinggi berlagak sombong sebelum dia mengaduh karena lucy menggigitnya di pergelangan tangan.
"Ih bakalan pasti rabies ini" gerutu Felix.
Lucy tertawa kemudian perempuan itu berlari keluar dari kamar Felix. Felix mendesah lega.

_________
Oh ya jangan lupa bantu share cerita ini ke temen kalian ya
ILY
❤❤❤❤